Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
https://natal.sabda.org
Hari ini, kita akan mempelajari perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai serta mempelajari mengapa Allah menerima yang satu dan menolak yang lainnya. Perumpamaan ini dapat ditemukan dalam Lukas 18:9-14:
Latar Belakang
"Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:" (Lukas 18:9)
Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang yang mengandalkan perbuatan baik mereka untuk membuat diri mereka tampak benar di hadapan Allah. Mereka adalah orang-orang yang melakukan hal-hal baik, dan mengira bahwa karena mereka menerima pujian dari manusia, mereka juga akan menerima pujian dari Allah. Namun, Amsal 14:12 mengatakan kepada kita bahwa "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."
Kesalahan yang mereka buat adalah melihat sesuatu dari sudut pandang manusia, bukan dari perspektif Allah. Yesus telah bertemu orang-orang seperti ini sebelumnya dalam Lukas 16:15 - "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai." (Lukas 18:10)
Yesus memulai dengan mengangkat apa yang terbaik dan terburuk dalam masyarakat Yahudi -- orang Farisi dan pemungut cukai.
Orang-orang Farisi:
Pemungut Cukai:
Nah, kita akan mengira bahwa orang Farisi akan dianggap benar di hadapan Allah, dan Pemungut cukai akan dikutuk. Namun, bukan demikian yang dikisahkan dalam perumpamaan tersebut.
Doa-Doa
"Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku." (Lukas 18:11-12)
Perhatikan dua hal dalam doa orang Farisi itu:
1) Orang Farisi itu tidak menyebutkan dosanya. Manusia cenderung memiliki kemampuan untuk melihat dosa pada orang lain, tetapi tidak melihat dosa di dalam diri mereka sendiri.
2) Orang Farisi itu mengajukan tindakan-tindakan agamawinya sebagai alasan dia merasa benar di hadapan Allah.
Sekarang, mari kita lihat doa pemungut cukai.
"Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." (Lukas 18:13)
Satu Yohanes 1:9 berkata, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Itulah yang dilakukan pemungut cukai itu. Dia tahu dosanya besar, dan ia tidak punya cara untuk membayar dosanya sehingga ia hanya memohon belas kasihan Tuhan.
Kepada Siapakah Kita Membandingkan Diri?
"Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:14)
Satu Yohanes 1:8 mengingatkan kita bahwa "jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita." Itulah orang Farisi. Dia menipu dirinya sendiri dengan mengira bahwa dia tidak berdosa. Alih-alih membandingkan dirinya dengan kesempurnaan Allah, ia membandingkan dirinya dengan ketidaksempurnaan manusia.
Berikut adalah cara lain untuk melihat hal itu:
Katakanlah saya menawarkan segelas air. Anda melihat gelas dan melihat bahwa gelas itu terlihat kotor. Anda berkata, "Kau tahu, gelas ini kotor."
Saya menjawab, "Oh, gelasnya terkontaminasi bakteri mematikan, tetapi jangan khawatir, itu diisi dengan air segar." Apakah Anda mau meminumnya? Tentu saja tidak, karena tidak peduli seberapa bersih airnya, gelasnya telah mengontaminasi segala sesuatu di dalamnya.
Bayangkan gelas itu seperti hati kita, dan perbuatan kita seperti air yang mengisi gelas tersebut. Beberapa orang menjalani kehidupan yang sangat buruk seperti si pemungut cukai, mereka mengisi gelas mereka dengan air kotor.
Orang lain, seperti si orang Farisi, menjalani kehidupan dengan indah. Mereka mengisi gelas mereka dengan air segar. Mereka bangga karena gelas mereka diisi dengan air segar sedangkan gelas pemungut cukai diisi dengan air kotor.
Akan tetapi, tidak peduli apakah gelas Anda diisi dengan air kotor atau air segar, gelas Anda tetap kotor. Perbuatan baik yang Anda tawarkan kepada Tuhan untuk memperoleh keselamatan sudah terkontaminasi oleh dosa, dan Dia tidak mau menerimanya.
Namun, Tuhan akan memberikan sebuah gelas baru untuk setiap orang yang meminta.
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26)
Hati Kristus murni, pekerjaan-Nya adalah murni, dan pengorbanan-Nya di kayu salib adalah murni. Roma 5:9 memberi tahu kita bahwa mereka yang berseru kepada Kristus untuk menyelamatkan mereka "dibenarkan oleh darah-Nya" dan "diselamatkan dari murka-Nya".
Karena itu, perbuatan baik kita tidak berlaku untuk memperoleh keselamatan. Sebaliknya, perbuatan baik itu kita lakukan sebagai penghargaan atas keselamatan yang telah kita peroleh.
Allah tidak memanggil orang-orang baik untuk membuat mereka menjadi lebih baik, Dia juga tidak meninggalkan orang-orang jahat tanpa harapan. Allah, melalui Yesus Kristus, memanggil orang-orang berdosa dan membuat mereka menjadi ciptaan yang baru, diampuni, mampu berdiri tanpa cela, dan disebut anak-anak Allah. (t/Jing Jing)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Bible Study Planet |
Alamat URL | : | http://biblestudyplanet.com/two-very-different-prayers/ |
Penulis asli artikel | : | Two Very Different Prayers |
Penulis artikel | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 25 Juni 2013 |