Doa Seorang yang Remuk Hati (Mazmur 51:1-19)

Pasal ini merupakan sebuah doa pertobatan lain yang ada dalam Kitab Mazmur, oleh karena itu doa ini disebut sebagai doa seorang yang remuk hati. Mazmur 32:1-11 memperlihatkan bagaimana perasaan Daud ketika ia mencoba untuk menutupi dosanya. Mazmur 51 mencatat tentang doa Daud setelah Natan mengharapkannya dengan dosanya. Mazmur ini menceritakan kepada kita bagaimana dosa kita dapat diampuni dan merupakan sebuah mazmur yang berisi pengajaran.

Permohonan Daud untuk pengampunan dosa didasarkan atas belas kasihan dan kasih Allah yang lemah lembut. Ia tidak meminta keadilan melainkan pengampunan. Ia sadar bahwa dosanya menimbulkan suatu noda yang buruk. Ia memakai tiga perkataan untuk melukiskan dosanya: pelanggaran, kesalahan dan dosa. Ia memohon supaya Allah menyucikan dia sepenuhnya dan membersihkan dia dari noda dosanya (ayat 3, 4).

Daud mengakui dosanya tanpa mencoba untuk menyalahkan orang lain, atau lingkungannya. Ia mengakui bahwa pada dasarnya kalau kita berdosa itu kita berdosa kepada Allah. Hal ini tidaklah berarti bahwa ia tidak berdosa terhadap Uria dan Batsyeba (ayat 5-6).

Daud mengakui bahwa ia dilahirkan sebagai manusia yang berdosa dan bahwa Allah menghendaki kebenaran dalam batin (ayat 7-8). Oleh dan bahwa Allah menghendaki kebenaran dalam batin (ayat 7-8). Oleh karena itu, ia berseru kepada Allah untuk membersihkannya dengan hisop. Hiso adalah tumbuh-tumbuhan yang kecil yang batang dan daunnya dapat dipergunakan untuk memercikkan darah korban pada benda apa pun yang akan disucikan. Dengan perkataan lain, ia mengetahui bahwa ia memerlukan korban darah untuk menyucikan dosa dan hal ini hanya dapat dipenuhi oleh Kristus (ayat 9). Ia meminta Allah untuk memberikan kepadanya sukacita untuk orang yang sudah diampuni dosanya (ayat 10).

Daud meminta Allah untuk menyembunyikan wajah-Nya dari dosa-dosanya. Ia ingin dibebaskan dari perasaan bersalah. Bagaimanapun juga, ia tetap merasa tidak puas, jadi ia meminta Allah untuk memeriksa kehidupannya lebih dalam lagi dan menciptakan sebuah hati yang bersih dalam dirinya dan memperbarui batinnya dengan suatu roh yang benar di dalam dirinya. Hal ini menyatakan keperluan akan suatu hidup yang kudus dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Ia tidak ingin jatuh ke dalam dosa yang sama lagi (ayat 11, 12). Kemudian ia meminta supaya Allah jangan membuangnya dari hadapan-Nya -- jangan mengambil Roh-Nya yang kudus daripadanya. Ia ingin diyakinkan bahwa Roh Kudus akan diam besertanya (ayat 13). Daud ingin memiliki kesukacitaan dan keselamatan Allah dan dibenarkan oleh Roh-Nya yang rela (ayat 14). Setelah itu barulah Daud ingin memiliki kesukacitaan dan keselamatan Allah kepada orang-orang berdosa. Tak dapat seorang pun dapat mengajarkan tentang Allah kepada orang-orang berdosa sebelum dosanya sendiri diampuni (ayat 15). Daud meminta Allah untuk melepaskannya dari hutang darah -- dari perasaan bersalah, sehingga ia boleh menyatakan keselamatan Allah dengan mulut yang dibukakan oleh Allah (ayat 16-17).

Tak ada satu hal pun dikatakan tentang Daud mempersembahkan suatu korban untuk menebus dosanya. Dosa telah menyebabkan ia harus memasuki "tali-tali dunia orang mati" (lihat 2 Samuel 22:6). Bagaimana pun juga, pengalaman batin seperti itu lebih berarti daripada korban sembelihan. Daud memiliki jiwa yang hancur dan hati yang patah dan remuk, tetapi Allah tidak memandang hina akan hal itu (ayat 19).

O, betapa lembutnya kasih Allah kepada kita, walaupun kita telah berdosa terhadap kasih itu; tetapi di dalam belas kasihannya, Allah dengan lembut memperbaiki kita. Hal ini mengingatkan kita akan Petrus yang setelah menyangkal Kristus, pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya dan seperti Petrus, dikembalikan kepada kedudukannya sebagai raja.

Komentar