Puji-Pujian Dan Doa

Bacaan : Wahyu 5:1-10

Dalam kelompok Pendalaman Alkitab, kami meneliti lima pasal pertama dari kitab Wahyu. Kami menghabiskan waktu berdiskusi tentang empat makhluk dan 24 tua-tua yang menyanyikan suatu nyanyian baru tatkala mereka mendengar bahwa Anak Domba itu layak untuk membuka gulungan kitab dengan ketujuh meterainya (Wahyu 5:9,10).

Seorang anggota kelompok kami bertanya, "Apa makna dari barang barang yang mereka pegang? Mengapa harus kecapi dan cawan?"

Setelah menyelidikinya, barulah kami tahu bahwa semenjak zaman Perjanjian Lama, kecapi merupakan alat yang selalu dipakai untuk menaikkan puji-pujian. Mazmur yang dinyanyikan oleh paduan suara pendeta dan jemaat sering diiringi dengan permainan kecapi. Sedangkan cawan emas, sebuah wadah yang berbentuk seperti piring dan berisi kemenyan, membawa aroma yang menyenangkan bagi Allah. Asap yang naik melambangkan doa, yakni doa orang kudus yang dipanjatkan kepada Tuhan.

Puji-pujian dan doa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari penyembahan kita kepada Allah, baik penyembahan pribadi maupun di tempat umum. Dua hal ini sering dihubungkan dalam Kitab Suci. Walaupun suara kita parau atau sumbang, melalui puji-pujian dan doa kita dapat mengungkapkan kasih kita kepada Allah Yang Mahakuasa.

Bagaimana dengan penyembahan pribadi, dan juga penyembahan Anda bersama umat Allah yang lain? Mari kita sertakan juga kecapi dan cawan di dalamnya, yakni menyembah Tuhan dengan menaikkan puji pujian dan doa-DCE

Diambil dari:
http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/10/10/

Komentar