Tanya jawab seputar situs Doa


Situs Doa adalah sebuah situs yang dibangun untuk menjadi pusat informasi bagi Pendoa Kristen Indonesia secara tersambung (online). Khususnya supaya pendoa-pendoa Kristen Indonesia bisa mendapatkan berbagai bahan dan informasi yang dapat membangun iman di dalam Kristus dan menambah wawasan mereka tentang doa. Keterangan lebih lanjut mengenai apa itu situs Doa dapat Anda simak dalam menu Tentang Kami.

Situs Doa merupakan sistem pendukung dari publikasi e-Doa. Jika situs Doa menampilkan bahan-bahan secara tersambung, maka publikasi e-Doa menyajikan bahan-bahan langsung kepada Anda melalui e-mail.

Untuk berlangganan Anda cukup mengirimkan e-mail kosong dengan subject: berlangganan ke alamat subscribe-i-kan-doa(at)hub.xc.org atau kontak redaksi di doa(at)sabda.org. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak lagi informasi mengenai e-doa, silahkan berkunjung ke alamat: http://www.sabda.org/publikasi/e-doa

Ya, Anda dapat melihat arsip e-Doa dalam bagian Arsip di halaman depan Doa atau dalam arsip e-Doa http://www.sabda.org/publikasi/e-doa/arsip

  1. Menjadi anggota yang aktif dalam situs Doa.

Anda dapat aktif dalam situs Doa dengan memberikan komentar-komentar terhadap setiap tulisan yang menjadi berkat, menimbulkan pemikiran baru, bermanfaat, atau mungkin kurang sejalan dengan pendapat Anda. Keaktifan Anda juga dapat berupa menimpali komentar-komentar yang telah ditulis oleh rekan-rekan yang lain. Anda dapat memberikan komentar jika sudah mendaftarkan diri menjadi pengguna situs Doa. Untuk mendaftarkan diri sebagai pengguna Anda dapat klik di sini http://doa.sabda.org/user/register

  • Menjadi kontributor bahan.

    Anda dapat mengirimkan bahan tulisan dalam bentuk artikel-artikel, tips-tips, atau kesaksian-kesaksian sehubungan dengan dunia pelayanan doa. Jika Anda telah menjadi anggota, Anda bisa langsung mengirimkan melalui fasilitas yang ada, sedangkan jika Anda belum menjadi anggota Anda bisa mengirimkan bahan dengan menggunakan dua cara, cara pertama adalah memanfaatkan menu kirim bahan dan cara kedua adalah dengan mengirimkan e-mail ke alamat doa(at)sabda.org

  • Menjadi pendoa.

    • Berdoa agar situs Doa dapat menjadi alat Tuhan untuk membentuk pendoa-pendoa Kristen yang berkenan bagi-Nya dan berwawasan luas, sehingga mereka dapat memuliakan nama Tuhan dalam setiap sendi-sendi kehidupan sehingga akan lebih banyak lagi jiwa-jiwa yang datang kepada Kristus.
    • Biarlah tim Doa selalu dimampukan Tuhan untuk mengembangkan situs Doa agar dapat semakin efektif dan menjadi berkat bagi para pengguna.

    Kendala-kendala teknis juga kadang menjadi masalah yang mengganggu kelancaran pelayanan melalui situs Doa. Mari berdoa agar kendala-kendala tersebut dapat semakin diminimalisir.

  • Menjadi sukarelawan untuk membantu mengembangkan situs Doa.

    • Sukarelawan sebagai web developer.
    • Sukarelawan sebagai web desainer.
    • Sukarelawan sebagai web programmer.
    • Sukarelawan sebagai penerjemah.
    • Silakan kirimkan kesediaan Anda menjadi sukarelawan situs Doa ke alamat e-mail: doa(at)sabda.org

  • Menjadi pendukung dana.

    Pelayanan Doa memang pelayanan yang kami publikasikan untuk dimanfaatkan secara gratis. Namun, dalam proses pengerjaannya tentu saja dibutuhkan dana untuk mendukung pelayanan ini. Jika Anda terbeban untuk untuk berpartisipasi dengan memberikan dukungan dana, silakan kirimkan ke rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati.

  • Melaporkan kerusakan atau masalah dalam menjelajahi situs e-Doa.

    Laporkan kerusakan atau masalah tersebut dengan mengeklik "Laporan Masalah/Saran" yang ada di bagian bawah situs.

  • Pelanggan Publikasi e-Doa dan Pengunjung Situs Doa diperkenankan untuk mengambil (mengutip) bahan/tulisan-tulisan yang ada di Publikasi e-Doa dan situs Doa, dan gratis, tidak, dipungut biaya. Namun ada persyaratan yang perlu diketahui sebelum mengutipnya, yaitu:

    • Mencantumkan nama dan alamat Publikasi atau Situs e-Doa sebagai sumber dari artikel/tulisan yang Anda ambil tersebut.
    • Mencantumkan nama/judul buku/penerbit dari sumber asli dari tulisan tersebut (jika ada).
    • Mengambil/mengutip bahan secara utuh, mohon untuk tidak mengambil/mengutip sepotong-sepotong.
    • Mohon untuk tidak mengubah isi dari tulisan yang diambil/dikutip dan silakan mencantumkan sumbernya.
    • Tidak diperkenankan mengambil/mengutip bahan lalu dicetak atau disebarluaskan dengan tujuan komersial (diperjualbelikan).

    Tidak. Semua bahan yang diterbitkan oleh e-Doa maupun Situs Doa ada dalam bentuk elektronik. Anda hanya dapat mendapatkannya dengan berlangganan e-Doa atau mengunjungi Situs Doa di http://doa.sabda.org

    HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENULIS KESAKSIAN KRISTEN

    Target Pembaca
    Akan membantu jika Anda mempunyai gambaran kira-kira mengenai target pembaca anda. Ingat, membaca bukan kegiatan yang dilakukan secara berkelompok. Anda menulis untuk satu pembaca pada satu waktu, dan bukan sedang berkhotbah. Bayangkan seorang pembaca yang memiliki kebutuhan dan minat sendiri, yang masih kurang atau bahkan tidak memiliki pemahaman apapun mengenai iman kekristenan. Menulislah dalam tingkatan itu.

    Bagaimana Memulai
    Mulailah dengan memberi gambaran mengenai diri Anda - siapa, apa, dimana, kapan dan kenapa. Jangan langsung mulai dengan pembicaraan tentang Tuhan atau pertobatan Anda. Ciptakan sebuah gambaran yang menarik mengenai hidup dan masalah Anda sebelum bertobat, lalu mulailah menjelaskan tentang sesuatu yang dapat menimbulkan keinginan dan ketertarikan akan hal-hal kekristenan.

    Tonjolkan Satu Bagian
    Tonjolkan satu hal dalam kesaksian Anda utuk menunjukan bagaimana Tuhan menolong Anda dalam suatu masalah hidup yang dihadapi: kesepian, ketakutan, kekuatiran, utang, bunuh diri, hubungan, berbagai masalah seksual, atau kecanduan, alkohol, narkoba, kehidupan pelajar dan sekolah, atau tujuan hidup yang buram.

    Perasaan Dalam Hati
    Cobalah untuk membagikan bagaimana perasaan dalam hati Anda sebelum bertobat. Bagaimana Anda melihat dunia? Apakah Anda merasa kosong, sendiri, terancam, dan tidak memiliki arah? Atau Anda berpikir bahwa Anda dapat menangani semua masalah itu? Pembaca harus suatu saat dapat mengidentifikasikan dirinya dengan Anda. Pembaca juga tidak akan dapat menghubungkan dirinya dengan keadaan Anda saat ini. Mereka mungkin tidak akan merasa tertarik dengan kepercayaan Anda tentang hidup kekal, atau iman Anda. Sebaliknya mereka akan lebih tertarik dengan apa yang dulu Anda rasakan, serta untuk belajar mengenai jawaban praktis yang dibutuhkan hidup mereka saat ini. Bahkan jika dulu Anda merasa bahwa orang Kristen itu bodoh, sesat, dsb --katakan saja-- hal itu mungkin akan membantu mereka mengidentifikasikan dirinya.

    Kejujuran
    Jangan menulis kesaksian yang penuh keberhasilan. Jika memang Anda telah benar-benar bebas dari segala keterikatan akan narkoba, ketakutan, depresi dll, katakanlah. Namun, kadang masih banyak juga orang yang sampai sekarang masih sering bergumul dengan masalah yang sama. Yang membedakan sekarang adalah - mereka memiliki Teman yang selalu menolong mengatasinya. Jujurlah jika Anda masih memiliki masa- masa sulit dalam hidup. Memang banyak kesaksian yang melebih-lebihkan, namun itu bukan cara yang benar. Yang terpenting adalah Anda menyatakan dengan jelas mengenai pertolongan nyata akan masalah tersebut. Jangan merasa bahwa Anda akan mempermalukan Tuhan jika Anda membeberkan pergumulan yang masih Anda hadapi.

    Agama Lama
    Jika sebelumnya Anda memeluk agama lain, cobalah menjelaskan bagaimana agama lama Anda tersebut tidak dapat memuaskan diri Anda sekaligus juga menghormati mereka yang sekarang masih memeluk agama tersebut. Akan lebih baik lagi jika Anda tidak menyebutkan nama agama tersebut jika memang tidak mendesak. Ini dilakukan untuk menghindari kekecewaan yang tak perlu (yang dapat melepaskan kesempatan) bagi mereka yang masih menganut agama lama Anda itu, juga akan membantu mereka yang memiliki agama lain untuk mengidentifikasikan dirinya dengan pengalaman Anda. Jika Anda sudah memiliki latar belakang Kristen sebelum bertobat, cobalah menjelaskan bagaimana pertobatan itu membawa Anda ke perbedaan dalam memandang sesuatu, tanpa menyebutkan nama gereja Anda sekarang.

    Hindari "Jargon" Rohani
    Hindari penggunaan kata-kata rohani atau segala sesuatu yang dapat membuat kesaksian Anda terlalu "rohani". Bahkan, lebih baik memakai kata "pertemuan" daripada "kebaktian", "pembicara" daripada "pelayan", dsb. Ingatlah bahwa Anda tidak sedang mempromosikan suatu agama, tapi menawarkan sebuah hubungan yang dapat menjawab kebutuhan mereka.

    Kalimat Langsung
    Usahakan untuk memasukan kalimat-kalimat atau kutipan langsung, karena hal itu lebih terkesan nyata. Misalnya, "Teman saya Cheryl datang dan berkata 'aku punya buku bagus buat kamu nih'" daripada "Teman saya Cheryl datang dan berkata bahwa ia mempunyai buku bagus untuk saya". Satu pertanyaan mungkin muncul, bagaimana kita dapat ingat persis apa yang dikatakan seseorang bertahun-tahun yang lalu? Disini kita perlu memahami bahwa untuk membuat satu cerita efektif, kita perlu memakai cara yang sama seperti layaknya menulis novel -- termasuk memuat kalimat langsung. Lagipula, kutipan langsung, meski tidak sama persis dengan aslinya, mempunyai fakta yang lebih dipercaya dan lebih mudah diterima daripada sebuah kalimat tidak langsung yang menerangkan bahwa seseorang mengatakan sesuatu.

    Meluruskan Kesalahpahaman
    Dunia memiliki banyak pemahaman yang salah mengenai orang Kristen yang sebenarnya. Pendapat yang umum antara lain bahwa menjadi orang Kristen berarti harus menuruti daftar peraturan-peraturan, tanpa memberi kesempatan melakukan hal lain, dan tak pernah bersenang-senang. Orang yang memiliki kepercayaan berbeda juga memiliki kesalahpahaman yang lain pula. Melalui kesaksian, cobalah meluruskan kesalahpahaman tersebut. Jika dulu Anda pun memiliki pemahaman yang salah tersebut, jelaskan dengan hati-hati bagaimana Anda akhirnya mengerti kesalahannya.

    Tidak selalu Kronologis
    Kejadian-kejadian dalam cerita kesaksian tidaklah selalu disajikan secara urut. Media-media terkemuka seperti Reader's Digest dan Guideposts biasanya menuliskan kisah pribadi dengan urutan seperti ini:

    1. Awalan yang berupa anekdot: kejadian yang lucu atau penting dalam hidup.
    2. Status sekarang: apa yang orang itu lakukan saat ini
    3. Kilas balik situasi yang penting
    4. Anekdot penutup: seringkali menghubungkan tingkah laku seseorang pada saat ini dengan kejadian lampau.

    Banyak hal sering menunjukan bahwa cerita yang disusun secara berurutan kadang malah akan memuat pengalaman-pengalaman yang tidak penting atau tidak berhubungan.

    Kesaksian pada akhirnya adalah senjata rahasia yang dimiliki gereja dan sumber yang seringkali belum tersentuh. Karenanya, kesaksian yang ditulis dengan baik dan menarik seharusnya selalu ada di buletin, majalah, atau situs Kristen.

    Bahan diringkas dari:
    http://www.internetevangelismday.com

    1. Menulis Artikel

    • Uraian pada artikel utama hendaknya merupakan hal yang mendasar mengenai tema yang dibahas.
    • Penyajian bisa berupa esai.
    • Jangan lupa untuk mencari referensi secukupnya untuk mempertegas tulisan.
    • Untuk artikel pendamping, upayakan untuk membahas aspek lain dari tema yang dibahas sehingga benar-benar bersifat komplementer dengan artikel utama.
    • Artikel pendamping ini diupayakan lebih ringan daripada yang utama.
    • Sertakan referensi seperlunya.
    • Untuk referensi, upayakan mencari dari literatur cetak. Pakai literatur tersambung bila memang kesulitan mencari referensi cetak.

  • Menulis Sumber
    1. Menulis Sumber Bahan

      Apabila artikel yang digunakan untuk satu edisi diambil dari tulisan yang telah dipublikasikan, baik secara tercetak maupun elektronik, informasi berikut ini wajib disertakan.

      • Judul buku, buletin, tabloid, atau majalah.
      • Judul artikel (bila diambil dari satu bagian dalam sebuah buku).
      • Judul asli (bila diambil dari bahan yang diterjemahkan secara mandiri).
      • Nama penulis.
      • Nama penerjemah (bila dicantumkan; khusus untuk bahan-bahan yang diambil dari buku terjemahan).
      • Nama penerbit, kota asal penerbit, dan tahun terbit.
      • Halaman.
      • Nama situs.
      • Alamat URL.

    2. Sumber Bacaan (Daftar Pustaka)
      1. Pola Sumber Bacaan

      • Nama penulis yang sudah dibalik.
      • Tahun karya tulis tersebut dipublikasikan.
      • Judul buku.
      • Kota tempat publikasi.
      • Nama penerbit.
      • Halaman (bila berupa catatan akhir).

      Contoh:
      Anwar, H. Rosihan. 2004. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta: Media Abadi.

    3. Sumber Artikel Internet
      • Nama penulis yang sudah dibalik.
      • Tahun pengunggahan (bila tidak jelas, gunakan tahun yang tertera di bagian bawah halaman situs; bila menggunakan kurun waktu, gunakan yang tahun akhir dari kurun waktu tersebut).
      • Judul artikel dalam tanda petik.
      • Alamat tempat halaman tersebut berada.
      • Nama surat kabar/majalah beserta edisinya.

      Contoh:
      Shepherd, Victor. 1992. Jacques Ellul (1912 -- 1994). Dalam http://www.victorshepherd.on.ca/Heritage/jacques.htm.