Komunitas dan Kekuasaan

"Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: 'Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.' Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: 'Aku mau, jadilah engkau tahir.'" (Markus 1:40-41)

Kita membaca tentang kesembuhan dalam Alkitab, tetapi ada begitu besar perbedaan antara apa yang kita baca dari Alkitab dengan sebagian besar yang kita lihat dalam kenyataan. Walaupun Tuhan tidak harus menyembuhkan sesuai dengan permintaan kita, saya percaya bahwa kita sering kehilangan berkat yang Dia inginkan untuk kita alami karena kita tidak berhasil memercayai Alkitab. Tuhan tidak kehilangan kuasa-Nya, tetapi sering kali kita tidak meminta Dia bekerja dan kita tidak melakukan apa yang Dia perintahkan. Alkitab menjelaskan kepada kita apa yang harus kita lakukan.

Komunitas

Doa bagi kesembuhan diharapkan terjadi dalam suatu komunitas Kristen. Sebuah komunitas Kristen adalah kelompok orang percaya yang saling mengenal satu sama lain sebagai teman dekat, bukan hanya sekadar wajah yang dikenali pada Minggu pagi. Jenis komunitas ini tidak muncul dalam kelompok yang hanya kadang-kadang bertemu untuk berdoa, menyanyi, memberikan uang, dan mendengarkan khotbah. Sebuah komunitas Kristen yang asli terjadi dari orang-orang yang bersikap sebagai saudara/i dalam Kristus yang siap berkorban satu dengan yang lain sebagaimana Kristus telah lakukan bagi kita.

Sementara kita sering gagal meniru kekristenan yang berdasarkan Alkitab dalam gereja lokal kita, gereja seharusnya merupakan sebuah kelompok yang terikat yang saling mengenal secara mendalam, secara penuh, dan menganggap serius keterikatan hubungan mereka. Kepercayaan dan saling mengandalkan berkembang dalam situasi seperti ini. Komunitas kasih, iman, saling mendoakan, dan melakukan sesuatu untuk dan dengan kebersamaan. Ketika suatu kebutuhan muncul, hal tersebut diketahui oleh semua dan diselesaikan bersama. Jenis persahabatan yang intim ini tidak berkembang secara otomatis. Hal ini terjadi melalui interaksi kelompok kecil seperti sekolah minggu, Pendalaman Alkitab di rumah, retret, latihan menyanyi, perjalanan misi, dan keadaan lain yang membangun jembatan penghubung antara satu dengan lainnya.

Otoritas

Dalam pengertian komunitas Kristen, orang akan mengenali otoritas Allah yang dipakai. Pada pasal yang diambil dari Kitab Yakobus, gereja diberi tahu: Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan... Sudah pasti, gereja mula-mula memiliki penatua-penatua, sebuah tanda bahwa dalam tubuh Kristus lokal, Tuhan menetapkan dan memakai otoritas dan hierarki. Saat penatua mengurapi orang sakit, "Di dalam nama Tuhan Yesus," kalimat ini menunjukkan bahwa mereka melakukannya dengan otoritas Yesus. Allah Bapa dan Anak memiliki hubungan yang hierarkis; ada ketundukan oleh Anak kepada Bapa. Anak merupakan Allah sepenuhnya, tetapi Dia dengan rela tunduk kepada Bapa-Nya. Anak suka melakukan kehendak Allah Bapa-Nya. Yesus berulang kali menjelaskan hal ini dalam Alkitab bahwa Dia hanya melakukan apa yang Bapa katakan dan Dia hanya mengucapkan apa yang Bapa suruh Dia ucapkan.

Karena ada hierarki dalam pikiran Allah, kita tidak perlu heran bahwa Tuhan sudah menetapkan hierarki dalam hubungan yang lain. Kegagalan kita mengenali otoritas Tuhan yang sudah ditetapkan adalah masalah kuno. Setan didepak keluar dari surga karena menolak untuk tunduk. Walaupun Lucifer merupakan yang tertinggi di antara para malaikat, dia menolak tunduk kepada Allah. Dia menuntut kesamaan. Adam dan Hawa percaya pada kebohongan setan. Berpikir bahwa mereka akan seperti Tuhan, mereka berontak melawan Tuhan dan menjadi budak setan. Karena gagal tunduk kepada otoritas Tuhan, mereka ditendang keluar dari Firdaus. Masalah ini muncul pada diri setiap orang sejak saat itu. Kita tidak mau tunduk kepada Tuhan. Kita tidak ingin melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Karena itu, setelah kita lahir kembali dalam keluarga Allah, kita harus belajar menundukkan diri kepada Bapa. Ingat, hidup dalam kerajaan Allah melibatkan ketundukan kepada Sang Raja. Tunduk kepada Bapa juga melibatkan kepatuhan/ketundukan pada otoritas Allah yang sudah ditetapkan dan ditempatkan dalam hidup kita.

Tuhan berkata, "Suami adalah kepala istri." Sementara wanita sama baiknya dengan pria, mungkin justru lebih baik, mereka tidak diberi ketetapan Allah untuk berperan sebagai kepala rumah tangga. Peran ini tidak diartikan sebagai suatu persamaan hak, Tuhan memiliki suatu rencana dan rencananya harus ditaati jika kita ingin benar-benar bahagia. Para wanita tidak diberi peran sebagai kepala keluarga, tetapi wanita dikatakan sebagai harta yang harus dicintai, dihargai, dihormati, dan dilindungi. Saat Tuhan menciptakan wanita, dia ditentukan sebagai penolong pria, Dia menggunakan istilah yang sama pada wanita seperti ketika Dia mengumpamakan diri-Nya dalam gambaran pelayanan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah, sebagaimana Anak adalah Allah. Kenyataannya Sang Penolong membawa kemuliaan bagi Anak dan Anak selalu taat kepada Bapa seharusnya selalu mengingatkan kita bahwa tugas kita yang utama ada dalam konteks ketundukan dan tidak pernah didapat melalui pemberontakan. Ketundukan bukannya tentang harga atau nilai. Otoritas dan ketundukan berbicara tentang fungsi. Wanita dan pria, gembala dan ternak, adalah ahli waris dalam Kristus. Hal itu ada karena kebijaksanaan Allah yang penuh kasih sehingga Allah memutuskan untuk menetapkan hierarki dalam rumah tangga, gereja, dan masyarakat. Saat kita menolak menerima hierarki yang sudah ditetapkan Tuhan, kita menciptakan kebingungan dan kejatuhan dosa.

Pengakuan Iman dan Pertobatan

Doa-doa kesembuhan di dalam Alkitab terjadi dalam konteks komunitas Kristen dan otoritas alkitabiah. Selain itu juga ada dalam konteks pengakuan iman dan pertobatan: "dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:15-16) Hal ini bukan menganjurkan bahwa semua gereja harus memiliki ruang pengakuan di samping gereja sehingga anggotanya bisa singgah dan mengaku dosa pada petugas gereja sepanjang minggu: "Berkatilah aku, karena aku sudah berdosa." Ayat ini berbicara tentang kenyataan bahwa kita semua memiliki masalah dosa dalam hidup kita. Karena itu, kita perlu membuat pengakuan dan pertobatan sebagai satu kebiasaan.

Jika kita tahu bahwa beberapa dosa yang tidak diakui akan diumumkan di hadapan jemaat, sebagian dari kita akan memerlukan waktu untuk berdoa dan menguji hati dan pikiran kita dulu. Kita perlu menjelajahi ingatan kita dengan hati-hati supaya meyakinkan bahwa tidak ada dosa yang kita abaikan atau kesampingkan untuk diselesaikan sampai kita memunyai lebih banyak waktu. Tuhan berulang kali mengingatkan kita: "Tidakkah kamu mengerti? Aku mengasihimu. Kamu tidak punya sesuatu yang lebih penting untuk dijalani/dihadapi/dilakukan daripada hubunganmu dengan Aku. Sebagaimana penyakit yang mengganggu, parahnya kerusakan kesehatanmu akibat penyakit itu tidak separah kerusakan akibat toleransimu terhadap dosa. Singkirkan dosa dari hidupmu!"

Jika saya pergi untuk tes kesehatan dan dokter memberi tahu, "Saya melihat ada yang harus dikeluarkan;" saya tidak akan mengabaikan atau menolak diagnosanya. Saya menjalani operasi 8 kali dan saya sangat benci ketika harus bangun setelah menjalani anestesi. Saya mengalami rasa mual yang mengerikan sehubungan dengan anestesi dan operasi, tetapi jika saya diberi pilihan antara menjalani operasi lain atau memiliki tumor dalam tubuh saya, saya akan memilih operasi dan bersyukur kepada Tuhan bagi dokter yang mengoperasi saya.

Dosa jauh lebih mematikan daripada segala tumor. Dosa akan memakan kita dari dalam ke luar. Tuhan mengasihi kita; karena itu Dia berkata, "Jangan melakukan hal tersebut." Kadang-kadang Dia membiarkan kita berada dalam kondisi kesehatan yang buruk sehingga kita sangat tertarik dengan doa kesembuhan. Sering kali, saat kita sakit, Tuhan mendapatkan perhatian kita atas kebutuhan untuk mengaku dosa dalam hidup kita.

Saya mengenal orang-orang yang berada dalam situasi kritis yang masih tidak mengaku dosa. Saya telah melihat orang meninggal, bukan bertobat. Mereka tidak akan mengetahui bahwa apa yang sudah atau sedang mereka lakukan itu salah. Jangan salah sangka. Saya tidak mengatakan hal tersebut karena mereka tidak bertobat atau belum diselamatkan; saya tidak tahu. Saya hanya mengatakan bahwa mereka memiliki masalah dengan dosa dan mereka tidak membuang dosa tersebut. Saya tahu bahwa Tuhan kadang-kadang memanggil orang-orang yang hidup dalam kekudusan saat mereka masih muda dan membiarkan orang-orang jahat hidup sampai tua. Saya tidak tahu kenapa. Saya sangat tahu bahwa Tuhan ingin kita bertobat dan menjadi benar di hadapan-Nya. Tuhan ingin bekerja di dalam kita bagi kemuliaan dan kehormatan-Nya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul artikel : Komunitas dan Kekuasaan
Judul buku : Rancangan-Nya Sempurna
Judul buku asli : Embracing His Will
Penulis : Jim Wood
Penerjemah : Ida Tjempaka Juwono
Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman : 68 -- 73

Komentar