Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
https://natal.sabda.org
Beberapa tahun yang lalu, editor sebuah perusahaan penerbitan meminta saya untuk menulis sebuah buku tentang doa. Tema ini adalah tema yang sangat penting. Penerbit itu sudah sangat terkenal. Sejujurnya, saya merasa tersanjung. Namun, dalam sebuah kejujuran yang dikirim dari surga, saya berkata kepadanya bahwa penulis buku seperti itu haruslah seorang penulis yang lebih tua dan lebih berpengalaman (belum lagi, sayangnya, lebih berdoa) daripada saya. Saya menyebutkan satu nama dan kemudian nama lainnya. Reaksi saya tampaknya mendorongnya untuk jujur juga. Dia tersenyum. Dia telah bertanya kepada para pemimpin Kristen yang berpengalaman yang namanya baru saja saya sebutkan! Mereka juga telah menolak dengan cara yang sama. Orang-orang bijak, pikir saya. Siapa yang dapat menulis atau berbicara panjang lebar dengan mudah tentang misteri doa?
Namun dalam satu setengah abad terakhir, banyak yang telah ditulis dan dikatakan secara khusus tentang "doa iman". Fokusnya adalah pada doa yang memindahkan gunung, sebuah doa yang melaluinya kita hanya "menuntut" sesuatu dari Allah dengan keyakinan bahwa kita akan menerima hal itu hannya karena kita percaya bahwa Dia akan memberikannya.
Namun, apakah sebenarnya doa iman itu?
Kaitannya dengan Hal Dramatis
Menariknya, istilah ini muncul dalam surat Yakobus (yang banyak berbicara tentang perbuatan). Istilah ini menjadi puncak dari pengajaran yang luar biasa tentang doa yang memenuhi seluruh surat tersebut (lihat 1:5-8; 4:2-3; 5:13-18).
Yang lebih mengejutkan lagi, pentingnya frasa ini tampaknya diilustrasikan oleh pengalaman satu orang, yaitu nabi Elia. Dalam kasusnya, doa iman berperan penting dalam menutup langit. Oleh karena itu, mungkin tidak mengherankan jika frasa ini banyak dikaitkan, bahkan secara eksklusif, dengan kejadian-kejadian dramatis yang menyerupai mukjizat -- dengan hal-hal yang luar biasa, bukan dengan hal-hal yang biasa terjadi sehari-hari.
Namun, hal ini melewatkan dorongan dasar dari pengajaran Yakobus. Alasan mengapa Elia digunakan sebagai contoh bukanlah karena ia adalah seorang yang luar biasa; Yakobus menekankan bahwa ia adalah "seorang manusia biasa seperti kita" (Yakobus 5:17). Yang menjadi perhatian adalah sifat-sifatnya yang biasa.
Doa Elia digunakan sebagai contoh bukan karena doa itu menghasilkan mukjizat, tetapi karena doa itu memberikan kepada kita salah satu ilustrasi yang paling jelas tentang apa artinya berdoa dengan iman: yaitu percaya kepada Firman Allah yang diwahyukan, berpegang teguh pada komitmen perjanjian-Nya, dan memohon kepada-Nya untuk menepatinya.
Doa Orang Benar
Menutup langit bukanlah ide baru yang muncul dari pikiran Elia yang kreatif. Sesungguhnya, itu adalah penggenapan dari kutukan yang telah dijanjikan oleh Tuhan perjanjian: "Jika kamu tidak mematuhi TUHAN, Allahmu, maka segala kutuk akan datang ke atasmu dan menimpamu .... TUHAN akan menghajarmu ... dengan panas yang menyengat dan kekeringan ..... Langit yang ada di atas kepalamu akan menjadi tembaga, dan bumi yang ada di bawahmu akan menjadi besi. TUHAN akan mencurahkan ke tanahmu abu dan debu dari langit." (Ul. 28:15, 22-24, AYT)
Seperti setiap "orang benar" (Yakobus 5:16), Elia berusaha menyelaraskan hidupnya dengan janji-janji dan ancaman-ancaman yang terdapat dalam Perjanjian dengan Allah (yang pada dasarnya adalah makna "kebenaran" dalam Perjanjian Lama -- untuk berhubungan secara benar dengan Tuhan). Ia menjalani hidupnya dalam terang Perjanjian yang telah Allah buat sehingga ia berpegang pada ancaman akan hukuman, dan juga janji-janji berkat Allah, di dalam doanya.
Maka, inilah doa iman: meminta kepada Allah untuk menggenapi apa yang telah Ia janjikan dalam Firman-Nya. Janji tersebut adalah satu-satunya dasar bagi keyakinan kita untuk meminta. Keyakinan seperti itu tidak "dibangun" dari dalam kehidupan emosional kita; melainkan, keyakinan itu diberikan dan didukung oleh apa yang telah Allah firmankan di dalam Alkitab.
Pria dan wanita beriman yang benar-benar "saleh" mengetahui nilai dari janji-janji Bapa surgawi mereka. Mereka datang kepada-Nya, seperti yang dilakukan anak-anak kepada seorang ayah manusia yang penuh kasih. Mereka tahu bahwa jika mereka dapat berkata kepada bapa duniawi, "Bapa, Engkau telah berjanji ....", mereka dapat terus meminta dan yakin bahwa dia akan menepati janji-Nya. Betapa lebih lagi Bapa surgawi kita, yang telah memberikan Anak-Nya untuk keselamatan kita! Kita tidak memiliki dasar keyakinan lain untuk percaya bahwa Ia mendengar doa-doa kita. Kita tidak membutuhkannya.
Doa yang Sah
Pengharapan akan janji-janji Allah seperti itu merupakan apa yang disebut oleh John Calvin, mengikuti Tertulianus, sebagai "doa yang sah".
Beberapa orang Kristen menganggap hal ini mengecewakan. Tampaknya hal ini menghilangkan mistik dari doa iman. Bukankah kita sedang mengikat iman kita untuk hanya meminta apa yang telah dijanjikan oleh Allah? Namun, kekecewaan seperti itu mengungkapkan sebuah kemurungan rohani: apakah kita lebih suka merancang kerohanian kita sendiri (yang lebih baik) daripada kerohanian Allah (yang sering kali sederhana)?
Pergumulan yang terkadang kita alami dalam doa, sering kali merupakan bagian dari proses ketika Allah secara bertahap membawa kita untuk meminta apa yang telah Dia janjikan untuk diberikan. Pergumulan yang dimaksud bukanlah pergumulan kita untuk membuat Dia memberikan apa yang kita inginkan, tetapi pergumulan kita dengan Firman-Nya sampai kita diterangi dan ditundukkan oleh Firman-Nya, dengan berkata, "Bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mu yang jadi." Kemudian, seperti yang dikatakan Calvin lagi, kita belajar "untuk tidak meminta lebih dari yang Allah izinkan."
Inilah sebabnya mengapa doa yang benar tidak pernah dapat dipisahkan dari kekudusan yang sejati. Doa iman hanya dapat dipanjatkan oleh orang yang benar, yang hidupnya semakin lama semakin selaras dengan anugerah perjanjian dan tujuan-tujuan Allah. Di dalam dunia doa (karena doa adalah mikrokosmos dari seluruh kehidupan Kristen), iman (doa kepada Tuhan dalam Perjanjian) tanpa perbuatan (ketaatan kepada Tuhan dalam Perjanjian) adalah mati.
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Ligonier |
Alamat situs | : | https://www.ligonier.org/learn/articles/prayer-faith |
Judul asli artikel | : | What Is the Prayer of Faith? |
Penulis artikel | : | Sinclair Ferguson |
Tanggal akses | : | 22 Februari 2024 |