Doa Ayub yang Kedua (Ayub 7:17-21)

Dalam keputusannya Ayub meminta Allah supaya meninggalkannya sendirian. Ia bertanya mengapa Allah mengunjunginya setiap pagi untuk menyiksanya? Kemudian ia meminta belas kasihan dan pengampunan. Sebenarnya, ia berkata: "Jika saya telah berbuat dosa, mengapa Engkau tidak mengampuni saya?"

Ayub merenungkan keadaannya dalam hubungannya dengan Allah, seolah-olah tidak ada seorang pun, tidak ada seorang wasit, tidak ada seorang perantara antara Allah dan Ayub; seseorang yang akan mengambil pentung Allah daripadanya (Ayub 9:32-35). Apakah Ayub entah dengan cara bagaimana memperlihatkan keperluannya akan seorang Penebus? Pada saat itu rupa-rupanya tidak ada yang menjadi pengantara antara ia dan Allah. Apakah tidak ada seorang yang dapat mendatangkan belas kasihan Allah kepada orang-orang berdosa? Apakah Ayub mengetahui, sebagaimana kita mengetahui sekarang, bahwa "Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus" (1 Timotius 2:5).

Komentar