RSS Blog SABDA

Syndicate content Blog SABDA
Melayani untuk berbagi
Updated: 5 days 13 hours lalu

Cari Tahu Kehendak Tuhan: Catatan Seru dari YLC Juli 2025

Jum, 09/19/2025 - 10:00

Bersyukur banget bisa ikut lagi di SABDA Youth Learning Center (YLC) Juli 2025. Tema kali ini Cari Tahu Kehendak Tuhan yang bener-bener related sama apa yang banyak anak muda rasain. YLC berlangsung pada 28–30 Juli 2025 lewat 2 WAG dengan total 33 peserta dari berbagai daerah. Saya bersyukur menjadi mentor selama tiga hari dalam diskusi ini, dan bikin saya banyak bersyukur sekaligus belajar dari teman-teman peserta YLC.

Hari pertama, diskusi dibuka dengan pertanyaan “Kalau Alkitab bisa ngomong, kayak teman akrab yang bisa diajak ngobrol dan ngasih jawaban atau nasihat atas masalah kamu, kira-kira kamu bakal gimana? Mau dengerin nasihatnya nggak? Kenapa?” Beberapa peserta cerita kalau firman Tuhan beneran ngebantu waktu mereka susah. Aku jadi ingat kalau Alkitab nggak cuma buat cari jawaban sesaat, tetapi menjadi sahabat yang harus kita ajak ngobrol tiap hari biar hidup makin jelas dan terarah.

Hari kedua, kami membahas gimana caranya dengar suara Tuhan. Kebanyakan peserta menjawab deket sama Tuhan. Makin dekat, makin peka. Kuncinya hati terbuka dan taat. Ada yang cerita awalnya bingung bedain suara Tuhan, tetapi lewat doa dan baca Firman suara-Nya makin jelas. Aku jadi inget kita harus rutin deket sama Tuhan, bukan cuma pas lagi butuh.

Beberapa peserta juga nyoba tip sederhana: menyediakan waktu hening setelah doa, matiin notifikasi HP, dan baca Firman pelan-pelan. Malamnya, ada yang bilang, “Kak, aku coba diam setelah doa dan rasanya tenang banget.” Ini bikin saya yakin, walaupun diskusinya belum rame, pesan utama tetap tersampaikan. Puji Tuhan!

Hari terakhir, peserta sepakat Tuhan nggak lihat jenis karier, tetapi motivasi dan cara kita jalanin hidup. Karier apa pun bisa memuliakan Tuhan asal hati tulus dan jujur. Mereka juga berkomitmen ambil langkah kecil kayak rutin doa, baca Alkitab, dan hidup taat supaya hidup makin nyambung sama kehendak Tuhan dan bikin Yesus bangga.

Paling seru pas diskusi di grup WhatsApp masing-masing. Rasanya kayak mini curhat session … hehe. Beberapa mulai buka-bukaan cerita pergumulan mereka. Namun, saya lihat ada juga yang masih ragu buat share pengalaman pribadi. Kebanyakan tanggapan masih umum dan belum saling balas sharing. Diskusinya masih terasa searah: mentor tanya, peserta jawab.

Dari pengalaman ini, saya mengambil tiga pelajaran penting:
1. Alkitab itu kayak GPS hidup kita, jangan lupa buka tiap hari biar nggak nyasar.
2. Semakin dekat sama Tuhan, semakin jelas kita bisa denger suara-Nya.
3. Tujuan hidup bukan cuma soal sukses dunia, tetapi gimana kita bisa memuliakan Tuhan lewat hidup kita.

Nah, itu tadi serunya perjalanan diskusi kita dalam diskusi SABDA YLC Juli. Kiranya apa yang saya bagikan ini bisa menjadi berkat. Yuk simak arsipnya di situs SABDA Youth.

Jawaban Doa: Awal Perjalanan Melayani di SABDA

Kam, 09/18/2025 - 10:00

Oleh: Anastasya Gladly

Halo Sahabat SABDA, bagaimana kabarnya? Tentunya senantiasa dalam penyertaan Tuhan ya. Perkenalkan nama saya Anastasya Gladly Nadya Santo, saya lulusan dari salah satu universitas di Solo jurusan Pendidikan Ekonomi. Puji Tuhan! Saat ini, saya sedang menjalani masa percobaan selama 2 bulan di Yayasan Lembaga SABDA, dan bergabung dalam tim SABDA Labs. Bagi saya, berada di titik ini adalah jawaban doa bagi saya.

Setelah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi, saya sempat merasa khawatir akan masa depan. Melihat teman-teman seangkatan sudah bekerja, muncul pertanyaan “Tuhan aku kapan bisa bekerja?” Namun, saya ingat bahwa waktu Tuhan selalu yang terbaik. Ia pasti menjawab doa saya. Salah satu pokok doa yang saya doakan adalah mendapatkan pekerjaan tetap sebelum saya diwisuda. Tuhan Yesus benar-benar baik, Dia menjawab kerinduan saya, sebelum SK Yudisium terbit, kini saya telah menjalani masa percobaan bekerja di SABDA.

Awalnya, saya khawatir tidak bisa beradaptasi dan takut tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan karena hal yang berbeda dari latar belakang pendidikan saya. Namun, khawatir dan overthinking semakin hari semakin berkurang. Rekan kerja di SABDA begitu sabar dalam membimbing dan menjelaskan setiap tugas yang harus saya kerjakan.

Selama masa percobaan ini, saya belajar banyak hal baru yang tidak saya dapatkan di bangku perkuliahan. Banyak orientasi yang harus saya ikuti dan pelajari. Meskipun masih beradaptasi dan bingung, saya terus belajar dan meminta hikmat Tuhan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan.

Salah satu tugas yang diberikan kepada saya adalah melakukan QC aplikasi yang dikembangkan SABDA melalui tim SABDA Labs. Ketika dijelaskan secara teori, saya merasa bingung. Namun, setelah mempraktikkannya, saya menjadi paham dan senang melakukannya. Saya diminta QC beberapa aplikasi dan menuliskan secara detail kendala dalam menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, terdapat tugas yang menjadi tantangan bagi saya, yaitu membuat notulen. Sebenarnya, tugasnya mudah, hanya mencatat saat daily scrum ataupun rapat. Namun, banyak sekali istilah teknis berupa kata asing yang baru saya dengar. Hal ini membuat saya kesulitan dalam mencatat dan menimbulkan banyak kesalahan dalam penulisan.

Saya sangat bersyukur dapat bergabung melayani di SABDA. Saya berharap dapat semakin diperlengkapi dalam melayani dan bertumbuh dalam Kristus. Kiranya SABDA senantiasa menjadi berkat bagi setiap orang dan setiap proyek yang dikerjakan dapat menjadi alat untuk memuliakan nama-Nya. Mari Sahabat SABDA baca blog-blog yang lainnya juga ya. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.

Membedah Kitab Amsal – Kitab yang Penuh Wisdom/Hikmat

Sen, 09/15/2025 - 10:00

Puji Tuhan! Senang bisa menyapa Sahabat SABDA kembali melalui tulisan saya ini. Kali ini, saya akan membagikan ucapan syukur ketika saya menjadi moderator dalam Kelas Bedah Kitab Amsal (BKA), yang diselenggarakan oleh SABDA Ministry Learning Center (MLC). Kelas yang membedah Amsal 1–10 berlangsung pada 2–9 Juli 2025 via WA. Sebanyak 84 peserta mengikuti kelas ini, dan pada akhirnya ada 73 peserta yang lulus. Puji Tuhan!

Diskusi berlangsung selama 5 hari, dengan pembahasan 2 pasal setiap harinya. Menariknya, setiap hari, peserta menggali Amsal ini dengan langkah-langkah yang bagus, yaitu:
1. Mengambil pelajaran penting dari kata “Hikmat” yang didapatkan dari 2 pasal yang dibaca pada hari itu.
2. Membaca kembali 2 pasal tersebut, dan ketika menemukan kata “hikmat atau kata gantinya”, peserta bisa membacanya dengan “Yesus/Kristus” dan membagikan bagaimana mereka belajar untuk melihat Kristus melalui dua pasal itu.
3. Membagikan aplikasi dari pelajaran yang didapatkan dan mencantumkan referensi-referensi yang dipakai sewaktu menggali.

Meskipun berperan sebagai moderator kelas, saya banyak belajar dari penggalian peserta maupun dari penggalian pribadi yang saya lakukan. Penggalian-penggalian ini juga diperkaya dengan diskusi peserta yang berlangsung di kelas. Saya banyak belajar melalui kelas ini. Salah satunya adalah tentang takut akan Tuhan (Amsal 1:7). Takut di sini bukan takut karena seram, tetapi saya harus menghormati Dia dengan kekaguman dan penghormatan yang kudus, sebab Dia mulia dan kuasa-Nya besar. Saya juga belajar bahwa sumber hikmat adalah Tuhan sendiri. Jadi, saya harus bisa menggunakan hikmat pada waktu yang benar, cara yang benar, situasi yang benar, dan dalam kebenaran. Karena saya tahu Kristus adalah hikmat, maka saya mau belajar rendah hati, tidak keras kepala, dan mau berubah kalau diingatkan dan terbuka dengan didikan dari Kristus. Amin.

Demikian sedikit cerita dari saya tentang keseruan dalam memoderasi kelas BKA ini. Sahabat SABDA juga bisa mengikuti kelas MLC berikutnya dengan cara menghubungi kami di 0821-3313-3315. Informasi terkait kelas-kelas MLC dapat diakses di live.sabda.org dan Alkitab.co. Kami sangat menantikan kehadiran Sahabat SABDA.

Christian Counseling GPT: Saat AI Jadi Teman Curhat yang Ramah dan Alkitabiah

Kam, 09/11/2025 - 10:00

Halo! Saya Aldorei dari tim SABDA Labs. Sudah cukup lama saya belum nulis blog lagi ya … hehe. Jadi, kali ini, saya mau cerita sedikit tentang pengalaman mengikuti seminar #AITalks yang diadakan pada 28 Juli 2025, sekaligus sedikit kisah di balik layar pembuatan Christian Counseling GPT.

Christian Counseling GPT mulai dikembangkan sekitar Oktober tahun lalu. Ide awalnya lahir dari keprihatinan: banyak anak muda yang merasa kesepian dan butuh teman curhat, tapi belum tentu mereka siap berbicara langsung dengan orang lain. Dari situlah, kami terpikir untuk menciptakan alat bantu berbasis AI yang bisa menjadi “teman ngobrol” yang aman, netral, dan menguatkan secara rohani.

Tentunya, Christian Counseling GPT ini tidak seperti AI biasa. Kami menyematkan API dari Alkitab GPT supaya arah percakapannya tetap sesuai dengan nilai-nilai yang alkitabiah. Selain itu, AI ini juga dibekali system prompt khusus agar responsnya terasa ramah, empati, dan tidak menggurui.

Salah satu hal yang kami tekankan dalam seminar adalah bahwa AI bukan pengganti konselor manusia, tetapi AI bisa menjadi alat bantu awal yang sangat berguna, terutama bagi mereka yang masih ragu membuka diri kepada orang lain. AI bisa menjadi ruang curhat awal—netral, tidak menghakimi, dan memberi ruang untuk berpikir.

Menariknya lagi, Christian Counseling GPT juga bisa digunakan untuk hal-hal reflektif. Misalnya, untuk membantu seseorang memahami situasi yang sedang dialami, menggali perasaannya sendiri, atau bahkan belajar melihat kehadiran Tuhan di tengah pergumulannya.

Saya sempat bertanya ke beberapa teman soal kesan mereka setelah mencoba alat ini. Ibu Santi, salah satu pengguna Christian Counseling GPT, membagikan pengalamannya seperti ini:

“Yang saya alami, Christian Counseling GPT ini punya kemampuan merespons yang baik. Dia tidak menggurui, tidak banyak ngomong yang tidak perlu. Dia punya skill untuk menuntun saya lebih jelas mengenali permasalahan, kondisi saya dalam permasalahan tersebut, dan bagaimana saya melihat Tuhan melalui permasalahan saya. Menariknya lagi, alat ini mengajak saya untuk belajar menemukan hal berharga tentang Tuhan dan diriku sendiri dari peristiwa ini.”

Bapak Yudo sebagai salah satu pengguna Christian Counseling GPT, juga punya kesan serupa, tetapi dengan nuansa yang berbeda:

“Kesan saya menggunakan Christian Counseling GPT ini sangat menarik. Mirip dengan ngobrol bersama seorang konselor. Ia tidak memberi jawaban atas permasalahan yang saya ajukan, tidak buru-buru, dan memberi saya jeda untuk memikirkan situasi yang saya alami. Beberapa frasa seperti ‘pelan-pelan saja’ atau ‘perlahan saja’ kerap diulang dalam beberapa responsnya, tetapi itu justru menolong saya untuk belajar berpikir dengan tenang. Semakin dalam saya ngobrol dengannya, ada ayat atau contoh dari Alkitab yang diberikannya untuk menolong saya kembali kepada firman Tuhan.”

Beberapa peserta seminar juga langsung mencoba Christian Counseling GPT di tempat masing-masing. Namun, kita tetap perlu bijak. Ini adalah alat bantu, bukan sumber kebenaran mutlak. Konseling sejati tetap membutuhkan kehadiran manusia dan campur tangan Tuhan.

Jadi, mari kita tidak takut pada perkembangan teknologi. Justru, mari kita manfaatkan alat seperti ini untuk memperluas pelayanan dan menjangkau mereka yang mungkin belum berani bicara kepada sesama. Siapa tahu, percakapan sederhana lewat AI ini bisa menjadi langkah awal menuju penghiburan dan pemulihan sejati dalam Kristus.

Audio AI untuk E-Book “Penginjilan kepada Suku Digital”

Jum, 08/29/2025 - 10:00

Puji Tuhan, satu langkah maju kembali tercapai dalam pelayanan digital kita! Belum lama ini, tim SABDA Resources (SR) mengerjakan proyek audio AI untuk e-Book Penginjilan kepada Suku Digital. Proyek ini bukan sekadar mengubah teks jadi suara, ada banyak proses di balik layar yang membuat hasilnya layak untuk dinikmati dan dibagikan.

Ternyata, mengubah teks e-book menjadi audio dengan teknologi AI tidak sesederhana copy-paste, pilih suara, lalu klik “generate”. Tantangan teknisnya cukup beragam. Misalnya, kecepatan baca AI kadang tidak konsisten, muncul suara aneh di tengah kalimat, atau pelafalan kata asing yang jadi terdengar lucu saat dibacakan oleh suara beraksen Indonesia. Tanda baca juga memengaruhi intonasi, ada yang terdengar terlalu kaku, atau malah membuat AI berhenti terlalu lama.

Dari proses ini, kami belajar bahwa teks perlu banyak penyesuaian agar hasil audio terdengar alami. Kami memperbaiki ejaan fonetik beberapa kata, menyesuaikan spasi dan entering, bahkan kadang menghapus tanda baca tertentu supaya intonasi suara lebih mengalir.

Yang membuat proyek ini semakin menarik adalah kemajuan teknologi audio AI saat ini. Suara yang dihasilkan tidak hanya jelas, tetapi juga memiliki ekspresi dan intonasi yang terasa lebih hidup, seolah-olah kita benar-benar sedang mendengarkan seseorang berbicara dari hati.

Tentu, saya tidak mengerjakan proyek ini sendirian. Terima kasih untuk Nehemia, Immanuel, dan Yola yang telah bersama-sama mengolah teks dan memastikan kualitas akhir audio tetap terjaga. Hasilnya bisa kamu dengarkan langsung di situs e-buku.

Durasi audionya kurang dari 1 jam, waktu yang cukup singkat untuk mempelajari hal-hal penting tentang menjangkau Suku Digital. E-book ini membahas berbagai prinsip penting, di antaranya:
1. Memahami identitas dan karakteristik Suku Digital.
2. Mengerti bahasa dan media yang mereka gunakan.
3. Menyusun strategi kreatif untuk memberitakan Injil secara relevan.
4. Menyadari tantangan dan peluang besar pada era teknologi.

Mari kita baca, dengarkan, dan bagikan e-book ini, agar semakin banyak orang terbuka hatinya untuk terlibat dalam pelayanan digital. Siapa tahu, lewat satu kali share dari kita, ada satu jiwa yang diselamatkan.

Memperdalam Pemahaman Doktrin Alkitab di Kelas DAL

Kam, 08/28/2025 - 10:00

Setelah mengadakan kelas Pengantar Doktrin Alkitab (PDA) pada Maret 2025, Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas lanjutan Doktrin Alkitab Lanjutan (DAL). Kelas ini dirancang untuk membantu peserta menggali lebih dalam pemahaman tentang firman Tuhan, khususnya dalam aspek doktrin Alkitab. Modul DAL terdiri dari lima pelajaran penting: Inspirasi Alkitab, Kanonisasi Alkitab, Kitab-Kitab Apokrifa, Transmisi Alkitab, dan Iluminasi Alkitab. Sahabat SABDA yang ingin mempelajarinya lebih lanjut dapat mengakses materi lengkap PDA dan materi DAL di situs PESTA.

Sebanyak 91 peserta terlibat dalam kelas DAL yang dibagi menjadi dua kelas pagi dan dua kelas malam. Saya sendiri berkesempatan menjadi admin di DAL 1 (kelas pagi) dan DAL 4 (kelas malam). Kelas ini dimulai dengan pemaparan materi pada 23 Juli 2025 yang diikuti lebih dari 100 peserta, bukan hanya dari peserta kelas DAL, tetapi juga dari Sahabat SABDA yang ingin mengikuti sesi presentasi saja. Selain itu, pada 25 Juli 2025, juga diadakan sesi Office Hour via Zoom. Melalui sesi ini, peserta dapat bertanya dan berdiskusi lebih lanjut tentang materi-materi yang belum dibahas di kelas atau sudah didiskusikan dan ingin diperjelas lagi.

Sebagai admin, saya sangat bersyukur karena peserta di kelas yang saya dampingi cukup aktif dan menjaga komitmen. Dari 45 peserta, hanya 3 orang yang tidak lulus. Ini menjadi hal yang sangat menggembirakan bagi saya karena menunjukkan semangat belajar yang tinggi dari para peserta, meskipun mereka memiliki kesibukan masing-masing. Harapannya, di kelas-kelas berikutnya, semua peserta bisa lulus 100% dan bahkan bisa membagikan berkat yang mereka terima kepada orang lain.

Dalam sesi Evaluasi Kelas DAL yang berlangsung pada 30 Juli 2025, banyak peserta menyampaikan bahwa mereka ingin membagikan materi yang telah mereka pelajari di berbagai kesempatan, seperti di kelompok sel, ibadah pria/wanita/pemuda, materi katekisasi, atau bahkan kepada anak-anak Sekolah Minggu dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami. Kiranya setiap rencana baik ini dapat terwujud sehingga semakin banyak orang percaya bisa memahami dan mencintai firman Tuhan, serta menjadi pelaku firman dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Saya pribadi juga mendapatkan banyak berkat dari kelas ini, baik selama mendampingi kelas maupun dalam proses persiapannya. Saya semakin memahami bahwa Alkitab yang kita miliki hari ini adalah hasil dari proses yang panjang dan luar biasa, dimulai dari karya Roh Kudus yang mengilhami para penulisnya, proses kanonisasi, transmisi naskah, penerjemahan, hingga peran Roh Kudus dalam memberi pencerahan agar kita dapat memahami firman Tuhan dengan benar. Saya juga belajar mengenai kitab-kitab Apokrifa, yang meskipun tidak termasuk dalam kanon Alkitab, tetap memiliki nilai historis yang menarik untuk dipelajari. Sahabat SABDA bisa menyimak arsip pemaparan modulnya di situs SABDA Live. Sampai jumpa di kelas online SABDA berikutnya. Tuhan memberkati!

Se-Bangsa: Belajar dari Yesaya dan Paulus

Rab, 08/27/2025 - 10:00

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, semua staf SABDA melakukan Pendalaman Alkitab (PA) dengan visi se-Bangsa dari Yesaya 56:1-8 dan 1 Timotius 2:1-7. Dari dua bagian Alkitab ini, kami melihat kembali panggilan Allah bagi kami untuk menjadi berkat bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi bangsa, bahkan bagi segala bangsa. Selain menggali ayat firman Tuhan, kami juga membaca renungan dari e-Santapan Harapan (e-SH), yaitu bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh Scripture Union Indonesia dan dipublikasikan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA. Yuk, kita pelajari lebih lanjut!

Dari Yesaya 56:1-8, Yesaya memberikan pesan yang tegas bahwa keselamatan itu bukan eksklusif milik orang Israel. Orang asing bahkan orang-orang yang dianggap tidak layak, ternyata juga diundang Tuhan masuk ke rumah-Nya. Syaratnya apa? Taat dengan perjanjian Tuhan dan hidup sesuai kehendak-Nya. Dari ayat 7, saya mendapatkan pesan bahwa Tuhan ingin rumah ibadah jangan menjadi tempat yang eksklusif, tetapi terbuka bagi semua orang.

Dalam konteks era digital dan AI saat ini, pesan Yesaya sangat relevan. Teknologi bisa menjadi sarana Allah untuk mengajak orang dari berbagai bangsa dan latar belakang untuk mengenal Tuhan. Dunia digital telah membuka peluang agar rumah doa bisa menghubungkan orang-orang percaya lintas daerah untuk berdoa, belajar firman, dan bersatu dalam Kristus.

Rasul Paulus juga menasihatkan Timotius dalam 1 Timotius 2:1-7 agar doa tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi meluas untuk semua orang termasuk pemimpin, pemerintah, dan bangsa-bangsa lain. Doa sejati mencakup permohonan, syafaat, dan ucapan syukur. Ini menjadi refleksi bagi saya yang seringnya hanya mendoakan keluarga, pelayanan, atau kebutuhan pribadi. Paulus menegaskan bahwa Allah rindu semua orang diselamatkan (ay. 4), dan doa adalah salah satu cara untuk saya bisa mengambil bagian dalam rencana keselamatan itu.

Doa bagi bangsa bukan sekadar kewajiban rohani, tetapi bagian dari misi Allah. Saya juga belajar bahwa mendoakan pemerintah itu penting. Saya belajar untuk tidak hanya mengkritik atau mengeluhkan, tetapi juga menghadirkan bangsa di hadapan Allah. Lebih jauh lagi, saya diingatkan untuk terus mendoakan bangsa ini.

Dari dua renungan tentang se-Bangsa, saya belajar bahwa Allah berdaulat atas semua bangsa. Keselamatan terbuka bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya sehingga gereja dipanggil untuk terbuka dan menjadi rumah doa bagi se-Bangsa. Doa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi pemimpin, masyarakat, dan bangsa. Pada era digital, kesempatan ini makin luas karena teknologi bisa menjadi sarana menghadirkan doa bersama dan menyebarkan firman Tuhan.

PA se-Bangsa mengingatkan saya bahwa iman sejati berarti hidup bagi Tuhan, mendoakan bangsa, dan terlibat dalam misi Allah bagi se-Bangsa.

Mengajar Anak pada Era AI: Jangan Takut, Ayo Manfaatkan AI!

Sel, 08/19/2025 - 10:00

Teknologi terus berkembang pesat, dan kini kita hidup pada era AI yang telah memengaruhi banyak aspek kehidupan. Dalam konteks pelayanan anak, hal ini bisa terasa menakutkan. Mungkin muncul pertanyaan bagaimana jika anak-anak lebih tertarik pada teknologi daripada belajar firman Tuhan? Atau, apakah AI akan menggantikan peran kita sebagai pendidik dan pembimbing rohani? Dalam seminar Children Ministry in the Age of AI: Tools, Truth, and Transformation, narasumber Kelvin Kristianto mengajak kita untuk tidak terjebak pada rasa takut. Pertanyaannya bukan “takut atau tidak”, tetapi “bagaimana kita menggunakannya”.

AI hanyalah alat. Sama seperti kita pernah memanfaatkan proyektor, ponsel, atau media sosial untuk mendukung pelayanan, AI pun bisa menjadi bagian dari alat bantu kita. Dengan bantuan AI, kita bisa membuat bahan ajar yang lebih kreatif, menemukan gambar atau video yang memperkuat cerita Alkitab, hingga mencari ide permainan edukatif. Semua ini bisa mempercepat proses kerja, memberi kita lebih banyak waktu untuk fokus pada hal yang paling penting: membangun hubungan dengan anak-anak dan menanamkan nilai-nilai iman dalam hidup mereka.

Saya menyadari bahwa kita tetap harus waspada. Teknologi seperti AI dan platform digital lainnya memiliki sisi risiko. Sama seperti di platform Roblox, misalnya, semua orang bisa membuat konten, termasuk mereka yang punya motivasi buruk. Ada potensi munculnya materi yang tidak pantas untuk anak, dan inilah mengapa orang tua serta guru Sekolah Minggu perlu memahami cara mengatur dan membatasi akses. Tujuannya bukan untuk melarang anak menggunakan teknologi, tetapi untuk membekali mereka agar bisa menggunakannya dengan bijak dan aman.

Sebagai orang tua, saya merasakan betul bahwa tantangan pada era teknologi ini tidak bisa dihindari. Saya sadar, saya tidak bisa hanya melarang anak-anak menggunakan AI atau bermain di platform digital lainnya karena dunia mereka memang sudah ada di sana. Yang bisa saya lakukan adalah membimbing dan mendampingi mereka, memastikan bahwa mereka tahu cara menggunakan teknologi dengan bijak, aman, dan tetap sejalan dengan kebenaran firman Tuhan.

Saya belajar bahwa kuncinya adalah keterlibatan. Kita perlu tahu cara kerja fitur keamanan, mengatur pembatasan sesuai usia anak, dan yang paling penting, hadir bersama mereka, baik saat mereka belajar, bermain, maupun bertanya. Yang paling penting, saya ingin mereka memiliki hati yang kuat dan nilai iman yang kokoh, sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Teknologi, termasuk AI, bukanlah musuh. Jika digunakan dengan bijak, justru bisa menjadi partner yang membantu kita menyampaikan firman Tuhan dengan cara yang kreatif, relevan, dan penuh makna. Saya mengajak Sahabat SABDA untuk menyimak arsip video seminar ini di situs SABDA Live dan dapatkan inspirasi baru untuk mendampingi anak pada era AI.

Pengalaman Tim SABDA di IBYC 2025

Kam, 08/14/2025 - 10:00

Shalom Sahabat SABDA! Bersyukur, saya mendapat kesempatan untuk terlibat dalam tim SABDA yang menjadi fasilitator di salah satu kelas kapita selekta dalam event Indonesian Baptist Youth Conference (IBYC) 2025 di Convention Hall Terminal Tirtonadi pada 27 Juni 2025. Event akbar yang diadakan dua tahun sekali ini melibatkan lebih dari 1.000 pemuda-remaja Gereja Baptis Indonesia dari seluruh Nusantara, dan kali ini mengusung tema besar Let’s Move yang diambil dari Filipi 3:13-14.

Kelas kapita selekta yang dipimpin oleh SABDA bertema AI & Faith: Using Technology for God’s Glory, sebuah topik yang saya rasa sangat relevan pada era digital ini, khususnya bagi generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi. Ada tujuh orang yang bergabung dalam tim SABDA kali ini: Ibu Evie, Sdr. Tian, Sdri. Iyola, Sdri. Melisa, saya sendiri, serta Sdr. Keanrich dan Sdr. Devlin (staf magang dari Calvin Institute of Technology).

Dalam kelas ini, tiga orang dari tim kami menjadi pemateri yang mengajak peserta untuk belajar mengaitkan iman Kristen dengan teknologi AI. Ibu Evie membuka sesi dengan memperkenalkan SABDA serta gerakan AI-4-GOD! yang mengajak peserta untuk memuliakan Tuhan melalui penggunaan teknologi AI. Kemudian, Sdri. Melisa melanjutkan dengan pemaparan teknik prompting menggunakan metode “F.O.K.U.S.” (Format, Objektif, Konteks, User/UsageSpicy), sebuah pendekatan sistematis agar dapat menghasilkan respons AI yang lebih mendalam. Setelah Sdri. Melisa, giliran saya memperkenalkan dua produk berbasis AI dari SABDA, yaitu Alkitab GPT dan BaDeNo AI, untuk membantu peserta menggali firman Tuhan secara sistematis, interaktif, dan bertanggung jawab. Kelas kami ditutup dengan presentasi AI Squared yang mengajak peserta untuk belajar menggali Alkitab menggunakan bantuan AI oleh Ibu Evie.

Sungguh luar biasa melihat antusiasme sekitar 100 peserta remaja dan pemuda yang hadir di kelas kami. Mereka tidak hanya menyimak dengan penuh perhatian, tetapi juga mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Beberapa dari mereka bahkan bersemangat membagikan hasil generate mereka saat sesi F.O.K.U.S. dan AI Squared (seorang dari mereka, bahkan menyanyikan lagu rap dengan keren yang liriknya dibuat menggunakan ChatGPT). Semua hal ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar menangkap visi dari kelas ini: menggunakan teknologi bukan untuk kesenangan semata, tetapi untuk memuliakan Tuhan dengan cara yang relevan dengan zaman ini.

Kesan saya mengikuti IBYC 2025 ini sangat mendalam. Saya sungguh bersukacita melihat begitu banyak anak muda yang rindu untuk belajar dan bertumbuh dalam iman Kristen dengan memanfaatkan teknologi. Karena itu, mari kita terus bergerak, seperti seruan tema IBYC tahun ini: Let’s Move! — bukan hanya maju dalam iman, tetapi juga dalam menggunakan alat-alat AI yang tersedia untuk semakin mengenal Tuhan dan memberitakan kasih-Nya. Apabila Sahabat SABDA ingin mendapatkan materi AI-4-GOD!, silakan berkunjung ke situs SABDA AI atau bisa juga mengontak kami di 0881-2979-100. Salam AI-4-GOD!

Belajar tentang “AI dan Organisasi Anda”

Sen, 08/11/2025 - 10:00

Kehadiran teknologi AI benar-benar mengubah cara untuk menjalankan organisasi, termasuk yayasan Kristen. Pada era teknologi yang terus berkembang, para pemimpin Kristen dihadapkan pada dua pilihan penting, yaitu berani mengambil langkah transformasi dengan memanfaatkan AI, atau tetap bertahan dengan cara-cara lama yang sudah biasa dilakukan. Pilihan ini bukan sekadar soal teknologi, tetapi tentang bagaimana organisasi bisa tetap relevan dan berdampak bagi pelayanan pada masa depan.

Tepatnya pada 5 Mei 2025, Yayasan Lembaga SABDA mengadakan seminar #AITalks bertajuk AI dan Organisasi Anda. Acara ini dirancang untuk mengajak para pemimpin dan pengelola organisasi Kristen menilai sejauh mana kesiapan organisasi mereka dalam menghadapi perkembangan AI dan digitalisasi. Transformasi digital bukan hanya bertujuan membuat pekerjaan lebih efisien, tetapi juga untuk memperkuat visi dan misi pelayanan agar tetap menjangkau lebih banyak orang secara relevan pada zaman sekarang.

Yang membuat seminar ini terasa istimewa adalah karena juga menjadi momen pre-launching New Griya SABDA. Acara pre-launching ini berlangsung secara hybridon site dan online, serta dihadiri peserta dari berbagai kalangan. Antusiasme peserta jadi bukti bahwa semangat perubahan ini ditanggapi secara positif dan menjadi dorongan bagi banyak pihak untuk turut bergerak maju. Saya pribadi bersyukur bisa melihat antusiasme dari para peserta yang luar biasa.

Pelajaran penting yang saya dapat adalah bahwa jika pemimpin memilih tetap berada di zona nyaman tanpa berani berubah, organisasi bisa kehilangan banyak peluang dan akhirnya tertinggal. Karena itu, penting bagi kita semua, khususnya pemimpin Kristen, untuk membuka mata dan hati terhadap perkembangan zaman, dan mulai mengambil langkah nyata dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk memuliakan Tuhan.

Kiranya semua pemimpin dan pengelola organisasi Kristen semakin terdorong untuk terus belajar, mengevaluasi, dan mengembangkan kemampuan digitalnya. Dengan begitu, organisasi dapat bertumbuh dan melayani dengan lebih maksimal pada era AI yang menuntut kreativitas dan inovasi. Pesan saya, mari manfaatkan AI bukan sebagai beban atau ancaman, tetapi sebagai berkat dan sarana untuk memperluas Kerajaan Allah. Sahabat SABDA yang belum sempat mengikuti, silakan mengakses arsipnya di situs SABDA AI. Terima kasih, Tuhan memberkati.

Belajar tentang Meneruskan Amanat Agung Melalui SABDA Youth

Jum, 08/08/2025 - 10:00

Halo, saya Melisa. Saya senang bisa berbagi cerita tentang pengalaman saya ketika menjadi bagian dari tim admin acara SABDA Youth di Instagram Live @sabdaresources setiap Selasa malam. Melalui SABDA Youth sepanjang Mei, saya belajar berbagai topik yang menggugah iman dan membumi dalam kerangka tema besar Amanat Agung — perintah Tuhan kepada setiap murid Kristus untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia.

Minggu pertama tentang Why Do We Care? yang membawa saya menyelami pertanyaan mendasar: mengapa kita peduli? Saya mendengarkan bagaimana host dan guests mengajak kami merasakan keprihatinan Kristus atas jiwa-jiwa yang belum mengenal kasih-Nya melalui diskusi yang disampaikan. Rasanya, saya pun turut menjadi lebih peka terhadap panggilan melayani. Saya memahami bahwa Amanat Agung bukan hanya soal tugas, tetapi sebuah respons cinta atas kasih yang terlebih dahulu kami terima.

Minggu kedua mengangkat tema Tell Me About Jesus, saya mendengarkan bagaimana teman-teman berbagi kisah pribadi mereka mengenai Yesus. Saya belajar bahwa menyatakan tentang Kristus tak melulu lewat kata, tetapi juga lewat hidup yang mencerminkan kasih, pengampunan, dan harapan.

Minggu ketiga berdiskusi tentang Influencer for God!. Menjadi influencer punya makna baru buat saya. Tema ini mengingatkan saya bahwa setiap postingan, setiap cerita, bisa jadi sarana memberitakan Injil. Nah, pada saat episode terakhir berlangsung dengan judul Mission Accomplished!, saya merefleksikan diri: apakah misi itu selesai? Saya yakin Amanat Agung itu harus dikerjakan seumur hidup, bukan sekadar satu seri. Saya diperlengkapi untuk terus melayani, dengan setia menghadirkan platform di mana firman Tuhan bisa dibagikan, selama saya diberi kesempatan dan talenta.

Melalui rangkaian SABDA Youth sepanjang Mei ini, saya menyadari bahwa setiap peran, bahkan yang berada di balik layar, memiliki kontribusi besar dalam memberitakan Injil. Teknologi bukan sekadar media, teknologi adalah alat yang bisa dimanfaatkan untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Saya bersyukur bisa menjadi bagian kecil dalam pelayanan besar, dan saya berharap tulisan ini menginspirasi siapa saja yang membaca bahwa kita bisa ambil bagian dalam memuridkan dunia, sesuai dengan kapasitas dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita.

Bagi Sahabat SABDA yang ingin menyaksikan kembali SABDA Youth selama Mei, silakan simak video arsipnya di situs SABDA Live atau di Instagram @sabdaresources. Terima kasih.

Diskusi Growing Together “Waktunya Healing!” Asyik Banget

Jum, 08/08/2025 - 10:00

Halo, Sahabat SABDA. Saya mau berbagi lagi nih tentang pengalaman mengikuti diskusi online Growing Together (GT). Puji Tuhan! Selama Juni, GT membuka diskusi melalui WAG dengan tema Waktunya Healing!, yang didiskusikan pada 2-28 Juni 2025 dengan tujuan peserta dapat menemukan makna healing yang sesungguhnya. Diskusi WA dibagi dalam 2 grup, dan diikuti oleh 57 peserta diskusi. Adapun topik-topik yang digali setiap minggunya adalah Healing Bangsa, Healing Gereja, Healing Keluarga, dan Healing Digital. Semua topik yang didiskusikan ini dilihat dari perspektif iman Kristen.

Saya sangat bersyukur karena peserta dapat terlibat aktif untuk ikut bertumbuh bersama melalui diskusi. Saya menjadi fasilitator pada minggu ke-3 dengan topik Healing Keluarga. Ada banyak berkat rohani yang saya dapatkan dari diskusi ini. Saya yang baru membina rumah tangga mendapatkan banyak insight dari dinamika diskusi yang berlangsung. Saya diingatkan lagi bahwa setiap keluarga perlu pemulihan yang sejati dari Allah agar kasih Kristus selalu nyata dalam keluarga.

Kami juga mendiskusikan tentang bagaimana bahayanya jika ada luka yang tidak disembuhkan dalam keluarga. Dampaknya akan menurun ke generasi berikutnya, baik dalam bentuk pola asuh, perilaku, maupun trauma. Ada banyak saran yang diberikan dalam diskusi bagaimana keluarga bisa dipulihkan, seperti mengampuni secara total, terbuka, membangun komunikasi yang sehat, adakan konseling keluarga, dan yang paling penting adalah datang dengan rendah hati di hadapan Tuhan dan minta agar Dia memulihkan secara total. Ketika keluarga datang dengan kerendahan hati kepada Tuhan, pemulihan sejati akan dimulai.

Ya, ini hanya sebagian kecil dari apa yang saya pelajari dalam diskusi bersama peserta lainnya di GT ini. Saya sangat bersyukur ada tema bagus seperti ini yang pastinya juga akan menolong keluarga Kristen, gereja, bangsa, bahkan kehidupan digital kita tetap sehat dan pulih. Amin.

Saya mengajak Sahabat SABDA untuk mendapatkan berkatnya juga melalui arsip GT di situs: MURID21. Selain itu, Sahabat SABDA juga dapat menyimak testimoni dan berkat yang didapatkan peserta melalui Instagram @sabda_growingtogether. Kami berharap Sahabat SABDA semakin bertumbuh dalam Tuhan. Mari bergabung dalam diskusi GT bulan-bulan berikutnya ya. Kontak kami di 0821-3313-3315 jika ingin bergabung. Sampai jumpa.

Proses Healing Sejati Lewat Firman Tuhan

Kam, 08/07/2025 - 10:00

Shalom Sahabat SABDA! Sepanjang Juni 2025, saya dan rekan-rekan di YLSA mengikuti PA bertema Healing, yang dibagi dalam tiga bagian besar: Healing Gereja, Healing Keluarga, dan Healing dari Tokoh Alkitab. Setiap orang memilih satu bagian firman Tuhan, menggalinya secara pribadi (boleh pakai AI juga), lalu membagikan hasil penggaliannya dalam kelompok kecil.

Pada minggu pertama, saya memilih Wahyu 3:15–18 tentang jemaat Laodikia yang “suam-suam kuku”. Teguran Yesus terasa tajam, tetapi penuh kasih. Gereja yang setengah hati, tidak panas atau dingin, digambarkan sebagai kondisi yang sakit secara rohani. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Ia menawarkan pemulihan melalui “emas yang dimurnikan”, “pakaian putih”, dan “salep untuk mata”. Ini menjadi simbol pemurnian, pengampunan, dan pencerahan rohani. Dalam diskusi kelompok, kami memperkaya secara rohani satu sama lain. Pelajaran penting yang saya dapat adalah healing gereja dimulai dari kesediaan untuk menerima teguran dari Tuhan.

Minggu berikutnya (17–20 Juni) kami masuk ke tema Healing Keluarga. Saya memilih Hosea 1:4–9 dan Hosea 2:22–23. Awalnya, teks ini terasa berat karena penuh simbol penghakiman, tetapi ternyata di sanalah keindahan kasih Allah terlihat. Nama anak-anak Hosea melambangkan keterputusan, tetapi Allah mengubah semuanya menjadi pemulihan: “Lo-Ami” menjadi “Engkau umat-Ku”. Ini mengajarkan saya bahwa healing dalam keluarga terjadi bukan karena kondisi sempurna, tetapi karena kasih Tuhan yang tidak berubah.

Pada minggu terakhir, saya memilih kisah teman-teman Daniel di Daniel 1 yang menolak makan makanan raja dan tetap setia. Di tengah tekanan budaya dan kehilangan identitas, mereka menunjukkan bahwa healing bisa juga berarti pemulihan prinsip dan karakter, bukan hanya luka fisik.

Selama proses PA ini, saya benar-benar merasakan Tuhan berbicara dan memulihkan secara pribadi. Harapan saya, semoga PA ini bisa menginspirasi Sahabat SABDA lainnya untuk mulai kembali menggali firman Tuhan karena dari sanalah healing sejati dimulai. Yuk, jangan tunggu momen sempurna, tetapi mulai dari mana pun kita berada.

Growing Together: Gereja dan Amanat Agung

Sen, 08/04/2025 - 10:00

Bersyukur, saya dipercaya untuk menjadi fasilitator diskusi Growing Together (GT) Mei 2025 dengan tema yang sangat penting, yaitu Gereja dan Amanat Agung. Tema ini mengajak kita untuk merenungkan kembali inti dari keberadaan gereja, yaitu melaksanakan Amanat Agung yang Tuhan Yesus berikan dalam Matius 28:18–20. Amanat ini bukan sekadar kutipan yang akrab dalam khotbah misi, tetapi merupakan identitas dan panggilan kita sebagai orang percaya.

Selama empat minggu, kami mendiskusikan empat topik utama. Minggu pertama membahas Amanat Agung dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang menunjukkan bahwa misi Allah sudah ada sejak awal sejarah keselamatan. Saya sendiri bertugas sebagai fasilitator pada minggu pertama untuk topik 1 di WAG GT 1. Para peserta di GT 1 sangat aktif dalam menjawab dan merespons jawaban satu sama lain. Senin–Selasa, kami membahas tentang Amanat Agung dalam Perjanjian Lama; Rabu–Kamis, kami mulai melihat dari sudut pandang Perjanjian Baru; dan Jumat–Sabtu, kami menelusuri benang merah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Minggu kedua, kami belajar bahwa gereja dipanggil untuk menjadi komunitas pemuridan dan pengutusan, bukan sekadar tempat ibadah. Diskusi minggu ketiga sangat membuka wawasan karena kami membahas bagaimana teknologi digital bisa menjadi sarana untuk menghidupi Amanat Agung. Kami saling berbagi cara memakai media sosial, aplikasi Alkitab, dan platform digital lainnya untuk menyebarkan Injil dan memuridkan. Minggu terakhir bersifat reflektif: bagaimana saya secara pribadi akan menjawab panggilan ini? Apa peran saya dalam misi Allah ke depan?

GT Mei ditutup pada 30 Mei dengan memberikan overview untuk diskusi GT Mei dan sesi pengarahan untuk GT Juni. Namun, pesan utamanya masih membekas bagi saya, yaitu bahwa Amanat Agung bukan hanya tugas misionaris atau pemimpin gereja, tetapi panggilan bagi kita semua. Gereja, termasuk kita di dalamnya, dipanggil untuk setia melaksanakan misi Allah di mana pun kita berada, termasuk dalam dunia digital. Kiranya kita sungguh-sungguh menjawab Amanat Agung dengan setia. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Berkat dari Seminar #AITalks “AI dan Roh Kudus”

Jum, 08/01/2025 - 10:00

Shalom, Sahabat SABDA! Beberapa waktu lalu, saya menyimak diskusi super menarik melalui seminar #AITalks dari SABDA bertajuk AI dan Roh Kudus. Ini merupakan topik yang relevan pada saat ini mengingat perkembangan teknologi AI sangat cepat dan terkadang membuat saya cukup gentar karena ada rasa takut digantikan oleh AI. Namun, sebagai orang beriman, kita yakin Roh Kudus sebagai penuntun hidup kita. Nah, sekarang apa hubungan AI (kecerdasan buatan) dengan Roh Kudus? Benak saya sempat bertanya-tanya, tetapi setelah mendengarkan presentasi ini, pandangan saya jadi lebih terbuka.

Pada sesi awal, ada pembahasan tentang perbandingan antara AI dan Roh Kudus. Poin ini sangat membantu saya mengerti bahwa AI adalah ciptaan manusia, sebuah alat yang tidak hidup, bukan pribadi, dan pengetahuannya terbatas pada data yang diprogramkan. Ibaratnya, AI itu seperti alat yang beroperasi sesuai instruksi kita. Sebaliknya, Roh Kudus adalah pribadi ilahi yang hidup, bagian dari Tritunggal Maha Kudus. Roh Kudus memiliki pengetahuan tak terbatas dan kehendak untuk menjalin hubungan pribadi, membimbing, serta menghibur manusia.

AI hanyalah alat, tidak memiliki kehendak dan dapat digunakan untuk kepentingan duniawi maupun rohani, tergantung siapa yang menggunakannya. Roh Kudus adalah pribadi yang bisa memakai alat AI untuk tujuan-Nya yang kekal untuk memuliakan nama-Nya melalui kita sebagai umat percaya. Roh Kudus tidak bisa digantikan oleh AI, atau kekuasaan-Nya tidak berkurang karena kehadiran AI. Keduanya jauh berbeda, seperti membandingkan ciptaan dengan Penciptanya.

Melalui materi ini, saya belajar pentingnya Roh Kudus dalam hidup ini yang dapat menerangi dan memberi pemahaman yang benar dalam menyikapi perkembangan teknologi dan penggunaan AI. Gunakan setiap teknologi untuk melayani-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Apabila Sahabat SABDA tidak sempat untuk mengikuti seminar #AITalks ini, silakan menyimak arsip videonya di situs SABDA AI. Sampai jumpa pada tulisan saya selanjutnya. Terima kasih.

Keunikan Magang di YLSA

Sen, 07/21/2025 - 10:00

Oleh: Devlin Manuel

Halo Sahabat SABDA. Kenalin nama saya Devlin Manuel, mahasiswa semester 4 dari jurusan IT & Big Data Analytics (IBDA) di Calvin Institute of Technology. Saya akan sharing terkait kesan saya terlibat melayani di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) dalam rangka kerja sosial (biasanya, SABDA menyebutnya dengan magang).

Saat pertama kali datang ke SABDA, saya disambut dengan hangat oleh teman-teman staf di YLSA. Mereka sangat ramah, dan ketika bekerja pun saling mendukung. Selama masa magang ini, saya bergabung di tim SABDA Labs sebagai Web Developer. Dengan begitu, saya memiliki kesempatan untuk melatih keterampilan IT yang saya miliki, sekaligus menambah pengetahuan dan pengalaman baru di luar dari yang telah saya pelajari selama kuliah.

Di tim SABDA Labs, saya mendapat tugas untuk mengembangkan website lama YLSA agar tampil lebih modern dan lebih ramah untuk pengguna (user friendly). Meskipun saya merasa kebingungan dan kesulitan dalam beradaptasi dengan tugas-tugas baru, saya bersyukur memiliki supervisor dan rekan kerja yang siap membimbing serta mengarahkan saya dengan memberi masukan/saran yang jelas dalam pengerjaannya.

Di SABDA, saya belajar banyak hal, mulai dari kedisiplinan, tanggung jawab, proaktif, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sampai memecahkan masalah. Selain itu, saya juga tertarik dengan kegiatan harian di YLSA, seperti persekutuan doa setiap Senin dan Jumat, dan pendalaman Alkitab setiap Selasa-Kamis. Selain menolong pertumbuhan iman, hal ini juga mendorong kepedulian dan keterbukaan terhadap sesama rekan kerja melalui sharing dan doa bersama. Menurut saya, hal inilah yang menjadi keunikan dari budaya kerja di YLSA.

Saya berharap bisa belajar melayani dengan lebih baik, berkontribusi bagi masyarakat, dan mengembangkan keterampilan IT saya untuk melayani Tuhan. Secara khusus, saya bersyukur bisa menjadi bagian dari YLSA. Saya yakin bahwa pengalaman ini sangat berharga untuk masa yang akan datang. Bagi teman-teman yang penasaran dengan pelayanan SABDA dan cerita-cerita di balik layar pelayanan ini, yuk baca blog-blog yang lainnya juga ya di situs ini. Jika ada yang ingin ditanyakan seputar pelayanan SABDA, bisa menghubungi via WA di 0881-2979-100. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati!.

Serunya SABDA Youth Juni: Healing

Jum, 07/18/2025 - 10:00

Hai, Sahabat SABDA! Senang sekali bisa menyapa Sahabat SABDA lagi. Cerita yang akan saya bagikan kali ini tentang serunya diskusi dalam SABDA Youth. Pastinya Sahabat SABDA sudah pernah gabung ‘kan? SABDA Youth adalah program obrolan live yang ngebahas topik-topik kekinian yang lagi ramai di kalangan anak muda, tetapi semuanya dikupas dari sudut pandang Alkitab. Buat saya pribadi, ini tuh pas banget, karena sering kali kita bingung bagaimana caranya supaya iman kita tetap relevan di tengah dunia digital.

Nah, selama Juni 2025, SABDA Youth membahas tema besar terkait Healing. Topik ini dibahas dalam beberapa sesi bareng host dan para guests yang keren-keren. Ada Kak Rei, Kak Santi, Kak Evie, juga teman-teman lainnya, seperti Kak Ribka, Kak Aldo, Kak Michael, Kak Yola, Kak Ditus, Kak Oci, Kak Elan, dan Kak Lidia. Nggak hanya mereka yang belajar dari sesi-sesi ini, saya juga ikut banyak belajar dan diberkati lewat setiap pembahasannya.

Sesi pertama ngebahas tentang Inner Wounds. Pada zaman sekarang, apalagi dengan maraknya dunia digital, kita jadi makin rentan merasa cemas, stres, dan haus validasi. Media sosial bisa menjadi tempat kita mencari pengakuan, tetapi malah makin merasakan kekosongan. Di sinilah, pentingnya menyadari bahwa identitas sejati kita ada dalam Kristus. Menjaga pikiran tetap sehat, melakukan detoks digital, mengutamakan firman Tuhan dan doa, jadi langkah penting untuk hidup dengan hati yang terjaga dan bijak.

Minggu berikutnya dilanjut dengan tema Healing or Escaping? yang menurutku cukup menampar. Soalnya, banyak dari kita menganggap healing itu cuma tentang liburan, ngopi sendirian, atau me time. Padahal hal-hal itu bukanlah penyembuhan, tetapi hanya sebagai pelarian. Healing yang sejati itu hanya bisa ditemukan dalam Kristus, saat kita berani mengakui luka dan kesalahan, menerima pengampunan dari Tuhan, dan berjalan dalam hidup yang baru bersama Dia.

Topik selanjutnya yang nggak kalah menarik adalah Restore Me, O GOD. Di sini, kita diingatkan bahwa luka batin, seperti stres dan kekecewaan, walau tak terlihat, tetap sebenarnya nyata dan bisa sangat menguras tenaga. Dunia sering menawarkan solusi instan, tetapi hanya Tuhan yang bisa memberi pemulihan sejati. Yesus adalah Dokter Jiwa Sejati yang bisa menyentuh bagian terdalam hidup kita. Berelasi dengan Tuhan nggak bisa instan, tetapi kita perlu membangun hubungan yang sungguh-sungguh dan intim, bukan datang waktu butuh saja … hehe.

Terakhir, kita diajak merenungkan bahwa ketika kita sudah dipulihkan, perjalanan kita belum selesai. Ada panggilan agar kita juga menjadi pemulih bagi orang lain. Tema Healed to Be a Healer mengajak kita membuka mata terhadap kebutuhan banyak orang di sekeliling kita, terutama di dunia digital, yang penuh tekanan dan informasi negatif. Kita nggak bisa sendirian; kita butuh Kristus sebagai pusat hidup kita, dan juga bimbingan dari mentor rohani. Di tengah dunia yang semakin bising, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan terang.

Sekian sharing dari saya tentang serunya SABDA Youth sepanjang Juni. Teman-teman bisa tonton arsipnya di Instagram @sabdaresources. Terima kasih sudah membaca. Tuhan Yesus memberkati!

Belajar Prompt untuk Pendalaman Alkitab

Rab, 07/16/2025 - 10:00

Shalom Sahabat SABDA, saya bersyukur bisa menulis blog lagi di sini. Kali ini, saya akan berbagi cerita tentang salah satu seminar seri #AITalks yang SABDA adakan. Namun sebelumnya, kita semua tentu akrab donk ya dengan kegiatan Pendalaman Alkitab (PA), baik secara pribadi maupun kelompok. PA dilakukan untuk memahami firman Tuhan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat yang taat kepada firman Tuhan, PA menjadi bekal penting agar kita tidak mudah goyah oleh godaan dunia.

Seiring perkembangan teknologi, kini ada cara kreatif yang bisa kita lakukan ketika PA. Kita bisa memanfaatkan teknologi AI dalam proses PA kita. Melalui seminar #AITalks yang berjudul AI dan Prompting untuk PA yang diselenggarakan oleh SABDA, saya mendapatkan beberapa pelajaran penting, seperti dasar promptingPrompt adalah instruksi yang kita berikan kepada AI agar menghasilkan jawaban yang relevan dan sesuai kebutuhan kita. Namun, tidak semua prompt yang kita buat efektif atau mudah dipahami oleh AI. Karena itu, SABDA mengembangkan rumus F.O.K.U.S. untuk membantu kita membuat prompt yang efisien, jelas, dan tepat dalam konteks PA.

Selain itu, ternyata juga diperlukan creative prompting, yang diperkenalkan juga contoh-contoh prompt kreatif untuk PA yang disusun dengan rumus FUN (FOKUS Untuk Nikmati). Apa yang dinikmati? Melalui dialog dengan AI, kita bisa meminta berbagai bentuk respons, seperti FAQ, kuis, gambar, modul Sekolah Minggu, rangkuman, lirik lagu, dan lainnya tidak terbatas pada format percakapan saja.

Systematic atau bisa juga disebut Strategic Prompting, menjadi topik yang membahas alat dan metode dalam PA. Selain Alkitab, baik digital maupun cetak, kita bisa menggunakan tafsiran, leksikon, dan tentunya AI untuk memperdalam pemahaman. SABDA dan mitra juga mengembangkan metode-metode PA, seperti Baca Gali Alkitab (BGA), Walking with God (WWG), OIA (Observasi, Interpretasi, Aplikasi), S.A.B.D.A., BaDeNo, dan AI Squared. Metode-metode ini membuat PA lebih interaktif dan kreatif.

Lalu, ada Conversational Prompting, meskipun dibahas singkat karena keterbatasan waktu, poin utama dari bagian ini adalah pentingnya menggunakan prompt dan tools AI yang spesifik (atau yang telah “di-grounding“) untuk mendapatkan jawaban yang lebih akurat. SABDA sendiri mengembangkan tools, seperti Alkitab GPT dan Christian Counseling GPT, yang dirancang khusus untuk penggalian Alkitab dan konseling.

Melalui seminar ini, saya terinspirasi untuk menggunakan AI sebagai partnerku dalam ber-PA dan belajar menyusun prompt yang efektif. Meski AI sangat membantu, kita tetap harus bijak dalam menggunakannya agar tidak bergantung secara berlebihan. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk senantiasa memohon bimbingan Roh Kudus dalam mempelajari firman Tuhan.

Kenal Produk SABDA: Kartu Tokoh Misi dan Komunitas Discord AI-4-GOD!

Jum, 07/11/2025 - 10:00

Hai, Sahabat SABDA. Melalui blog ini, saya membagikan cerita ketika menyimak acara Kenal Produk sepanjang April tentang Kartu Tokoh Misi dan Komunitas Discord AI-4-GOD!. Kenal Produk yang pertama, yaitu Kartu Tokoh Misi, dengan narasumber Sdr. Nehemia dari tim SABDA Resources dan yang terlibat langsung dalam pengerjaan produk ini. Acara ini dipandu oleh Ibu Evie yang menggali dengan baik informasi penting yang perlu disampaikan dengan cara yang fun. Saya antusias ketika mengikuti acara ini karena sebelumnya melihat dari produk serupa dari SABDA, yaitu Kartu Doa Suku, yang memberkati banyak orang.

Saya akan bagikan sedikit cerita yang saya dapat dari acara ini. Kartu Tokoh Misi memuat informasi penting seputar tokoh-tokoh misi yang dilengkapi dengan gambar dan berbentuk seperti kartu, tetapi dalam format digital. Tujuan SABDA membuat kartu ini adalah untuk mengingat kembali tokoh-tokoh iman Kristen, profil pelayanan, dan dampak pelayanannya. Harapannya, semangat para tokoh ini bisa ditularkan ke generasi digital saat ini. Nehemia juga membagikan proses pembuatan Kartu Tokoh Misi ini. Sebanyak 59 tokoh misi sudah diproses, tetapi masih akan terus bertambah.

Setelah mengikuti acara ini, saya mengunjungi situs Bio-Kristi dan membaca beberapa kartu tokoh yang sudah di-upload. Sahabat SABDA juga bisa mengakses serta mendapatkannya di situs SABDA Misi. Di akhir acara, Sdr. Nehemia menyampaikan kerinduannya agar peserta bisa membagikan Kartu Tokoh Misi ini serta menggunakannya sebagai pembelajaran/diskusi/untuk kuis/game di gereja/komunitas. Mohon dukungan Sahabat SABDA agar Kartu Tokoh Misi ini dapat dipakai oleh banyak orang, dapat terus dikembangkan, serta bisa mengobarkan semangat misi generasi saat ini.

Untuk Kenal Produk berikutnya, kami menghadirkan komunitas baru dari SABDA, yaitu Komunitas Discord AI-4-GOD! yang dikupas tuntas bersama Sdr. Aldo dan Sdri. Aurel. Dalam momen ini, saya juga terlibat sebagai admin, sehingga bisa mengikuti dengan lebih detail acaranya dari awal hingga akhir. Komunitas Discord AI-4-GOD! ini adalah pengembangan setelah tingginya antusias Sahabat SABDA di komunitas WAG AI-4-GOD! dan merambah ke platform Discord

Dalam perbincangan, Sdr. Aldo dan Sdri. Aurel menyampaikan informasi penting mengapa SABDA perlu menggunakan platform Discord dan apa kelebihannya. Di antaranya, ada bot dari SABDA yang terhubung langsung dengan AI. Nah, bagian-bagian yang ada di Discord antara lain tempat diskusi umum, tempat sharing hasil penggunaan AI, dll. sehingga diskusi lebih terarah dan fokus. Selain itu, ada juga renungan yang dikirim tiap pagi. Wah, sangat menarik ya! Selain bisa mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan AI, kita juga dapat bertumbuh dalam iman.

Sahabat SABDA yang belum bergabung dalam komunitas ini tidak perlu khawatir karena cara join-nya mudah, tinggal masuk ke situs SABDA AI dan klik logo Discord. Saya sendiri sudah bergabung di komunitas ini. Walau masih sebagai penyimak, saya tetap bisa mendapatkan info-info terkait AI dan pelayanan di komunitas ini.

Bagi Sahabat SABDA yang belum sempat mengikuti 2 Kenal Produk SABDA ini, bisa berkunjung ke akun Instagram @sabda_ylsa atau situs SABDA Live dan simak siaran ulangnya. Yuk follow IG @sabda_ylsa dan aktifkan notifikasinya agar bisa mengikuti acara Kenal YLSA lainnya. Salam AI-4-GOD!

Komentar