Siap Hadapi Tantangan

Seorang hamba Tuhan yang melayani di Kalimantan, Mulyana (32 tahun) (bukan nama sebenarnya), menceritakan tantangan yang dihadapinya dalam pelayanan.

"Saya merintis pelayanan ini sejak Januari 2000. Dan sejak saat itu banyak tantangan yang saya hadapi. Pada bulan Agustus 2004, beberapa orang yang tidak suka terhadap perkembangan kekristenan melakukan tindakan pelecehan dengan cara membakar Alkitab di tengah-tengah lapangan bola. Pihak berwajib yang menyelidiki kejadian itu hingga kini tidak bisa memutuskan tindakan apa yang harus diambil.

Sebagai seorang teman baik, saya menawarkan untuk berdoa baginya. S menyambut tawaran saya dengan hangat dan penuh harap. Saya mengajak 7 orang rekan untuk bersama-sama mendoakannya. Di rumah itu kebetulan hadir pula pengurus "tempat ibadah agama lain" saat kami mendoakan S. Kesehatan S berangsur-angsur membaik.

Berita tentang saya mendoakan S tersebar di pasar. Ketika saya sedang membeli ayam potong, sang penjual melontarkan pertanyaan, "Apakah S telah menjadi Kristen?" Saya menjawab bahwa tidaklah mudah untuk bisa memperoleh keselamatan surgawi, ada harga yang sangat mahal, tetapi Kristus telah membayarnya dengan lunas dengan darah-Nya di atas kayu salib bagi yang mau percaya kepada-Nya.

Sang penjual ayam tidak suka dengan jawaban saya dan menjadi marah. Ia mengacungkan parangnya ke wajah saya sambil mengancam akan membunuh. Ketiga teman sang penjual ayam itu ikut- ikutan mengacungkan parang ke wajah saya. Situasi menjadi ricuh. Orang-orang suku setempat hendak memberikan perlawanan terhadap mereka yang mengancam saya dan ini bisa mengakibatkan sebuah konflik besar.

Salah satu jemaat saya berlari kencang memanggil pemuka adat guna melerai kedua pihak yang bersitegang. Kami mengakhiri situasi itu dengan menuruti permintaan pihak "agama lain" bahwa kekristenan tidak boleh masuk di daerah PHI, kecuali PHU.

Namun demikian, S justru menyerahkan hidupnya kepada Kristus dengan penuh keikhlasan. Hal ini tidak berarti tantangan berlalu begitu saja. Pada bulan April 2008 yang lalu, saat kami melakukan kegiatan ibadah, seseorang memadamkan lampu dan kemudian berlari. Seorang jemaat mengejarnya dan terjadilah pergulatan, ternyata sang pelaku ini adalah suruhan pemuka "agama lain".

"Saya tahu masih akan ada banyak tantangan besar yang akan saya hadapi, tetapi saya tidak gentar sebab saya tahu bahwa tantangan besar berarti kemenangan besar. Saya akan terus melakukan pelayanan hingga Tuhan menjamah mereka. Doakan terus pelayanan kami."

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama buletin : Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009
Penulis : Tim The Voice of the Martyrs
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2009
Halaman : 7

Dipublikasikan di: http://kesaksian.sabda.org/siap_hadapi_tantangan

Komentar