Berdoa di dalam Kuasa Roh 1

Salah seorang tokoh doa yang dicatat dalam Alkitab adalah Rasul Paulus. Melalui surat-suratnya yang ditujukan kepada orang-orang Kudus pada zamannya, dia telah membuka hatinya kepada kita. Dalam cara yang sangat pribadi, dia telah mengajarkan kepada kita langkah demi langkah mengenai kuasa, maksud, dan praktik dari doa. Dalam Efesus 6 kita belajar mengenai perlengkapan perang dan senjata dari seorang pejuang doa. Kita diberitahu agar berdoa dengan setia dalam berbagai cara untuk saudara-saudara kita di dalam Kristus, di mana pun mereka saat ini berada. Kita bersukacita karena menurut Roma 8:26-27, Roh Kudus sendiri akan menolong kita berdoa sesuai dengan kehendak Bapa. Apabila kita berdoa "di dalam Roh" maka kita mampu untuk mendoakan doa-doa Allah, merasakan perasaan-perasaan Allah, dan memikirkan pikiran-pikiran Allah.

Mendoakan Doa-Doa Allah

Pemikiran-pemikiran berikut didasarkan atas kebenaran yang sangat sederhana, tetapi sangat berkuasa: bilamana kita dipersatukan dengan Allah oleh Roh-Nya, kita dapat menjadi satu dengan Dia di dalam doa. Bukankah ini suatu pemikiran yang luar biasa dan ajaib. Tuhan Yesus tidak hanya ingin berdoa untuk kita, tetapi bersama kita, dan melalui kita! Penulis surat Ibrani memberitahukan kepada kita tentang hubungan khusus antara kita dengan Allah. Dia mempergunakan kata-kata yang sangat menarik, "Sebab Ia (Yesus) yang menguduskan, dan mereka yang dikuduskan (orang-orang yang mengenal Yesus), mereka semua berasal dari satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, katanya: Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat." (Ibrani 2:11-12) Dalam Mazmur 22:23, Daud bernubuat mengenai Yesus -- Juru Selamat. Daud juga mengatakan, "Roh Tuhan berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku." (2 Samuel 23:2) Wahyu 19:10 berkata, bahwa "kesaksian Yesus adalah Roh Nubuat." Kadang-kadang nabi-nabi dari Perjanjian Lama berbicara dalam Pribadi Yesus -- seolah-olah Yesus sendiri yang berbicara.

Ibrani 2:12 mengandung arti khusus bagi kita secara pribadi. Dalam perkataan itu, Yesus seolah-olah memberitahu kepada kita sebagai saudara-saudara-Nya, semua hal mengenai Bapa Surgawi, dan bersama-sama kita akan menyanyikan pujian bagi Dia! Apa artinya dan bagaimana hal ini dapat dilakukan? Pribadi Yesus Kristus sekarang ini berada di sebelah kanan Bapa. Tetapi kehadiran Yesus adalah bersama dan di dalam kita melalui Roh-Nya. Ungkapan, "berada di tengah-tengah jemaat, Aku (Yesus) akan menaikkan pujian kepada-Mu (Bapa)" sungguh menarik. Yesus memberitahu kepada kita bahwa Dia masih berkeinginan untuk menyanyikan pujian kepada Bapa di tengah-tengah kita. Kita adalah jemaat dari Allah yang hidup. Keinginan Yesus adalah memenuhi kita dengan pujian dan penyembahan-Nya. Pada waktu kita dipenuhi Roh Kudus, Yesus menyanyikan puji-pujian kepada Bapa melalui lidah bibir kita dengan suara kita di dalam penyembahan (Efesus 5:18-19). Kita menjadi saluran yang melaluinya pujian dan penyembahan diekspresikan kepada Bapa di Surga. Tidak mengherankan Alkitab menyebut hal itu sebagai penyembahan yang diilhami "Nyanyian Tuhan!"

Sebagaimana Yesus mengekspresikan pujian dan penyembahan-Nya melalui kita, Dia juga rindu untuk mengekspresikan doa-doa-Nya melalui kita. Sebagaimana Yesus dapat memuji Bapa melalui kita, Dia juga dapat berdoa kepada Bapa melalui kita. Ibrani 7:25 memberitahu kita bahwa Yesus hidup untuk menjadi Juru Syafaat bagi kita. Melalui siapa Dia mengekspresikan doa-doa syafaat-Nya untuk kita? Kristus ingin melibatkan anggota-anggota jemaat-Nya di bumi ini. Yesus bermaksud mendoakan doa-doa-Nya melalui kita. Kita menjadi kelanjutan atau jangkauan dari syafaat surgawi-Nya di bumi. Dalam pengertian lain, Yesus adalah Kepala Surgawi dari tubuh-Nya yang ada di bumi. Kita adalah anggota-anggota dari tubuh itu. Melalui anggota-anggota tubuh-Nya inilah, kehendak-Nya dapat terjadi di bumi seperti di Surga. Tuhan Yesus masih ingin berjalan, berbicara, memberitakan Firman, dan berdoa sebagaimana yang Dia lakukan selama pelayanan-Nya di bumi. Dia mau melakukan hal ini melalui kita dengan kuasa yang luar biasa dari Roh-Nya. Di dalam terang dan pengertian ini, dengarkanlah bagaimana rasul Paulus bersyafaat bagi orang-orang percaya di Efesus.

"Aku selalu mengingat kamu dalam doaku... supaya kamu mengerti... betapa besar kuasa-Nya bagi kita yang percaya sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga... dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." (Efesus 1:16, 19-23)

Ikut Mengambil Bagian Pelayanan Syafaat Kristus

Sebagai anggota dari Tubuh Kristus, adalah suatu kehormatan (kesempatan) dan tanggung jawab (hak dan kewajiban kita) untuk ikut mengambil bagian di dalam pelayanan syafaat-Nya. Pada mulanya, panggilan setinggi itu tampaknya seperti jauh melampaui kemampuan kita. Kita harus ingat bahwa Roh Kudus siap untuk menolong kita di dalam doa-doa kita. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan... bahwa Ia sesuai dengan kehendak Allah berdoa untuk orang-orang kudus." (Roma 8:26-27) Jika kita ikut ambil bagian di dalam kehidupan doa dari Tuhan kita, kita harus belajar lebih banyak lagi tentang bagaimana Dia berdoa ketika Dia berada di bumi. Salah satu cara dalam hal mana Dia berdoa tampak agak sedikit aneh bagi beberapa orang. Ibrani 5:7 mengatakan, "Dalam hidupnya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan."

Derita (Pergumulan) dari Doa Syafaat

Ini merupakan gambaran yang menakjubkan dari Tuhan kita. Kita melihat Dia berdoa, menangis, dan berkeluh kesah dalam pergumulan jiwa yang sangat berat. Seseorang mungkin bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika Yesus terdengar berdoa seperti itu di dalam salah satu dari gereja-gereja kita. Banyak yang tidak akan dapat mengerti. Beberapa orang barangkali akan beranggapan bahwa mungkin Dia secara emosi dan mental tidak seimbang lagi. Hal yang sama barangkali akan dikatakan juga tentang rasul Paulus, jika kita secara pribadi dapat melihat atau mendengar dia dalam doa. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, dia berbicara mengenai perhatiannya yang mendalam terhadap keadaan rohani mereka. Mereka berada dalam bahaya menyimpang dari anugerah Allah dengan kembali pada perbudakan hukum Taurat. Mereka tergoda untuk menambahkan peraturan-peraturan hukum pada iman mereka di dalam Kristus agar dapat memperoleh keselamatan. Menambahkan sesuatu berarti merusak segala sesuatunya. Mereka berada dalam keadaan akan membelakangi karya Kristus yang sempurna di kayu salib.

Bahaya tersebut mendorong Paulus untuk berdoa bagi mereka, "Betapa Saudara sekalian menyakiti saya. Sekali lagi saya menanggung sakit seperti seorang ibu yang menantikan kelahiran anaknya. Dengan rindu saya menantikan saat Saudara akan dipenuhi oleh Kristus. (Galatia 4:19, FAYH) Doa dan syafaat Paulus di dalam Roh Kudus menyebabkan dia menderita kesakitan/pergumulan seperti seorang ibu yang akan melahirkan. Dia menderita bagi mereka di dalam Tuhan, dan merindukan agar Kristus terjelma dalam hidup mereka sepenuhnya melalui iman. Ibu-ibu dapat memahami dengan baik apa artinya menderita sakit bersalin. Kaum pria hanya dapat memahami pengalaman itu secara tidak langsung.

Paulus mempergunakan proses kelahiran untuk menjelaskan penderitaan dan pergumulannya di dalam mendoakan jemaat Galatia. Dia sudah menjadi kepanjangan atau kelanjutan dari pelayanan syafaat surgawi Kristus di bumi. Yesus menaikkan doa-doa yang penuh kuasa melalui Paulus, dan dia merasakannya! Sebagaimana sudah kita katakan pada bagian awal, Berdoa di dalam Roh adalah berdoa sebagaimana Allah berdoa dan merasakan sebagaimana Allah merasakan. Tidak heran kalau Paulus mengatakan bahwa Roh Kudus berdoa melalui kita dengan perkataan-perkataan, keluhan-keluhan, dan ratapan yang tidak dapat dikemukakan dalam kata-kata (Roma 8:26). Dia berbicara dari pengalaman! Ya, Kristus hidup untuk menjadi Juru Syafaat bagi kita dan melalui kita sesuai dengan kehendak Bapa. Biarlah kita menjadikan diri tersedia bagi Roh Kudus untuk menjadi saluran yang hidup dari doa-doa dan syafaat.

Sebuah Ilustrasi Pribadi dari Jepang

Pada tahun 1960 Tuhan memimpin saya untuk pergi ke Jepang bagian utara. Sebagian besar dari orang-orang yang tinggal di situ belum pernah mendengar nama Yesus Kristus. Orang-orang Jepang memiliki keinginan kuat untuk belajar bahasa Inggris karena alasan perdagangan dan usaha. Oleh karena itu, kami diundang untuk berbicara di sekolah-sekolah mereka sebagai bagian dari program bahasa mereka. Dari hari ke hari kami dapat melayani para mahasiswa dan kelompok-kelompok guru dalam jumlah antara 1.000 sampai 1.500 orang. Kami mendapat kebebasan untuk memberitakan Injil di hadapan orang-orang yang dengan kesungguhan mau mendengarkan bahasa Inggris yang diucapkan dalam logat Amerika. Saya bertanya apakah mereka pernah mendengar seorang yang bernama Yesus Kristus. Kebanyakan dari mereka tidak tahu bahwa Yesus pernah hidup di dunia ini, atau bahwa Dia datang karena Allah mengasihi mereka. Kami memberitahu mereka bahwa untuk bisa belajar bahasa Inggris dengan baik, mereka harus membaca Alkitab bahasa Inggris, karena Alkitab adalah kitab yang paling laris dalam bahasa Inggris. Kami bisa menempatkan ribuan Alkitab bahasa Inggris ke tangan mereka dalam waktu singkat.

Tetapi ada sisi lain dari kisah tersebut. Selama enam sampai tujuh minggu, kami mengadakan perjalanan dari satu desa ke desa yang lain dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda, perahu atau kereta api. Selama perjalanan itu, hati saya sangat digerakkan oleh Roh Kudus. Nampak seolah-olah Allah sangat berduka karena orang-orang Jepang. Saya dapat merasakan kesedihan hati Kristus dicurahkan oleh Roh Kudus melalui saya kepada mereka. Saya tidak dapat berhenti menangis kecuali pada saat-saat bertemu dengan guru-guru dan murid-murid mereka -- seolah-olah Allah mencurahkan air mata-Nya melalui kedua mata saya. Allah mengasihi orang-orang Jepang, tetapi dosa-dosa kesombongan dan penyembahan berhala sudah mengunci Dia di luar. Hampir tidak ada tempat bagi Allah atau Anak-Nya di dalam kehidupan mereka atau masyarakat. Setan sudah menyerang mata mereka dengan kebutaan rohani. Paulus mengemukakan "orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya sudah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." (2 Korintus 4:4) Yang merupakan medan perang dan benteng kegelapan setan adalah pikiran manusia. Pada waktu terang Injil menembus masuk ke dalam jiwa manusia, pikiranlah yang pertama-tama dibebaskan.

Saya menyadari sekarang bahwa "tangisan dan air mata" saya merupakan doa syafaat Kristus melalui karya Roh Kudus terhadap saya. Allah menjangkau di dalam kasih melalui doa-doa dan air mata saya untuk orang-orang Jepang. Dia juga menyatakan murka-Nya melawan ilah dari dunia ini (setan) dan kuasa-kuasa gelapnya. Saat-saat itu benar-benar merupakan saat-saat peperangan rohani yang sesungguhnya. Sejak waktu itu (tahun 1960) di Jepang, saya mendapatkan ratusan utusan Injil kepada bangsa itu yang sudah mengalami pengalaman yang sama. Mereka semua sudah mengadakan sebagian waktu dari kehidupan mereka menangis dalam doa-doa syafaat untuk orang-orang Jepang. Mereka juga sudah ikut ambil bagian di dalam pelayanan doa dan syafaat Kristus dalam cara yang sangat pribadi dan bersungguh-sungguh.

Bagaimana Doa Mematahkan Kuasa Kegelapan

Penting sekali bagi kita untuk mengetahui bahwa doa-doa kita dipergunakan Allah secara khusus untuk mematahkan kuasa-kuasa kegelapan. Pola penyembahan Perjanjian Lama merefleksikan berbagai kenyataan rohani dalam alam surgawi. Wahyu 8:3-5 berkata "Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi."

Ini merupakan gambaran nubuat tentang bagaimana doa-doa kita dipergunakan Allah untuk memengaruhi kejadian-kejadian di bumi. Keberadaan surgawi sebagaimana terlihat di atas, di mengerti melalui perencanaan denah Tabernakel Musa dan Bait Allah Salomo. Ruangan Maha Kudus adalah tempat untuk Tabut Perjanjian. Tabut tersebut adalah sebuah kotak kayu berukuran sekitar 0.6 x 0.6 x 1.2 m yang dilapisi emas. Dua kerub berlapis emas berada di tiap-tiap ujung dari penutup tabut berlapis emas, yang berhadapan dan saling menunduk. Daerah di antara kerub itu disebut Tutup Pendamaian, merupakan tempat hadirat Allah yang kudus. Di tempat inilah imam besar setahun sekali memercikkan darah untuk penyucian dosa-dosa umat. Mezbah Dupa terletak tepat di luar ruangan Mahakudus di tengah-tengah ruangan kudus. Ruangan tersebut dipisahkan dari tempat kehadiran Allah yang Kudus dengan sebuah tirai. Mezbah Dupa dan bahan-bahan yang dipersembahkan kepada Allah menjadi suatu gambaran khusus atau bayangan dari pelayanan pujian dan doa di dalam Roh Kudus.

Dupa adalah campuran tepung wangi-wangian yang menimbulkan bau harum waktu dibakar. Dupa terbuat dari empat unsur yang diperoleh dari tanaman-tanaman yang dihaluskan. Kemenyan -- salah satu unsur yang dipergunakan berupa bubuk putih yang dimurnikan. Beberapa orang beranggapan bahwa bubuk putih ini menggambarkan kebenaran Allah. Kalau dicampur dengan tiga bagian lain yang menggambarkan bagian manusia, maka dupa tersebut akan menjadi suatu korban persembahan berbau harum yang menyenangkan Allah. Dalam Wahyu 8:3-5, dupa dikaitkan dengan doa dan penyembahan dari orang-orang kudus. Bilamana doa-doa kita dicampur dengan kemurnian/kebenaran dari Roh Allah, semuanya akan naik ke hadapan-Nya sebagai suatu korban persembahan yang berbau harum dan menyegarkan. Ibrani 9 memberitahu kita bahwa tabernakel Musa adalah pola (gambaran arsitektur) atau bayangan dari hal-hal sebagaimana keadaan sebenarnya di Surga. Dengan kata lain ada bait Allah yang sebenarnya di Surga. Di dalamnya ada Tabut dan Tutup Pendamaian Surgawi. Di sinilah Yesus membawa darah-Nya sendiri sesudah kematian-Nya, dan memercikkannya pada takhta kemurahan surgawi agar dosa-dosa kita dibayar dan ditutupi selama-lamanya.

Diambil dari:

Judul buletin : Filadelfia, Edisi Januari -- Maret 1999, No. 22
Judul asli artikel : Berdoa di dalam Kuasa Roh
Penulis : Ralph Mahoney (Direvisi oleh Dr. Robert Frost)
Penerbit : Yayasan Pekabaran Injil "Filadelfia", Purwokerto
Halaman : 8 -- 14

Komentar