Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Apakah Gereja Anda Mendorong Budaya Doa atau Program Doa?
Saya ingin membagikan sesuatu yang saya dengar dari mentor saya, Daniel Hender dari 6:4 Fellowship, yang tinggal cukup jauh dari saya.
Dia berbicara tentang pentingnya membangun budaya doa di gereja, lebih dari sekadar membuat program doa. Saya merenungkan hal itu, dan ternyata ada perbedaan yang sangat penting di antara keduanya. Budaya doa akan sangat bermanfaat. Berikut ini adalah beberapa alasannya.
1. Budaya doa memengaruhi semua orang, bukan hanya orang-orang yang ada dalam "pelayanan doa". Dengan membangun budaya doa, Anda menumbuhkan kebiasaan berdoa dalam pelayanan pria, kelompok pemuda, dan pelayanan anak. Hal tersebut akan memberdayakan kehidupan mereka. Apalagi, jika Anda berada di sebuah gereja kecil. Anda tidak lagi perlu membuat suatu program yang benar-benar baru karena Anda tinggal mempertahankan program gereja yang sudah ada.
Ketika saya berkeliling menjadi pembicara di gereja-gereja, salah satu hal yang sering kali saya jumpai adalah orang-orang Kristen yang enggan berdoa. Saya sering mengatakan bahwa doa bukan hanya milik orang-orang Kristen yang punya iman besar. Intimidasi ini muncul karena stigma orang-orang bahwa sudah ada tim pendoa khusus yang berdoa, dan sisanya adalah orang-orang Kristen lain yang sebatas didoakan. Tim pendoa dibentuk karena beberapa alasan, misalkan untuk melatih mereka bertanggung jawab atas keselamatan yang telah mereka peroleh. Akan tetapi, kita juga harus menyampaikan bahwa salah satu alasan mengapa tim doa dibentuk bukanlah karena orang Kristen tidak bisa berdoa bagi dirinya sendiri.
2. Budaya doa meningkatkan momentum agar budaya doa tersebut bisa semakin berkembang. Anda bisa mengambil waktu tambahan untuk berdoa pada pertemuan majelis gereja guna mencontohkan kehidupan doa. Dengan berdoa, Anda membangun kepemimpinan yang berdoa. Ketika Anda sudah melakukan suatu pelayanan, maka sudah sewajarnya Anda berdoa bagi pelayanan tersebut. Tindakan ini juga akan membawa berkat. Tujuan Anda berikutnya adalah mencetak pemimpin-pemimpin pelayanan yang secara spontan mengambil waktu untuk mendoakan satu sama lain dalam kelompoknya, dan tidak hanya bergantung pada "kelompok-kelompok doa elite". Dengan melakukan hal ini, Anda sedang melipatgandakan budaya doa, bukan sekadar menambah jumlah doa di gereja Anda.
Cobalah memahami hal ini seperti Anda sedang menyebarkan api "spiritual" di gereja Anda. Jika doa hanya dipandang sebagai sebuah program, kita hanya menyebarkan "api" tersebut pada satu bidang pelayanan gereja. Dengan mendorong budaya berdoa di gereja, kita menyebarkan "api" tersebut ke mana-mana. Pelayanan doa mulai terjadi dalam berbagai pelayanan di gereja, pada tingkatan yang baru, dan pada akhirnya meluap ke mana-mana.
Jika Anda seorang pendeta atau pemimpin, apa salah satu cara yang Anda lakukan untuk membangun budaya berdoa di gereja Anda? Jika Anda belum menjadi seorang pemimpin di gereja Anda, saya mendorong Anda untuk tidak segan membangun kehidupan doa. Menyelamlah ke dalamnya dan lihatlah bagaimana doa mengubah hidup Anda. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Charisma Magazine |
Alamat URL | : | http://www.chrismamag.com/spirit/prayer/25962-does-your-church-present-a-culture-of-prayer-or-a-program-of-prayer |
Judul asli artikel | : | Does Your Church Present a Culture of Prayer or a Program of Prayer? |
Penulis renungan | : | Kevin Senapatiratne |
Tanggal akses | : | 21 Maret 2017 |