Doa: Bagai Menarik dan Menghembuskan Nafas

Refleksi untuk Guru dan Orangtua:

Berbicara, merenung, dan berserah diri kepada Sang Pencipta adalah bagaikan menarik dan menghembuskan napas. Namun, seringkali pertumbuhan kehidupan doa kita terhambat karena adanya hal-hal tak penting yang mengintimidasi. Entah dari mana kita percaya bahwa ada rumus untuk berdoa. Kita diajarkan untuk tidak berdoa begini atau begitu. Atau, kita tidak boleh meminta sesuatu sebelum kita mengampuni. Doa dibebani dengan aturan-aturan, tata cara, dan kebijakan yang membuat kita tidak mampu berdoa.

Ketika murid-murid berkata, "Ajar kami berdoa," Yesus mengajarkan kepada mereka sebuah doa yang bebas dari aturan-aturan tertentu. Dan doa-Nya mengajarkan kepada kita bahwa Allah tidak sekadar memperhatikan kata-kata doa kita tetapi juga keluhan-keluhan kita yang tak terucapkan, bahwa Allah peduli terhadap kehidupan dan kebutuhan kita sehari-hari, dan bahwa kita diberi hak untuk datang kepada Allah tanpa takut dan dengan pengharapan. Kita tidak memerlukan imam besar atau altar khusus untuk datang kepada Allah: Allah ada dalam jangkauan kita.

Saya yakin salah satu alasan mengapa Allah senang kepada Daud adalah karena ia begitu jujur dalam doa-doanya. Ia tidak takut mengekspresikan rasa marah, iri, jengkel, rendah hati, sikap kekanak-kanakan atau kata-kata puitis kepada Allah. Dengan kata lain, ia dapat berkomunikasi dengan Allah apa adanya. Daud juga menyadari betapa benar perlunya berdiam diri dalam doa. Karena jika Anda meminta, tentunya Anda perlu mendengarkan jawaban atas permintaan Anda.

Refleksi untuk Seluruh Anggota SM/Keluarga:

Para pengikut Yesus meminta agar Dia mengajar mereka berdoa. Mereka tidak tahu bagaiamana harus berdoa, sebab mereka selalu bergantung pada seseorang yang mereka anggap lebih layak untuk berdoa bagi mereka. Mereka takut salah dalam berdoa. Maka Yesus mengajar mereka berdoa, "Allah akan selalu mendengar segala doamu. Allah layak dimuliakan dan ditinggikan." Satu hal yang paling menonjol mengenai doa adalah bahwa kita harus terus berdoa.

Ada banyak cara untuk berdoa. Kita dapat berdiri, duduk, menundukkan kepala, menutup mata, bertelut, mengangkat tangan, saling berpandangan, berseru, menyanyi, sambil berlari atau berdiam diri. Yang paling penting kita harus datang kepada Allah apa adanya. Allah ingin kita jujur dengan setiap perkataan, pertanyaan, dan kebutuhan yang kita naikkan. Allah senantiasa bersama kita.

HARI 1: BERDOA DENGAN JUJUR: DOA BAPA KAMI
Matius 6:1-13

  1. Apa perbedaan antara doa yang jujur dan doa yang munafik?
  2. Kapan dan di mana kamu saling berdoa? Mengapa?

HARI 2: TERUS MENGETUK
Lukas 11:1-13

  1. Menurut Yesus, mengapa orang dalam kisah di atas akhirnya bangun dari tidurnya dan memberikan apa yang diperlukan tetangganya?

  2. Terkadang kita berdoa untuk seseorang atau sesuatu begitu lama, bahkan bertahun-tahun, dan lama kelamaan kita pun mulai menyerah dan berhenti melakukannya. Ceritakanlah tentang sebuah doa yang sudah kamu doakan begitu lama, dan perbaharuilah komitmenmu untuk terus mendoakan hal itu.

HARI 3: DOA YANG TEKUN
Lukas 18:1-8

  1. Mengapa sang hakim akhirnya mengabulkan permintaan janda itu?
  2. Janda itu tahu bahwa ia benar. Adakah kamu mengetahui sesuatu yang tidak adil sedang terjadi di lingkungan atau sekolahmu? Komitmen doa apa yang akan kamu buat?

HARI 4: KESOMBONGAN DAN KATA-KATA KOSONG
Lukas 18:9-14

  1. Mengapa orang-orang Farisi menganggap diri mereka lebih baik dari pemungut cukai? Mengapa Yesus tidak membenarkan hal itu?
  2. Apakah kalimat yang akan kamu gunakan untuk menggambarkan dirimu di hadapan Allah?

HARI 5: BERDOA DALAM ROH
Roma 8:26-27

  1. Bagaimana Roh membantu kita dalam berdoa?
  2. Apakah kamu merasa tidak yakin akan bagaimana dan apa yang harus didoakan? Berlatihlah untuk berdiam diri beberapa saat setelah kamu menyatakan situasi yang kamu hadapai kepada Allah. Kamu dapat berdoa secara sederhana seperti ini: Allah, kembali saya datang kepada-Mu.
    Saya ingin bisa membantu Mama, namun saya tidak tahu bagaimana saya harus meminta. (diam)
    Ucapkanlah demikian setiap kali kamu berdoa, dan dengarkan suara Allah.

HARI 6: BERDOA BAGI PEMERINTAHAN KITA
1Timotius 2:1-7

  1. Mengapa penulis kitab 1Timotius mendorong kita untuk berdoa bagi pemerintah?
  2. Carilah informasi mengenai pejabat pemerintah di lingkungan Anda, dan "ambillah" satu atau dua nama untuk didoakan secara teratur sebagai bagian dari keluarga. Mungkin Anda dapat menulis surat kepada mereka untuk memberitahukan bahwa keluarga Anda berdoa bagi mereka.

Sumber:

Judul buku : Belajar Bersama
Pengarang : Janice Y. Cook
Penerbit : Yayasan Gloria Yogyakarta, 1999
Halaman : 127 -- 130

Dipublikasikan di: http://pepak.sabda.org/doa_bagai_menarik_dan_menghembuskan_nafas

Komentar