Bagaimana Berdoa seperti Yabes

Yabes lebih mulia daripada saudara-saudaranya. Ibunya menamai dia Yabes, sebab dia berkata, "Aku melahirkan dia dengan kesakitan." Yabes berseru kepada Allah Israel, dengan berkata, "Kiranya Engkau sungguh-sungguh memberkatiku dan memperluas daerahku. Kiranya tangan-Mu menyertai dan melindungi aku dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpaku." Dan, Allah mengabulkan apa yang dia minta. (1 Tawarikh 4:9-10, AYT)

Mungkin Anda pernah mendengar tentang Yabes. Jika tidak, mungkin inilah waktunya untuk mengetahui ceritanya.

Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, hanya sedikit orang selain pembaca yang cermat dari silsilah Perjanjian Lama yang akan mengetahui namanya. Kemudian, itu berubah hampir dalam semalam. Hingga hari ini, penyebutan Yabes di kalangan orang Kristen yang lebih tua dapat menimbulkan berbagai tanggapan.

Kisah lengkapnya lebih panjang dari yang saya ketahui atau ingin saya ceritakan, tetapi penulis Bruce Wilkinson -- yang ikut mendirikan, dengan mentornya Howard Hendricks, pelayanan Walk Thru the Bible pada tahun 1976 -- menerbitkan "The Prayer of Jabez" setebal 90 halaman pada tahun 2000. Di dalamnya, dia bercerita tentang mendengar sebuah khotbah yang menginspirasi pada awal tahun 1970-an, saat menjadi mahasiswa seminari, dari pendeta Richard Seume (1915-1986). (Cukup menarik, John Piper duduk mendengar khotbah Seume di Gereja Alkitab Wheaton pada akhir 1960-an ketika Piper masih mahasiswa. Dia berkata, "Saya ingat bagaimana Pendeta Seume akan mengambil teks yang paling tidak jelas dan menemukan berlian di dalamnya untuk dikhotbahkan.")

Gambar: bersyukur

Satu khotbah tentang Yabes, dari 1 Tawarikh 4:9-10 -- satu-satunya dua ayat dalam Alkitab yang menyebutkan Yabes -- meninggalkan kesan yang begitu dalam pada Wilkinson sehingga dia mulai mendoakan kata-kata Yabes itu untuk dirinya sendiri setiap hari. Ketika dia menerbitkan buku itu pada tahun 2000, dia telah melakukannya setiap hari selama tiga puluh tahun. Mengucapkan doa Yabes setiap hari menurut Wilkinson seperti membuka (sebuah kata yang diulang dalam buku) pintu-pintu air berkat Allah dalam hidup dan pelayanannya. Buku itu dengan cepat menjadi laris manis, dan merupakan salah satu dari sedikit buku Kristen sepanjang masa yang telah terjual lebih dari sepuluh juta eksemplar.

Saya membaca buku singkat Wilkinson saat mahasiswa ketika diterbitkan pada tahun 2000 (kira-kira pada waktu yang sama saya pertama kali mengenal Piper dan Desiring God). Saya tidak ingat secara terperinci bagaimana membaca Yabes mendarat pada saya saat itu. Saya ingat beberapa antusiasme, dan ingat mengulangi doa itu sekali-sekali dalam doa saya sendiri. Namun, untuk alasan apa pun, saya tidak membentuk kebiasaan untuk mendoakan itu setiap hari. Lampu kilat segera memudar. Jadi, saya tidak menaikkan doa Yabes setiap hari selama dua puluh tahun terakhir, meskipun saya berharap buku (dan masa yang singkat itu) memiliki beberapa dampak positif yang bertahan lama.

Injil Yabes?

Melihat ke belakang sekarang (dan mengakui bahwa melihat ke belakang jauh lebih jelas), saya akan meringkas fenomena Yabes seperti ini: ketidakseimbangan dalam buku menyebabkan ketidakseimbangan yang lebih besar pada banyak pembaca, terutama mereka yang kurang memahami Kitab Suci. Banyak pembaca berasumsi bahwa mereka telah menemukan doa yang telah lama diabaikan untuk membuka berkat-berkat Allah. Saat saya membaca ulang buku itu baru-baru ini, saya menemukan bahwa buku itu memang membiarkan pintu ini terbuka, dan bahkan kadang-kadang agak condong ke arah ini. (Sebagai seorang editor, saya bertanya-tanya peran apa yang dimainkan rekan penulis dalam membuat pesan Wilkinson menonjol, membuang nuansanya, dan memperluasnya untuk khalayak seluas mungkin. Nama rekan penulis tidak muncul di sampul asli, atau di bukunya sama sekali, tetapi sekarang muncul dalam huruf kecil di sampul baru.)

Dari baris pertama kata pengantar, benih ditaburkan dengan kata-kata seperti "selalu" dan "kunci" -- kata-kata yang sebaiknya kita gunakan dengan hemat dalam generasi inflasi bahasa seperti kita:

Saya ingin mengajari Anda cara menaikkan doa yang berani yang selalu dijawab oleh Allah. Itu singkat -- hanya satu kalimat dengan empat bagian -- dan tersimpan di dalam Alkitab, tetapi saya percaya itu berisi kunci untuk kehidupan yang luar biasa diperkenan Allah. Permohonan ini secara radikal mengubah apa yang saya harapkan dari Allah dan apa yang saya alami setiap hari dengan kuasa-Nya. (7, penekanan ditambahkan)

Saya bisa memilih pernyataan berlebihan dan ketidakseimbangan yang serupa di seluruh buku singkat ini. Saya juga bisa menunjukkan beberapa hal bernilai (yang akan lebih mudah dirayakan pada tahun 2000 sebelum melihat efek luas pada pembaca). Pertama, Wilkinson mengualifikasikan kata berkat sebagai "kebaikan di mana hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mengetahui atau memberikannya kepada kita" (23). Dalam kata-kata Wilkinson sendiri, dia tidak mengajarkan teologi sebutkan-itu-dan-klaim-itu, dan dia dengan jelas menolak apa yang sekarang kita sebut "injil kemakmuran" (24). Dia juga secara mengagumkan menyebutkan hidup menurut kehendak Allah dan untuk kemuliaan Allah (32, 48, 57) dan mengajukan pertanyaan ini tentang "Mimpi Amerika":

Apakah kita benar-benar mengerti seberapa berbedanya Mimpi Amerika dari mimpi Allah bagi kita? Kita tenggelam dalam budaya yang memuja kebebasan, kemerdekaan, hak pribadi, dan mengejar kesenangan. (70)

Tantangan seperti itu kadang-kadang muncul, tetapi jelas bukan itu penekanannya. Dan, banyak pembaca tampaknya menangkap kecenderungan dan melewatkan disclaimer-nya. Mereka mengikuti "selalu" dan "kunci" dan banyak contoh berkat duniawi, dan tidak menemukan pada Yabes panggilan untuk keinginan baru, hati baru, dan kelahiran baru - untuk menjadi orang baru dan dengan demikian menawarkan doa baru dengan cara-cara baru yang mengubah banyak ekspektasi alami menjadi terbalik.

Berdoa diulang-ulang?

Meskipun saya bisa mengatakan lebih banyak tentang yang baik dan yang buruk, izinkan saya meringkasnya ke apa yang mungkin menjadi ketidakseimbangan utama dalam buku ini: bab terakhir dan pesannya.

Mungkin masalah terbesar secara praktis adalah mengambil khotbah yang berpotensi baik tentang Yabes yang mungkin menginformasikan kehidupan doa yang dinamis, autentik, menarik dan diakhiri dengan pesan "untuk menjadikan doa Yabes sebagai untuk memberkati bagian dari tatanan kehidupan Anda sehari-hari" (87). Ini mungkin terlalu dapat diprediksi dalam genre self-help, tetapi sulit untuk tidak melihat ketidakseimbangan yang jelas ketika berbicara tentang Kitab Suci. Haruskah kita mengintensifkan bagian apa pun ke tingkat "doakan ini setiap hari," belum lagi dua ayat "terselip" dalam silsilah? Wilkinson melanjutkan, "Saya mendorong Anda untuk mengikuti dengan ketat rencana yang diuraikan di sini selama tiga puluh hari ke depan. Pada akhir waktu itu, Anda akan melihat perubahan signifikan dalam hidup Anda, dan doa itu akan menjadi kebiasaan yang berharga seumur hidup" (87).

Di sini, setidaknya, ada masalah proporsi yang serius -- pertama untuk doa ini (dan apa doa yang jauh lebih menonjol dari Kitab Suci?) dan kemudian melakukannya setiap hari, dan kemudian mengikuti rencana ini dengan ketat. Dan, dengan itu, janji bahwa "Anda akan melihat perubahan signifikan dalam hidup Anda" hanya dalam tiga puluh hari.

Pada akhirnya, kita dapat mengatakan bahwa kelemahan serius dalam buku Kristen ini adalah betapa mudahnya buku itu mengakomodasi kecenderungan berdosa, mengklaim terutama keinginan alami, bahkan di antara orang-orang yang dilahirkan kembali. Yang juga begitu sangat kurang adalah visi alkitabiah tentang sakit dan penderitaan hidup pada zaman ini. (Bagi mereka yang tertarik, Tim Challies menceritakan kisah "Dream for Africa" Wilkinson yang dimotori Yabes dan "kegagalannya yang memalukan" beberapa tahun setelah "kesuksesan" buku itu.)

Bisakah Kita Berdoa Menggunakan doa Yabes?

Apa yang harus kita lakukan hari ini, sekitar dua puluh tahun kemudian? Penangkal pengulangan yang sia-sia dari Kitab Suci bukanlah dengan membuang Kitab Suci! Sebaliknya, kita ingin memiliki seluruh Alkitab, dan semua doanya -- bukan hanya satu atau dua -- menginformasikan dan membentuk kehidupan doa kita seumur hidup. Sehubungan dengan doa Yabes, kita mungkin bertanya apa yang sebenarnya dapat kita, sebagai orang Kristen, peroleh dari silsilah yang diilhami bukan melalui mantra untuk diulang, tetapi melalui prinsip-prinsip abadi untuk membimbing dan memberi energi pada kehidupan doa yang dinamis.

Banyak orang-orang kudus yang paling terpuji telah menanggung kesakitan yang hebat sepanjang hidup mereka di dunia.



Kisah Yabes benar-benar menarik perhatian kita dibandingkan ayat-ayat lain di sekitarnya. Mudah bagi saya untuk membayangkan mengambil dua ayat ini sebagai teks khotbah, seperti yang dilakukan Seume, untuk merayakan prinsip-prinsip alkitabiah yang ditemukan di sini dan di tempat lain dalam Kitab Suci dan berusaha untuk menginformasikan seluruh kehidupan doa orang Kristen. Satu kenyataan penting yang tidak menarik perhatian Wilkinson -- tetapi membuat kisah Yabes, dan doanya, mungkin bahkan lebih mengilhami -- adalah konteksnya dalam garis keturunan Yehuda. Ini adalah garis keturunan raja. Yabes dikelilingi oleh keluarga pendahulu dan sekarang yang adalah bangsawan, namun ia dilahirkan dalam kesakitan, seperti yang ditunjukkan melalui nama Yabes (mirip dengan bahasa Ibrani untuk sakit). Memperhatikan konteks ini mungkin akan membantu kita melihat efeknya pada pembaca asli; bacalah kisah itu dalam kaitannya dengan sejarah penebusan, yang berpuncak pada Singa Yehuda; maka terimalah hari ini dan belajarlah dari doa itu dengan seimbang.

Perhatikan, kemudian, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari Yabes, di samping pernyataan menyeluruh dari Kitab Suci, untuk kehidupan doa kita sendiri.

1. Allah Menyelamatkan dari Kesakitan (menurut waktu-Nya)

Ibunya menamai dia Yabes, sebab dia berkata, "aku melahirkan dia dengan kesakitan."

Kita tidak diberitahu apa sakitnya itu. Ada keindahan di dalamnya. Sakit yang tidak disebutkan secara khusus seperti itu mengundang kita untuk mengidentifikasi diri dengan Yabes, dan menirunya, apa pun sakit kita. Bagaimanapun juga, kita semua dilahirkan dalam kesakitan (Kejadian 3:16), dilahirkan ke dalam dunia yang sakit dosa, didera rasa sakit, diri kita sendiri adalah orang-orang berdosa dan "pada dasarnya adalah anak-anak durhaka, sama seperti manusia lainnya" (Efesus 2:3, AYT).

Apa pun penyebabnya, kehidupan Yabes dimulai dengan sulit. Namun, rupanya dia tidak berkubang di dalamnya, atau pasrah dengan statusnya sebagai korban. Dia juga tidak berusaha menebusnya dengan kekuatan dan tekadnya sendiri. Sebaliknya, dia berpaling kepada Allah. "Yabes memanggil Allah Israel," dan dengan melakukan itu, dia mengarahkan fokus, dan imannya, ke arah yang benar.

Allah kita sungguh adalah penyelamat. Dia tidak berjanji untuk membuat umat-Nya bebas dari kesakitan, tetapi Dia berkenan menyelamatkan kita dari kesakitan begitu kita berada di dalamnya. Dan itu, yang penting, bukan menurut waktu kita, tapi waktu-Nya. Beberapa penyelamatan ilahi datang dengan cepat; banyak yang tidak. Banyak dari orang-orang kudus yang paling terpuji telah menanggung kesakitan yang hebat sepanjang hidup mereka di dunia.

2. Allah (Sering) Memperluas Pengaruh Orang Percaya

Kiranya Engkau sungguh-sungguh memberkatiku dan memperluas daerahku ...

Adalah baik untuk mencari berkat Allah, dan, khususnya, melakukannya dengan syarat-syarat Allah. Dan berusaha untuk memperbesar batas seseorang, atau memperluas ruang dan pengaruh, sangat manusiawi berdasarkan rancangan Allah sejak awal: "Beranakcuculah dan berlipatgandalah, dan penuhilah bumi, dan kuasailah itu" (Kejadian 1:28, AYT). Kristus sendiri menugaskan murid-murid-Nya untuk memperluas batas kerajaan-Nya, menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:19).

Bahkan, seseorang yang begitu diteladani, dan rendah hati, sebagaimana rasul Paulus akan bersaksi tentang ambisi sucinya, di bawah Kristus, untuk memperluas batas pengaruhnya, melalui Roma ke Spanyol (Roma 15:23-24). Paulus juga menulis dengan terus terang kepada jemaat di Korintus tentang "wilayah pekerjaan kami di antara kamu" yang "semakin diperluas lagi, supaya kami dapat memberitakan Injil ke wilayah-wilayah di luar kamu" (2 Korintus 10:15-16, AYT). Allah memang bermaksud agar umat-Nya berdoa untuk memperbesar pengaruh mereka, bukan untuk kenyamanan pribadi, tetapi untuk kemajuan Injil, untuk memperkuat gereja-gereja, untuk melayani misi dan tujuan besar Kristus di dunia.

Dan, inilah doa-doa yang sering dijawab oleh Allah -- tetapi tidak selalu. Oh, betapa berbedanya kata-kata kecil seperti itu! Dan, begitu kita berdoa untuk perluasan perbatasan kita secara fantastis, demi Kristus, kita bijaksana untuk siap bagi Allah untuk melakukan perhitungan dan pengukuran yang sangat berbeda dari yang kita harapkan.

3. Allah (Sering) Memberi Kekuatan Saat Diminta

... Kiranya tangan-Mu menyertaiku ...

Ya dan amin untuk memohon kepada Allah agar tangan-Nya menyertai kita -- tangan-Nya, yang berarti kuasa, kekuatan, dan pertolongan-Nya. Sangatlah penting bahwa Yabes tidak hanya menginginkan anugerah yang besar dan terus terang dari Allah untuk kemudian berbalik dan mengembangkan kekuatannya sendiri. Sebaliknya, Yabes mengakui bahwa kekuatannya sendiri tidak akan cukup. Dia membutuhkan pertolongan Allah dalam setiap langkahnya.

Mungkin, keadaan yang rendah dan menyakitkan pada saat kelahiran mengajarinya pelajaran ini lebih awal daripada kebanyakan orang. Yabes "mulia" (lebih dari saudara-saudaranya) bukan karena kelahirannya yang mulia, kekayaan yang besar, dan kemampuan yang nyata, tetapi karena ia memiliki kelemahan dan keterbatasannya sendiri dan meminta Allah untuk menjadi kekuatannya. Bahwa Yabes melampaui saudara-saudaranya menunjukkan kekuatan Allah. Yabes memohon agar tangan Allah menyertainya, dan dengan melakukan itu, Yabes mengakui (sebagaimana seharusnya setiap manusia) bahwa kekuatan dan keahliannya sendiri tidaklah memadai.

4. Allah Menjaga Kita dari (Beberapa) Bahaya

... Kiranya tangan-Mu menyertai dan melindungi aku dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpaku.

Terakhir, Yabes meminta perlindungan Allah. Adalah baik untuk berdoa kepada Allah kita agar Dia menghindarkan kita dari bahaya dan sakit -- bahkan meski kita tahu bahwa kadang-kadang Dia memimpin kita, seperti yang Dia lakukan kepada Anak-Nya sendiri, ke padang belantara, dan ke lembah bayang-bayang kematian.

Yesus juga mengajar kita untuk berdoa, "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan" (Lukas 11:4), dan di taman itu, pada malam sebelum Ia meninggal, Ia menyuruh murid-Nya dua kali, "Berdoalah, supaya kamu jangan masuk dalam pencobaan" (Lukas 22:40, 46). Allah benar-benar menjaga kita dari beberapa pencobaan sebagai jawaban atas doa-doa kita. Doa itu penting. Allah yang berdaulat memilih untuk memerintah alam semesta sedemikian rupa sehingga, di bawah tangan-Nya, beberapa peristiwa terjadi (atau tidak) karena umat-Nya berdoa. Siapa yang dapat memahami godaan apa, dan bahaya apa, yang tak terhitung jumlahnya telah dihindarkan dari orang-orang kudus karena mereka dengan rendah hati meminta kepada Bapa mereka?

Dan, Allah kita tidak berjanji untuk menjaga kita dari semua bahaya, atau dari semua godaan. Bahkan, kepada kita dinyatakan bahwa "kita harus memasuki Kerajaan Allah melalui banyak penderitaan" (Kisah Para Rasul 14:22, AYT). Jadi, kita tidak membuat asumsi perlindungan seperti itu, juga tidak meminta dengan percuma.

Allah Memberi Apa yang Diminta Kepada-Nya

Bahwa Allah mengabulkan apa yang diminta Yabes tidak berarti Allah melakukannya dengan cara yang Yabes bayangkan atau menurut waktu yang diharapkan Yabes. Begitu juga bagi kita. Allah memang senang menjawab doa anak-anak-Nya, tetapi kita tidak menganggap bahwa Dia melakukannya sesuai dengan waktu dan cara yang kita inginkan. Dia "sanggup melakukan jauh lebih melimpah daripada semua yang kita minta atau pikirkan" (Efesus 3:20, AYT). Dan, Dia menjawab dan meninggikan umat-Nya "pada waktu yang tepat" (1 Petrus 5:6) -- dan menurut ketentuan-Nya, bukan ketentuan kita.

Ketika anak-anak-Nya meminta roti atau ikan atau telur, Allah kita tidak memberi mereka batu atau ular atau kalajengking (Matius 7:9-11; Lukas 11:11-13). Dia tidak memberi mereka, pada akhirnya, lebih buruk dari apa yang mereka minta. Namun, lebih baik. Dia tahu bagaimana memberikan hadiah yang baik kepada anak-anak-Nya, dan jauh lebih dari yang biasanya kita minta -- dan pada puncaknya, Dia memberi kita diri-Nya sendiri. Akan tetapi, bukan pada waktu menurut kita. Dan, bukan sebagai tanggapan untuk menirukan kata-kata di Alkitab.

Doa Yabes bukanlah janji bahwa Allah akan melakukan apa yang kita minta dan kapan. Namun, 1 Tawarikh 4:9-10 adalah seruan yang membangkitkan semangat bagi yang tidak berdoa, dan bagi yang menderita, untuk mendekat kepada keturunan terbesar Yehuda. Allah kita memang menebus umat-Nya. Dia membawa sukacita bagi yang sedih. Dia membawa kebaikan bagi yang terluka. Dia meninggikan orang yang rendah hati. Dia memberikan mahkota kemuliaan kepada yang dipermalukan. Dia membangkitkan Anak-Nya yang tersalib. Di dalam Kristus, Allah membalikkan kita dan dunia kita, termasuk doa-doa kita. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/how-to-pray-like-jabez
Judul asli artikel : How to Pray Like Jabez
Penulis artikel : David Mathis

Komentar