Mengapa Kita Perlu Memperhatikan Hari Doa Sedunia?
"Penganiayaan mungkin tidak saya alami secara langsung. Namun, dialami oleh sangat banyak orang."
Selamat datang di situs e-Doa, ruang online yang terbuka bagi siapa pun yang rindu bertumbuh dalam kehidupan doa. Di sini Anda dapat menjelajahi artikel, renungan, kesaksian, tokoh, dan bahan inspiratif lainnya yang dirancang untuk memperkaya perjalanan iman, memperkuat relasi dengan Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama di mana pun Anda berada.
Kumpulan artikel rohani yang memperdalam kehidupan doa.
Bacaan renungan yang menguatkan kehidupan iman.
Kisah nyata tentang Allah yang bekerja dalam hidup orang percaya.
Tulisan dan opini seputar kehidupan doa dan kerohanian.
Profil tokoh-tokoh inspiratif dalam pelayanan doa.
Ilustrasi yang menolong menjelaskan makna doa dengan sederhana.
"Penganiayaan mungkin tidak saya alami secara langsung. Namun, dialami oleh sangat banyak orang."
Ditulis oleh: N. Risanti
"Jika jiwaku berdoa kepadaMu, Tuhanku,
ajar aku t'rima saja pemberian tangan-Mu
dan mengaku, s'perti Yesus di depan sengsara-Nya:
Jangan kehendakku, Bapa, kehendak-Mu jadilah."
Saya selalu terkesan dengan syair dalam lagu Kidung Jemaat 460 di atas, yang mengandung satu ajaran yang sangat indah tentang doa. Dalam pergumulan dan kengerian-Nya menghadapi penderitaan salib yang berat, Yesus dengan rendah hati menyerahkan diri kepada kehendak Bapa-Nya di surga. "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) Tidak mudah untuk mengatakan hal tersebut ketika Yesus mengetahui kengerian macam apa yang akan dihadapi-Nya. Ia memang Anak Allah yang berkuasa, tetapi Ia juga manusia yang dapat merasakan sakit dan penderitaan. Dan, jalan salib adalah kutuk berat yang tidak seharusnya dan sepantasnya Ia terima. Tetapi, toh Yesus taat pada kehendak Bapa ketika cawan itu harus diterima-Nya. Dan, kita pun beroleh anugerah keselamatan lewat pengorbanan-Nya di kayu salib.
Bacaan : Matius 26:36-46
Harus saya akui, saya menemukan bahwa berdoa itu berat, menjemukan, dan kadang membingungkan. Terkadang saya berdoa karena merasa bahwa saya tak dapat lepas dari keharusan untuk melakukannya.
Mengapa Tuhan Menunda Jawaban Doa?
Pernahkah Anda memiliki kebutuhan yang mendesak dalam hidup Anda dan mendoakannya dengan segenap kekuatan agar Tuhan segera menjawabnya? Pernahkah Anda kecewa ketika jawaban dia itu tidak dikabulkan? Jika jawaban Anda untuk kedua pertanyaan ini adalah "Ya," maka Anda mungkin akan tertarik dengan apa yang akan saya bagikan kepada Anda.
Sungguh disayangkan, banyak orang berpikir bahwa doa hanyalah sebagai tugas keagamaan untuk memuaskan kerinduan Allah untuk diajak bercakap-cakap oleh umat-Nya. Ini adalah semacam kewajiban, seperti membayar tagihan yang sudah jatuh tempo. Ketika mereka berdoa, mereka akan merasa lebih baik. Ketika mereka tidak berdoa, mereka merasa bersalah. Mereka tampaknya beranggapan Allah memegang stopwatch dan mencatat seberapa lama mereka berdoa, mirip dengan cara pencatat waktu mencatat jam kerja para pekerja.