Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
https://natal.sabda.org
Karl Barth, teolog Swiss kontemporer, yang terkenal meskipun kontroversial, merupakan seorang pemikir besar, penulis yang produktif, dan seorang guru besar di beberapa universitas di Eropa. ... selengkapnya »
Bayangkan apa yang akan dialami para murid-murid Yesus jika pada akhir pekerjaan-Nya di bumi, Yesus Kristus tiba-tiba menghilang, mengabaikan hal yang paling ditakutkan dalam peradaban manusia -- maut. Mungkin tiba-tiba firman-Nya hanya akan menjadi sekadar kata-kata tidak berarti, dan makna agung dari pengorbanan-Nya di kayu salib mungkin hilang. Semua hal yang dilakukan-Nya, selain kematian-Nya, mungkin akan membuat firman-Nya dianggap palsu, sedangkan Tuhan tidak memberikan segala sesuatu yang palsu kepada kita. ... selengkapnya »
Dunia melihat orang-orang Kristen merayakan kematian pada Jumat Agung, dan mereka tidak dapat mengetahui alasannya. Mereka berkata, "Itu sangat ekstrem! Mengapa, sebelum Allah dapat mengampuni manusia, Dia membutuhkan kematian Anak-Nya? Mengapa Dia tidak begitu saja, dengan murah hati, mengampuni dosa orang? Jika saya melakukan sesuatu yang menentang Anda, Anda hanya perlu memaafkan saya. Mengapa Tuhan tidak dapat melakukan itu?" ... selengkapnya »
Enam minggu sebelum Paskah, ditetapkan dalam kalender Gereja kuno sebagai waktu persiapan untuk merayakan kematian dan kebangkitan Yesus, yang disebut Prapaskah. Kadang-kadang pencabutan direkomendasikan oleh berbagai denominasi selama masa Prapaskah yang dipandang sebagai cara untuk menjadi puas dengan hanya sedikit hal. Namun, sikap ini benar-benar memiliki lebih banyak kesamaan dengan ide tentang kepuasan orang Timur dibanding dengan konsep Kristen tentang hal itu. Dalam Buddhisme, ketidakpedulian adalah kepuasan. ... selengkapnya »
Kita semua membuat keputusan setiap hari. Beberapa keputusan merupakan keputusan sepele, seperti apa yang akan dipakai dan ke mana akan pergi makan siang. Lainnya adalah keputusan besar, yang membutuhkan banyak pemikiran dan doa. ... selengkapnya »
Kalimat pertama yang diucapkan putri saya adalah "Aku bisa melakukannya!" biasanya diulangi tiga kali. Kata ini diucapkan tiap kali saya berusaha melakukan sesuatu untuknya. Pada umumnya, ia bisa melakukannya sendiri. Suatu hari, saya memintanya pergi ke kamar tidur untuk mengambilkan saya sesuatu, tetapi ia tidak bisa meraih pegangan pintu. ... selengkapnya »
Ada kisah tentang orang-orang kudus yang hebat yang kesulitan untuk berdoa saat menghadapi kesulitan besar. Hal tersebut dapat mengherankan sebelum kita mencoba untuk masuk ke dalam penderitaan Kristus dan memerhatikan gerakan hati-Nya di hadapan kasih Bapa yang penuh belas kasih. Sebelum kita merenungkan doa dari perkataan Bapa, pergumulan untuk berdoa sering dianggap hanya sebuah tahap yang kita lewati. Namun, di taman Getsemani (lihat Lukas 22:35 dst.), keringat darah Anak Allah mengungkapkan pergumulan ini sebagai momen tertinggi dari kontemplasi Kristen, sebuah standar yang dahsyat di mana kebenaran dari semua doa kita yang lain dapat dilihat. ... selengkapnya »
Ditulis oleh: N. Risanti
"Jika jiwaku berdoa kepadaMu, Tuhanku,
ajar aku t'rima saja pemberian tangan-Mu
dan mengaku, s'perti Yesus di depan sengsara-Nya:
Jangan kehendakku, Bapa, kehendak-Mu jadilah."
Saya selalu terkesan dengan syair dalam lagu Kidung Jemaat 460 di atas, yang mengandung satu ajaran yang sangat indah tentang doa. Dalam pergumulan dan kengerian-Nya menghadapi penderitaan salib yang berat, Yesus dengan rendah hati menyerahkan diri kepada kehendak Bapa-Nya di surga. "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) Tidak mudah untuk mengatakan hal tersebut ketika Yesus mengetahui kengerian macam apa yang akan dihadapi-Nya. Ia memang Anak Allah yang berkuasa, tetapi Ia juga manusia yang dapat merasakan sakit dan penderitaan. Dan, jalan salib adalah kutuk berat yang tidak seharusnya dan sepantasnya Ia terima. Tetapi, toh Yesus taat pada kehendak Bapa ketika cawan itu harus diterima-Nya. Dan, kita pun beroleh anugerah keselamatan lewat pengorbanan-Nya di kayu salib. ... selengkapnya »
Kedukaan salib Yesus sering begitu mendalam sehingga ketika kita merenungkannya, kita tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Kita menemukan bahwa kita berada dalam dunia yang sunyi saat Allah mengajar pikiran dan roh kita tentang nilai dari perkataan Kristus yang sedang sekarat. Karena di atas kayu salib itulah, kata-kata terakhir dari kehidupan manusia Yesus diucapkan. Seperti di setiap kata yang diucapkan oleh Yesus, ada banyak hal yang bisa dipelajari di sini. Kata-kata terakhir ini berupa doa-doa. Dengan mempelajari doa-doa ini, kita bisa belajar mengenai nilai sebenarnya dari segala doa. Yesus adalah Anak Allah, tetapi Ia juga Manusia. Kenyataan bahwa kata-kata yang diucapkan-Nya saat sedang sekarat adalah doa, menunjukkan sebuah kehidupan yang berkomitmen pada doa. Ia tahu ini bukan komitmen yang mudah. Tidak ada yang bisa mengalami kehidupan doa sejati yang berarti, tanpa adanya komitmen yang mendalam. Hal ini terlihat jelas dalam doa Yesus "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Lukas 23:46). Yesus menyerahkan diri-Nya untuk sebuah kehidupan doa yang baru. Setiap hari dalam kehidupan kita, Yesus berdoa untuk Anda dan saya. Kita merasa tenang mengetahui bahwa kita berada dalam doa-Nya, dalam persiapan untuk kehidupan doa yang baru ini, yang kita baca dalam Alkitab tentang Yesus yang berdoa (Lukas 11:1; Yohanes 17). Dalam Yohanes 17:20-24, Yesus berdoa untuk kita, bahkan sebelum disalib ketika Ia berdoa "... juga bagi mereka yang akan percaya kepada-Ku (Yesus), melalui pemberitaan mereka." (Yohanes 17:20) ... selengkapnya »
Lukas 23:34: Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Adakah hal lain yang lebih mengejutkan dan juga lebih indah daripada doa ini? ... selengkapnya »