Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Doa
Kita hidup pada era kebencian. Satu partai politik membenci partai yang lain. Satu bangsa membenci bangsa yang lain. Tetapi terbentuknya kubu dan golongan yang saling bertentangan dalam memperjuangkan tujuan mereka baik dalam kancah nasional dan internasional pada tahun 2022 ini bukanlah sesuatu hal yang baru, sebagaimana yang dapat Anda bayangkan. Pertentangan itu setua dosa. Empat puluh tahun yang lalu, Pendeta John berkata dalam sebuah khotbah, "Tahun 1980-an menjadi dekade kebencian, dan oh, betapa mudahnya orang Kristen tersedot ke dalam satu kelompok dan mulai membenci kelompok lain." Begitu pula dengan masa kini. Kita tergoda untuk mengikuti dunia dan membenci lawan manusia kita. Tetapi betapa berbedanya panggilan yang Allah berikan kepada gereja-Nya.
Untuk memahami panggilan Allah yang berlawanan dengan budaya bagi kita di tahun 2022 ini, kita memutar ulang klip khotbah John Piper 41 tahun lalu. Dia berkhotbah tentang 1 Timotius 2:1-4. Itu salah satu khotbah favorit saya, terutama ketika kita menghadapi kekacauan geopolitik di dunia. Ini adalah khotbahnya yang cukup awal, dikhotbahkan pada 20 Januari 1981. Kita telah mendengar klip lain dari khotbah yang sama Rabu lalu. Saat itu saya menyebutkan bahwa khotbah ini disampaikan dua hari sebelum krisis sandera Iran berakhir, dan pada hari yang sama Ronald Reagan dilantik sebagai presiden baru Amerika Serikat. Ada banyak berita nasional dan internasional yang disiarkan ketika Piper berkhotbah tentang 1 Timotius 2:1-4.
Kata-kata rasul Paulus sangat relevan. Paulus sangat ingin agar orang Kristen berpegang pada iman dengan "hati nurani yang baik", menurut 1 Timotius 1:19. Itu termasuk, seperti yang dijelaskan Paulus, bahwa orang Kristen mengambil pandangan dunia global untuk menaikkan
permohonan, doa, doa syafaat, dan ucapan syukur bagi semua orang, bagi raja-raja, dan semua orang yang duduk di pemerintahan supaya kita dapat menjalani kehidupan yang tenang dan damai dalam segala kesalehan dan kehormatan. Hal ini baik dan berkenan di hadapan Allah, Juru Selamat kita, yang menghendaki semua orang diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan kebenaran. (1Tim. 2:1-4, AYT)
Piper mengambil doa permohonan Paulus ini dan berkhotbah tentang apa artinya berdoa bagi orang lain pada era kebencian global. Berikut ini khotbah Pendeta John.
Merupakan berkat yang besar ketika kita punya makanan setiap hari. Merupakan suatu berkat yang besar karena pelanggaran-pelanggaran kita diampuni. Merupakan berkat besar untuk tidak digiring ke dalam pencobaan, tetapi dilepaskan dari yang jahat. Tetapi kita tidak mengucapkan doa -- Yesus tidak mengajar kita untuk berdoa -- "Tuhan, berkatilah kami. Amin." Dia mengajar kita untuk berdoa, "Berikanlah kami, pada hari ini, makanan kami yang secukupnya. Dan, ampunilah kesalahan-kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami. Dan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat" (Mat. 6:11-13, AYT).
Kita tidak diajari untuk berdoa secara umum dan luas. Kita telah diajarkan berdoa secara spesifik untuk jenis masalah tertentu. Contohnya, ketika Paulus memerlukan bantuan untuk dirinya sendiri, dia meminta kepada gereja-gereja, "Berdoalah untukku secara khusus - jangan hanya berdoa untuk kepentingan misionaris". Oleh karena itu, saya pikir kita tidak akan memenuhi tuntutan 1 Timotius 2:1 jika kita berdoa seperti, "Tuhan, berkatilah semua orang di mana-mana. Amin." Apa artinya? Bagaimana kita bisa mewujudkannya?
Doa untuk Semua Orang
Jika kita membaca bagian ini dengan berusaha bersimpati terhadap Paulus di sini -- itulah yang harus selalu Anda coba lakukan pada apa pun yang Anda baca: membaca sambil berusaha bersimpati; coba tempatkan diri Anda pada posisi penulis -- saya pikir apa yang ingin dia katakan adalah sesuatu seperti ini: "Timotius, perluas batasan hal-hal yang kamu perhatikan. Jangan biarkan doamu terbatas pada kelompok mana pun, atau jenis orang tertentu mana pun. Perbesar lingkaran kasihmu, Timotius. Jangan menjadi provinsial atau sektarian atau elitis atau nasionalis atau rasis dalam doa-doamu, Timotius. Biarkan doamu merangkul semua jenis orang -- tinggi dan rendah, putih dan hitam, Demokrat dan Republik, perdana menteri Soviet dan ayatollah Iran. Perbesar inti doa-doamu, Timotius. Pergilan ke sekolah Calvary, dan belajarlah membenci kefanatikan dan rasisme Ku Klux Klan dan neo-Nazi, tetapi berdoa dengan kerinduan yang sungguh-sungguh untuk orang-orang itu."
Bukankah maksud Paulus sama dengan maksud Yesus? "Kamu telah mendengar yang difirmankan, 'Kasihilah sesamamu,' dan 'Bencilah musuhmu.' Namun, Aku berkata kepadamu, kasihilah musuh-musuhmu" -- dan lakukan apa? -- "berdoalah bagi orang-orang yang menganiaya kamu, dengan demikian kamu dapat menjadi anak-anak Bapamu yang di surga" (Mat. 5:43-45, AYT). Atau dengan kata lain, "Timotius, tidak ada golongan orang yang tentang mereka dapat dikatakan, 'Kamu tidak boleh berdoa untuk mereka.'" Tidak ada. Ini pesan untuk zaman kita, bukan? Tahun 1980-an menjadi dekade kebencian, dan oh, betapa mudahnya orang Kristen tersedot ke dalam satu kelompok dan mulai membenci kelompok lain.
Yesus memperingatkan kita dalam Matius 24:11-12 (AYT), "Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Sebab, pelanggaran semakin bertambah, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." Semoga tidak akan pernah ada yang mengatakan bahwa Gereja Baptis Betlehem telah memberikan kontribusi dalam kehancuran dunia melalui kebencian yang dingin, tetapi biarlah dikatakan bahwa orang-orang Kristen di Betlehem -- dan oh, semua orang Kristen -- "Lihatlah betapa mereka mengasihi satu sama lain. Lihatlah bagaimana mereka berbuat baik kepada orang-orang yang membenci mereka. Lihatlah bagaimana mereka memberkati orang-orang yang mengutuk mereka. Lihatlah bagaimana mereka berdoa bagi orang-orang yang menjelek-jelekkan mereka. Lihatlah parameter doa mereka. Benar-benar tidak ada batas."
Bukankah itu maksud dari 1 Timotius 2:1? Dan jika kita berdoa seperti itu dan bertindak seperti itu, tidakkah orang akan mulai berkata, "Pasti ada Allah yang penuh kasih di surga, dan Dia memiliki orang-orang yang aneh di bumi dan juga di sudut Minneapolis ini, yaitu orang-orang yang tidak serupa dengan era ini atau dekade ini"?
Doa untuk Raja
Setelah dia menekankan luasnya batasan yang ada, untuk beberapa alasan, Paulus berfokus pada raja-raja dan semua orang yang duduk di pemerintahan. Berdoalah untuk raja-raja dan semua orang yang duduk di pemerintahan. Mengapa? Mengapa dia menyempit di sini? Jelas dari 1 Timotius 2:4-7 bahwa Paulus ingin menekankan bahwa tidak seorang pun dikecualikan dari niat baik kita, karena tidak seorang pun berada di luar kasih karunia Allah. Lalu, mengapa raja-raja dan orang-orang yang duduk di pemerintahan masuk untuk disebutkan secara khusus? Saya pikir setidaknya ada dua alasan -- mungkin lebih, tetapi saya hanya akan menyebutkan dua.
Yang pertama adalah ini: ada karakteristik para pemimpin yang membuat kita sulit untuk berdoa bagi mereka -- setidaknya sulit bagi orang-orang Kristen awal untuk berdoa bagi mereka, dan saya pikir masih sulit bagi kita sekarang dalam banyak hal. Salah satu dari karakteristik tersebut adalah bahwa mereka sangat jauh dan sangat eksklusif -- baik secara visual, atau pun secara jarak, dan kemudian dalam hal aksesibilitas. Mereka sangat jauh.
Sulit untuk mendoakan seseorang, dengan sungguh-sungguh dan penuh kerinduan hati, yang bahkan tidak Anda kenal atau tidak pernah Anda lihat. Namun Paulus berkata, "Kesulitan itu harus diatasi. Kita harus berdoa untuk kaisar, Nero. Kita harus berdoa untuk gubernur, Gallio. Kita harus berdoa untuk para pro-consul, dan kita harus berdoa untuk Pilatus dan Herodes dan lainnya yang seperti mereka." Orang-orang itu harus didoakan, meski Anda tidak pernah melihatnya. Mereka mungkin tampak jauh bagi Anda. Mereka tidak jauh dari Allah, dan Anda bisa sedekat mungkin dengan mereka melalui doa seperti halnya penasihat terdekat mereka.
Inilah contoh lain dari karakteristik yang membuat mereka sulit untuk didoakan. Mereka sering kali adalah orang-orang yang tidak bertuhan, tidak peka terhadap bisikan Roh Kudus. Hampir sepenuhnya hal itu nyata di zaman Paulus. Saya pikir pada zaman kita, jika Anda menyebutkan semua negara di dunia -- dan jangan membatasi hal ini hanya untuk Amerika -- itu mungkin masih nyata juga sampai sekarang. Tidak peduli di mana atau era apa kita hidup. Jika kita akan berdoa untuk mereka yang menjadi raja dan semua yang duduk di pemerintahan, pada akhirnya kita akan berdoa terutama bagi orang-orang yang memusuhi atau acuh tak acuh terhadap iman kita. Itu tampaknya menjadi rintangan bagi banyak orang.
Aliran Air di Tangan Allah
Apa yang saya doakan untuk mereka? Nah, Paulus berkata, "Jangan ragu untuk berdoa." Pertama-tama, Allah bisa menyelamatkan. Allah dapat mengubah raja dan mereka yang berada di pemerintahan. Dan kedua, Dia tetap bisa menggunakan orang-orang yang tidak percaya yang duduk di pemerintahan untuk mencapai tujuan-Nya, apakah mereka percaya atau tidak. Beberapa contoh. Dalam Yesaya 10 di Perjanjian Lama, Allah memakai raja Asyur yang jahat dan mengubahnya menjadi tongkat murka-Nya ketika Dia ingin menghukum umat-Nya, Israel, dan kemudian Dia membuangnya karena kesombongannya ketika Dia sudah selesai dengannya.
Suatu ketika Nebukadnezar, raja Babel yang agung dan angkuh mengatakan ini: "Bukankah Babel yang besar ini, yang telah kubangun dengan kekuatanku yang perkasa sebagai kediaman kerajaan untuk kemuliaan keagunganku?" (Dan. 4:30, AYT). Anda tahu apa yang Allah lakukan? Dia mengambil akal budinya dan membuatnya makan rumput seperti lembu sampai dia belajar tentang ini. Dalam Daniel 4:34, Nebukadnezar berkata,
Dan, aku memuji dan menghormati Dia yang hidup untuk selama-lamanya,
yang kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal,
dan kerajaan-Nya tetap turun-temurun.
Semua penduduk di bumi tidak berarti apa-apa.
Dan, Dia bertindak menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara surga
dan penduduk bumi.
Tidak seorang pun sanggup menahan tangan-Nya,
atau bertanya kepadanya, "Apakah yang Engkau perbuat?" (Dan. 4:34-35, AYT)
Tidak ada raja, tidak ada presiden, tidak ada perdana menteri Soviet atau ayatollah Iran yang bisa menahan tangan-Nya ketika Dia bermaksud melakukan sesuatu. "Hati raja itu seperti aliran air sungai di tangan TUHAN; Dia mengalirkannya ke mana saja Dia menginginkannya" (Ams. 21:1, AYT). Orang bijak itu berkata, "Banyak rancangan dalam hati manusia [dan seorang raja], tetapi maksud TUHAN yang akan bertahan" (Ams. 19:21, AYT). Oleh karena itu, kita memiliki alasan yang kuat untuk berdoa karena Allah berkuasa atas manusia, apakah mereka percaya atau tidak. Allah memerintah, dan tidak ada yang bisa menahan tangan-Nya.
Bekerja Melalui Raja-Raja yang Jahat
Sekarang, salah satu implikasinya adalah bahwa doa-doa kita untuk raja-raja ini dan orang-orang yang duduk di pemerintahan ini bukan hanya untuk pertobatan mereka, atau bahkan pengudusan mereka -- yang harus kita doakan, atau kita tidak menaati Tuhan Yesus. Tapi kita akan melampaui itu, dan kita akan berdoa agar tujuan penyelamatan Allah yang baik akan tercapai melalui mereka, bahkan jika mereka tidak mau bertobat. Itulah alasan kedua mengapa saya pikir Paulus menyebutkan perlunya berdoa untuk raja dan mereka yang duduk di pemerintahan -- yaitu, karena Allah mampu melakukan begitu banyak kebaikan di dunia melalui orang-orang yang duduk di pemerintahan.
Bahkan seorang raja yang jahat, menurut Paulus, lebih baik daripada anarki. Paulus berada di penjara Romawi atau berada di bawah tahanan rumah di Roma ketika dia menulis 1 Timotius. Kaisarnya adalah Nero. Dalam beberapa tahun kemudian, dia akan membunuh Paulus. Mungkin, dia mati di arena singa. Nah, Paulus mengatakan pendapatnya dalam kondisi itu. Oleh karena itu, dia tidak naif ketika mengatakan, "Bersyukurlah untuk semua orang, untuk raja dan semua orang yang duduk di pemerintahan." Terima kasih Tuhan untuk Nero? Mengapa? Bagaimana dia bisa mengatakan itu?
Setidaknya untuk alasan ini: Perspektif Paulus tentang dunia sangat baik. Itu sangat besar. Itu melebihi dan melampaui hidupnya yang kecil, atau bahkan pelayanan kecilnya (besar). Kaisar yang membunuh Paulus di Roma telah menjaga perdamaian di provinsi-provinsi di mana Injil menyebar seperti api, dan untuk itu, Paulus sangat berterima kasih. Jadi, doa kita untuk raja dan pemimpin dan semua orang harus dibumbui dengan ucapan syukur.
Damai Demi Injil
Tetapi hal utama yang Paulus katakan untuk didoakan adalah ini: "supaya kita dapat menjalani hidup yang tenang dan damai dalam segala kesalehan dan kehormatan" (1Tim. 2:2, AYT). Sekarang, jika dipandang secara terpisah, itu mungkin tampak sepenuhnya bertentangan dengan semua yang saya katakan. Benarkah dalam analisis terakhir, satu-satunya alasan kita berdoa untuk para pemimpin adalah agar kita memiliki kehidupan yang baik, sehingga kita dapat memiliki kedamaian dan ketenangan dan membangun rumah kita?
Banyak orang yang mengaku Kristen tampaknya berpikir demikian. Tapi itu akan menjadi kesalahpahaman yang mengerikan dari teks ini, bukan? Karena 1 Timotius 2:3-4 (AYT) mempertajam fokus dari apa yang sebenarnya diinginkan Paulus. Mengapa berdoa agar kita memiliki kedamaian dan ketenangan? Jawaban: "Hal ini baik dan berkenan di hadapan Allah, Juru Selamat kita, yang menghendaki semua orang diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan kebenaran." Allah menyetujui kedamaian dan ketenangan karena Dia menyetujui kemajuan Injil. Perdamaian bukanlah hal utama; keselamatan adalah hal utama. Ketenangan bukanlah tujuan utama; pengetahuan tentang kebenaran Injil adalah tujuan utamanya.
Semoga kita tidak pernah melupakannya, Saudara dan Saudari dalam Kristus, bahwa kita adalah orang buangan di sini, di Amerika. Dan saya akan mengatakan hal yang sama jika saya berbicara dengan orang Rusia, Iran, Meksiko, Brasil. Kita adalah orang buangan di sini, di negeri ini. Kita tidak betah di Amerika, Rusia, Iran, Mesir, Israel, atau di mana pun di bumi ini. Kewarganegaraan kita ada di surga. Kita tidak berdoa, saya tidak berdoa, hanya untuk kemakmuran negeri mana pun. Saya berdoa untuk penyebaran yang luar biasa dari tujuan penyelamatan Allah di setiap negeri dan untuk kondisi apa pun yang diperlukan untuk mencapainya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://desiringgod.org/interviews/prayer-in-the-age-of-global-hate |
Judul asli artikel | : | Prayer in the Age of Global Hate |
Penulis artikel | : | John Piper |