Menara Pengawas Doa

Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Lukas 18:1) Tuhan memiliki maksud tertentu ketika mengatakan bahwa manusia harus selalu berdoa. Mereka perlu memiliki roh pendoa dan selalu siap untuk berdoa -- seperti para kesatria zaman kuno yang senantiasa mengenakan persenjataannya supaya mereka cepat menjangkaunya. Para kesatria selalu siap untuk terluka ataupun mati demi tujuan perjuangannya.

Prajurit-prajurit sering tidur dengan mengenakan perlengkapan perang. Oleh karena itu, ketika tidur pun kita perlu tetap tinggal dalam roh doa, sehingga apabila terbangun di tengah malam, kita masih tetap bersama Allah.

Setelah menerima pengaruh ilahi yang membuatnya mencari sumber surgawi, jiwa kita dapat bertumbuh secara alamiah ke arah Allah. Hati kita perlu menjadi seperti mercusuar atau menara pengawas yang dibangun di pesisir pantai untuk berjaga-jaga menghadapi kemungkinan serangan armada laut. Walaupun tidak selalu menyala, tetapi dengan kayu yang selalu kering dan korek api yang siap menyulut, seluruh tiang pancang selalu siap dinyalakan pada saat diperlukan.

Jiwa kita juga harus berada dalam keadaan yang seperti itu, sehingga doa yang ekspresif selalu dipanjatkan. Kita tidak perlu berhenti bekerja dan berlutut untuk berdoa; setiap saat, roh kita dapat menyampaikan doa dengan tenang, singkat, dan cepat menuju takhta kasih karunia.

Diambil dari:

Judul buku : Saat Teduh Bersama Charles Spurgeon
Judul artikel : Menara Pengawal Doa
Penulis : Charles Spurgeon
Penerbit : Gloria Graffa Yogyakarta, 2004
Halaman : 14

Komentar