Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
https://natal.sabda.org
Allah memanggil Gideon untuk "menyelamatkan orang Israel dari cengkeraman orang Midian" (Hakim-hakim 6:14). Gideon itu seorang yang pemalu dan lemah, tetapi Allah berkata, "Pergilah dengan kekuatanmu ini" -- kekuatan yang diberikan Allah kepadanya. Untuk meyakinkannya lebih lanjut, Allah berkata, "Akulah yang menyertai Engkau." Kekuatan Gideon merupakan kekuatan iman dalam Allah. Tetapi ia memerlukan banyak dorongan untuk membangun iman itu. Gideon berdoa: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil diantara suku-suku Manasye." Kita diingatkan oleh perkataan Salomo: "Keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat" (Pengkhotbah 9:11); dan perkataan Rasul Paulus: "Apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat" (1 Korintus 1:27). Allah mengirim malaikat supaya ia mau menerima tawaran-Nya, dengan demikian memberikan dorongan kepadanya. Kemudian Allah memberikan kepada Gideon keyakinan yang masih diperlukannya melalui tanda pada bulu domba. Tetapi, kita memiliki petunjuk yang lebih baik dalam Firman Allah dan oleh Roh Kudus.
Allah membawa Gideon berhadap-hadapan dengan diri-Nya (Hakim-hakim 7:13-14). Allah mengizinkan dia untuk mengetahui sebuah mimpi di perkemahan musuhnya. Hal ini merendahkan derajat Gideon, karena peristiwa ini menyadarkan bahwa ia hanyalah sekeping roti jelai dalam keadaan yang paling baik. F.B. Meyer menulis: "Sekeping roti jelai mungkin tidak ada harganya; tetapi jika Allah bekerja di belakangnya, roti itu dapat merubuhkan semua kemah. Hal ini mengingatkan kita akan lima roti yang diberikan seorang anak laki-laki kepada Yesus dan apa yang dilakukan-Nya dengan roti itu. Yesus Kristus hanya dapat memakai kita jika kita berserah sepenuhnya kepada Dia.
Pelajaran Gideon kepada kita: "Allah ajarkanlah kami untuk percaya, seolah-olah semuanya tergantung kepada Allah, dan ajarkanlah kami untuk taat seolah-olah semuanya tergantung kepada kita" (Dr. A.B. Simpson).
Buyung-buyung yang dibawa oleh Gideon dan tiga ratus pengkutnya hanyalah barang tembikar. Kegunaan mereka hanya dapat dibuktikan setelah buyung-buyung itu dipecahkan. "Hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."
Kekuatan Gideon berasal dari Allah; oleh karena itu, "Lalu berpalinglah Tuhan kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini." Suatu pandangan dari Tuhan Yesus memberikan kekuatan dan kuasa untuk melaksanakan tugas apa pun yang diberikan-Nya kepada kita.
Setelah mengalahkan orang Midian, orang Israel ingin Gideon menjadi raja mereka. Dengan rendah hati Gideon menolak kehormatan itu sebab Allah belum memilih atau memintanya untuk menjadi raja mereka. Ia hanya diperintahkan untuk mengalahkan orang Midian. Satu kemenangan besar tidaklah selalu berarti bahwa orang yang membawa kemenangan itu harus menjadi pemimpin atau raja.