Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Tidak ada seorang atlet yang langsung mampu menjadi pelari maraton sebelum lebih dahulu melewati tahap-tahap latihan yang panjang dalam jarak yang lebih pendek. Apa yang berlaku dalam bidang olahraga ini berlaku pula dalam disiplin rohani, termasuk puasa. Jangan bermimpi bahwa Anda segera mampu berpuasa tujuh hari tujuh malam tanpa makan apa pun misalnya, bila Anda belum mampu melewati penderitaan pedihnya perut tanpa makan sesuatu pun selama sehari penuh. Berikut ini beberapa prtunjuk prinsip dan praktis bagaimana menjalankan puasa dengan benar.
PERTAMA, pastikan dan uji bahwa motif dan kerinduan Anda berpuasa adalah benar. Berdoalah bahwa keinginan Anda berpuasa itu sungguh demi Tuhan dan untuk mencari Tuhan. Bila ada keinginan lainnya, sadari dan akui itu di hadapan Tuhan, agar Ia memampukan Anda menempatkannya pada urutan kedua, ketiga, atau selanjutnya, bukan pertama. Ingat, untuk tidak menempatkan keinginan mendapatkan manfaat rohani ataupun jasmani sebagai alasan Anda berpuasa.
KEDUA, pikirkanlah saat yang paling tepat untuk berpuasa bagi kondisi Anda. Melakukan puasa untuk kondisi saat Anda sangat dituntut untuk bekerja atau belajar dengan tingkat konsentasi pikiran dan kekuatan fisik yang prima adalah tidak bijaksana. Melakukan puasa saat Anda sedang menderita penyakit yang memerlukan diet yang baik adalah mengundang bahaya.
KETIGA, susunlah rencana bila Anda ingin agar disiplin puasa Anda meningkat menjadi makin panjang dan makin terlatih. Bagilah masa puasa Anda ke dalam beberapa kelompok hari-hari puasa. Misalnya, kelompok puasa sehari penuh, disusul kelompok puasa dua hari penuh, tiga hari penuh, empat hari penuh, sampai seminggu penuh.
Mulailah dengan puasa satu atau dua kali tidak makan saja. Misalnya, beberapa kali dalam seminggu Anda melewati satu kali makan siang, lalu dua kali makan, yaitu makan siang dan makan malam. Buatlah demikian dalam seminggu. Kemudian lanjutkan dengan berpuasa yang berlangsung hanya 24 jam. Misalnya dalam seminggu, dua hari sekali Anda tidak makan mulai dari jam makan siang sampai makan siang berikutnya. Berarti selama dua hari, berturut- turut Anda sengaja tidak makan siang, makan malam, makan pagi. Lakukanlah demikian beberapa kali selama empat minggu.
Pada waktu Anda mulai meningkatkan puasa Anda menjadi dua atau tiga hari penuh. Anda mulai lebih merasakan hebatnya reaksi tubuh Anda. Inilah saat untuk Anda mengarahkan perhatian dengan tepat. Yang harus Anda perhatikan adalah keadaan dalam hati Anda. Di luar Anda biasa tetap melaksanakan kegiatan Anda sehari-hari seperti belajar, bekerja, mengurus rumah tangga, bergaul, dan sebagainya. Namun dalam hati Anda, Anda menyembah Tuhan, berdoa, memuji Tuhan, mengarahkan hati kepada suara-Nya.
Jika sama sekali tidak makan itu terasa terlalu berat dan drastis bagi pencernaan Anda, jangan ragu untuk sedikit meminum juice buah atau juice sayuran untuk sekadar menetralisir kondisi lambung Anda.
Tingkatkan lama waktu Anda berpuasa hanya sesudah Anda berhasil berpuasa dalam jangka waktu singkat untuk tenggang waktu yang cukup. Katakanlah sesudah 3-4 minggu baru Anda meningkatkan ke fase puasa yang lebih panjang berikutnya. Dapat dipastikan bahwa sesudah sekian lama berdisiplin puasa, tubuh Anda akan menjadi lebih biasa dan lebih tahan. Namun, apabila Anda meningkat ke fase berikutnya, pasti rasa lapar dan derita karena tidak makan apa pun itu akan meningkat lagi. Rasa lapar itu akan sangat terasa terutama tatkala Anda sadar bahwa waktu untuk berbuka puasa sudah singkat. Itu dapat digambarkan seperti orang ingin buang air kecil. Ketika ia berada jauh dari WC, desakan itu agak kurang. Semakin dekat dengan WC, semakin desakan itu seolah tak tertahankan lagi, itulah gejala psikologis yang wajar harus kita alami.
Anda tidak perlu kuatir terhadap rasa lapar yang hebat itu. Itu disebabkan oleh bertahun-tahun lamanya Anda sudah membiasakan diri makan dengan pola tertentu. Perut dan alat pencernaan Anda sudah diperlakukan seperti seorang anak manja yang selalu dituruti. Justru sekaranglah kesempatan Anda untuk mendisiplin dan melatihnya. Abaikan saja tanda-tanda yang dikirimkannya. Perintahkan dia untuk diam, maka ia pun kelak akan berangsur- angsur diam dan tenang kembali. Jika perlu minum saja segelas air putih atau sedikit juice. Ingat bahwa yang berhak mengatur adalah Anda, sebab Anda adalah tuan, perut Anda harus tunduk kepada Anda. Anda bukan budak dari perut Anda.
Selama Anda berpuasa itu, tidak perlu Anda mengiklankannya pada orang lain. Cukup Anda dan Tuhan saja yang tahu. Pahala yang Anda cari bukanlah pujian atau kekaguman manusia. Pahala satu-satunya yang layak Anda persembahkan bagi Tuhan ialah kedekatan akan hadirat Tuhan, masuk ke dalam kehendak dan rangkulan kasih-Nya.
Sesudah disiplin berpuasa itu Anda kenal, sekarang waktunya untuk beranjak maju. Perpanjanglah masa puasa Anda menjadi tiga hari penuh, lalu sesudah itu berhasil selama beberapa waktu, perpanjang lagi masa puasa Anda menjadi empat hari, lima hari, enam hari, kemudian tujuh hari penuh. Tiga hari pertama adalah masa yang paling sukar, paling berat dan menderita. Bukan saja rasa lapar akan makin hebat menyerang, tetapi timbunan `racun-racun` dalam tubuh Anda yang disebabkan oleh cara makan yang tidak sehat akan mulai dilepas oleh tubuh Anda. Itu yang menjadi sebab mengapa lidah Anda berselaput, nafas Anda berbau tidak sedap serta mulut terasa asam atau pahit. Pada saat yang sama, Anda juga bisa menderita sakit kepala, terutama bila Anda terbiasa minum kopi atau merokok. Pada hari keempatnya, perasaan tadi akan berkurang dan berganti dengan perasaan lemah lemas pada tubuh Anda. Oleh karena itu, bila Anda perlu bergerak, bergeraklah dengan hati-hati. Banyaklah beristirahat. Jelas fase ini sebaiknya Anda lakukan ketika sedang cuti. Sesudah itu dilalui Anda akan mengalami tubuh Anda pulih kembali. Memang perasaan lapar akan terus menggigit tetapi pikiran Anda menjadi lebih tajam dan tubuh terasa lebih segar kuat dibandingkan dua hari sebelumnya.
Sumber:
Judul buku | : | sjc.gii-usa.org |
Pengarang | : | Paul Hidayat |
Nama Situs | : | http://sjc.gii-usa.org/newtopik/aldec4.htm |
Dipublikasikan di: http://pepak.sabda.org/bagaimana_berpuasa