Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Allah tidak pernah memanggil orang-orang menjadi pemimpin spiritual tanpa memberikan mereka kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu! Jika Anda pernah dipanggil untuk untuk berperan sebagai pemimpin spiritual, Anda dapat memastikan bahwa tangan Allah akan melindungi Anda!
Ezra 7:10: "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Kepemimpinan spiritual tidaklah sama dengan kepemimpinan militer, kepemimpinan politis
Allah tidak pernah memanggil orang-orang menjadi pemimpin spiritual tanpa memberikan mereka kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu! Jika Anda pernah dipanggil untuk untuk berperan sebagai pemimpin spiritual, Anda dapat memastikan bahwa tangan Allah akan melindungi Anda!
Ezra 7:10: "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Kepemimpinan spiritual tidaklah sama dengan kepemimpinan militer, kepemimpinan politis atau kepemimpinan perusahaan! Akan tetapi, bukan berarti tidak ada kesamaan antara kepemimpinan spiritual dan kepemimpinan lainnya. Ada beberapa elemen umum dalam semua jenis kepemimpinan. Kualitas-kualitas baik dari kepemimpinan militer, politik, dan perusahaan tentu saja dapat dipakai Tuhan, jika orang Kristen yang saleh mempersembahkan bakat-bakat alamiah dan latihan mereka untuk Kristus.
Ada banyak contoh-contoh kepemimpinan spiritual dalam Alkitab. Ezra dalam kitab Perjanjian Lama merupakan teladan yang menakjubkan. Dalam pasal 7 -- 10 dari kitab kecil yang memakai namanya (Ezra), kita mempelajari bahwa Ezra tidak hanya mempersembahkan seluruh kemampuan serta talenta-talenta alamiahnya untuk melayani Tuhan, tetapi dia juga menambahkan bumbu-bumbu kemampuan dan tanggung jawab spiritual untuk memimpin umat Allah. Sebenarnya dari tiga pemimpin pascapembuangan (Ezra, Nehemia, dan Zerubabel), Ezra cenderung dikenang karena kepemimpinan spiritualnya. Jika Zerubabel dikenang karena memimpin orang-orang untuk membangun kembali Bait Suci dan Nehemia dikenang karena memimpin orang orang membangun kembali tembok Yerusalem, maka Ezra dikenang karena memimpin orang-orang dalam pembangunan rohani. Saat kita membaca catatan Alkitab tentang kepemimpinan Ezra dalam pasal-pasal ini, kita bisa mendapatkan pemahaman yang luas tentang jenis orang yang dipakai Allah sebagai pemimpin-pemimpin rohani.
Ezra setia kepada firman Tuhan dan ia telah bertekad untuk mempelajari, melakukan, dan mengajarkan hukum Allah.
Ezra berdoa atas segala sesuatu. Kehidupan doanya tidaklah berpusat pada diri sendiri. Ezra dikenal memunyai hati untuk umat Allah.
Ezra tahu bagaimana bekerja sama dengan baik. Ezra dapat memotivasi orang untuk berjalan dalam arah yang benar tanpa memanipulasi mereka.
Ezra memiliki ketegasan yang fleksibel. Posisinya tetap tegas bahwa umat Allah telah berdosa besar dan dia perlu mengambil tindakan yang tegas, namun sikap fleksibelnya terlihat dari kemampuannya mendengarkan pertimbangan orang lain.
Ezra mampu mengatur keuangan dengan baik. Di satu sisi, dia memastikan dirinya tidak terlalu dekat dengan keuangan; dia mendelegasikan tanggung jawab untuk menjaga keuangan kepada 12 orang yang dapat dipercaya. Di sisi lain, dia memastikan bahwa uang tersebut tidak sekadar berada di tangan-tangan yang tepat, tetapi segalanya diperhitungkan matang-matang.
Ezra Setia kepada Firman Tuhan
Yang pertama dan terutama, kita menyaksikan bahwa Ezra adalah orang yang sangat setia kepada firman Tuhan. Latar belakang dan pelatihannya sebagai imam (7:1-5) memiliki andil dalam kesetiaannya ini; tetapi Ezra melangkah lebih jauh dalam kesetiaannya terhadap firman Tuhan. Dia pernah menjadi penulis. Para penulis Yahudi pada masa itu tidak hanya menyalin gulungan-gulungan kitab suci kuno, tetapi mereka juga mempelajari dan mengajarkan kitab-kitab tersebut. Kesetiaan Ezra kepada firman Tuhan dapat kita baca dalam Ezra 7:10. Ezra telah bertekad untuk mempelajari, melakukan, dan mengajarkan hukum Allah. Tidak heran dia pandai mengaplikasikan kitab dalam situasi-situasi kehidupan (7:6). Ini merupakan ciri kepemimpinan spiritual yang diperlukan saat ini.
Allah mencari orang Kristen yang sungguh-sungguh mempelajari firman-Nya dan melakukan dan menerapkan prinsip-prinsip kehidupan Kristen di dalam-Nya. Kita membutuhkan lebih dari sekadar pengalaman sekolah minggu dan saat teduh sehari-hari untuk mahir dalam melakukan dan mengaplikasikan firman Allah. Kita memerlukan hati yang setia -- tekad untuk mempelajari Hukum Allah. Dapatkah Allah memilih Anda sebagai pemimpin spiritual saat ini?
Ezra Adalah Seorang Pendoa
Ezra melakukan apa yang ia khotbahkan. Ezra berdoa atas segala sesuatu! Dia berdoa untuk keamanan perjalanan sebelum mereka menempuh perjalanan jauh dari Babel ke Yerusalem. Dia mengikutsertakan anak-anak dan bahkan harta benda mereka (8:12). Ya, berdoa untuk keamanan sebelum perjalanan yang merupakan hal yang alkitabiah -- bahkan untuk barang-barang yang Anda bawa!
Akan tetapi, Ezra tidak hanya mendoakan hal-hal biasa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dia mendengar berita sedih tentang kondisi moral umat Allah di Yehuda, Ezra menyampaikan doa panjang tentang pengakuannya (9:5-15). Walaupun Ezra sendiri tidak bersalah, dia dengan kerendahan hati melihat negaranya berkaitan dengan dosa-dosa mereka. Dia menyerahkan jiwanya di hadapan Allah demi umat Israel. Kehidupan doanya tidaklah berpusat pada diri sendiri. Ezra dikenal memunyai hati untuk umat Allah. Jenis orang seperti inilah yang Allah pilih untuk menjadi pemimpin spiritual. Apakah kita memenuhi syarat tersebut? Perhatikanlah teladan Ezra memimpin umat Israel untuk mengaku dosa (10:1). Saat ini, para pemimpin spiritual yang memunyai kehidupan doa seperti Ezra akan menghasilkan dampak yang sama!
Ezra Tahu Bagaimana Bekerja Sama dengan Baik
Aspek ini merupakan salah satu aspek pemberian Allah yang sangat penting dan utama kepada para pemimpin spiritual. Ezra dapat memotivasi orang untuk berjalan dalam arah yang benar tanpa memanipulasi mereka. Contohnya, ketika tidak ada orang Lewi yang mau kembali ke Yerusalem (8:15), Ezra menggunakan pendekatan yang benar agar sejumlah orang Lewi mengubah pikirannya.
Ini bukanlah tugas yang mudah. Bergabung bersama karavan berarti siap meninggalkan keluarga dan usaha dan harta benda dan kehidupan yang enak di Babel untuk melakukan perjalanan panjang ke Yerusalem -- kota yang hancur karena serangan Nebukadnezar lebih dari 100 tahun sebelumnya. Orang-orang Lewi tidak memunyai prospek untuk kembali kaya di Yerusalem! Tidak, mereka perlu terlibat dalam pekerjaan yang serba tidak mewah di bait Allah. Ingat, mereka adalah suku-suku Israel yang bertanggung jawab membantu imam dengan pekerjaan di sekitar Rumah Allah. Mengapa mereka mau meninggalkan kehidupan nyaman di Babel untuk hal itu? Entah bagaimana Ezra dapat memotivasi lebih dari 250 orang Lewi untuk meninggalkan kehidupan nyamannya di Babel dan melayani Rumah Allah di Yerusalem. Itu merupakan kemampuan spiritual dari Allah! Pemimpin spiritual seperti Ezra dibutuhkan saat ini untuk memotivasi orang-orang Kristen untuk maju, terutama dalam bidang-bidang pelayanan kekristenan saat ini yang sederhana.
Ezra Memiliki Ketegasan yang Fleksibel
Salah satu bukti kemampuan Ezra bekerja sama dengan orang lain adalah ia memiliki "ketegasan yang fleksibel". Istilah ini terdengar kontradiktif, walaupun sebenarnya tidak. Saat Ezra menghadapi masalah moral dengan umat Allah, dia tidak membenarkan dosa atau mengubah standar Allah untuk mengendapkan permasalahannya (9:1-4). Posisinya tetap tegas bahwa umat Allah telah berdosa besar di hadapan Allah dan dia perlu mengambil tindakan yang tegas. Dia bersedia mendengarkan nasihat berguna dari Sekhanya (10:2-4). Sekarang, beberapa calon pemimpin spiritual tidak pernah mau menerima nasihat dari pengikut-pengikutnya. Mereka tidak bersikap fleksibel dalam menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya. Mereka perlu belajar dari fleksibilitas Ezra!
Ketegasan Ezra yang fleksibel dapat diamati ketika orang Israel berhimpun di halaman bait Allah di Yerusalem (10:9). Ketegasannya tampak dari posisinya yang selalu berada dalam standar-standar alkitabiah. Sikap ini juga tampak dalam penyelesaian masalah pernikahan dengan para penyembah berhala (10:12-15). Sedangkan, sikap fleksibelnya terlihat dari kemampuannya mendengarkan pertimbangan orang lain (10:12-15). Umat Israel mengakui kesalahan mereka dan ingin memperbaiki keadaan, tetapi mereka memerlukan lebih banyak waktu. Terlebih lagi, saat itu sedang musim hujan dan orang-orang kedinginan. Ezra tidak bersikap terlalu kaku. Dia tidak meminta persoalan tersebut diselesaikan secepat mungkin -- hujan atau tidak hujan.
Sayangnya, beberapa pemimpin Kristen saat ini bersikap sangat kaku. Mereka tidak bersikap fleksibel, selalu menuntut, dan tidak mau mendengarkan pertimbangan orang lain. Alhasil, mereka tidak dapat bekerja sama dengan baik sehingga mereka tidak dapat menjadi pemimpin-pemimpin spiritual yang baik. Ezra tahu bahwa orang-orang itu menyesal dalam hatinya, bukannya "mengulur-ulur waktu". Oleh karena itu, dia yakin bahwa hal tersebut akan diperbaiki pada waktu yang tepat -- dan demikianlah yang terjadi (10:16-19).
Ezra Mampu Mengatur Keuangan dengan Baik
Kemampuan Ezra mengatur keuangan merupakan indikasi lain yang penting dalam kepemimpinan spiritualnya. Kemampuan ini merupakan ranah kritis. Sejak masa Ezra, banyak pemimpin-pemimpin spiritual gagal karena kesalahan-kesalahan dalam hal keuangan. Perhatikanlah bagaimana Ezra menghindari dua ekstrem berbahaya. Di satu sisi, dia memastikan dirinya tidak terlalu dekat dengan keuangan karena dia akan mudah tergoda atau disalahkan atas "kesalahan mengatur keuangan". Dia mendelegasikan tanggung jawab untuk menjaga keuangan kepada 12 orang yang dapat dipercaya (8:24-30). Keuangan ini termasuk persembahan sukarela dari umat Allah di Babel serta uang dari perbendaharaan kerajaan raja Persia, Artahsasta (7:11-20). Saya bertanya-tanya apakah kita dapat melepaskan tangan kita dari uang jika uang yang diberikan kepada Ezra diberikan kepada kita! Apa saja pembelian yang kita benarkan karena keegoisan dan kepentingan diri sendiri? Sebagai pemimpin spiritual, Ezra menghindari masalah-masalah yang bisa muncul dengan melepaskan kendali langsung dari perbendaharaan.
Sebaliknya, Ezra juga menghindari sisi ekstrem lainnya dengan tidak benar-benar melepaskan diri dari segi keuangan. Dia memastikan bahwa uang tersebut tidak sekadar berada di tangan-tangan yang tepat, tetapi segalanya diperhitungkan matang-matang (8:33-34). Pemimpin spiritual perlu mengawasi gerak keuangan yang dipercayakan kepada orang lain. Sadarlah, selalu ada aspek keuangan dalam setiap pelayanan dan gereja Kristen. Penggunaan uang yang baik merupakan persoalan spiritual. Menghindar dari kedua ekstrem terkadang sulit, tetapi pendekatan yang seimbang dalam keuangan merupakan ciri dari pemimpin spiritual yang baik.
Kesimpulan
Pasal-pasal dalam kitab Ezra berulang kali memberitahu kita bahwa "Tangan TUHAN, Allahnya, melindungi Ezra". (lihat Ezra 7:6, 9, 28 dan 8:18, 22, 31.) Allah tidak pernah memanggil orang-orang menjadi pemimpin spiritual tanpa memberikan mereka kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu! Karena kepemimpinan spiritual merupakan kemampuan dan tanggung jawab dari Allah untuk memimpin umat-Nya, Anda dapat memastikan: jika Anda pernah dipanggil untuk untuk berperan sebagai pemimpin spiritual, tangan Allah akan melindungi Anda! (t/Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Growing Christians Ministries |
Alamat URL | : | http://www.growingchristians.org/dfgc/leader.htm |
Penulis | : | David R. Reid |
Dipublikasikan di: http://lead.sabda.org/kepemimpinan_spritual