Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Perempuan dalam cerita ini bukanlah seorang Yahudi. Yesus memasuki sebuah rumah, tentunya untuk beristirahat; tetapi Ia tidak dapat beristirahat karena wanita itu ada dalam kesulitan (Markus 7:24).
Pertama-tama ia mendekati Yesus secara orang Yahudi, walaupun ia bukan orang Yahudi. Dengan sopan ia menyapa Yesus sebagai: "Ya Tuhan, Anak Daud."
Yesus ingin agar ia datang kepada Dia berdasarkan iman secara pribadi kepada Dia, bukan berdasarkan ucapan kebanyakan orang. Dalam percakapannya dengan Yesus, wanita itu terus berusaha walaupun didiamkan, disisihkan, dan tampaknya ditolak secara kasar. Ia tidak tersinggung dengan istilah "anjing kecil" yang suka bermain dengan anak-anak kecil. Bukannya tersinggung mendengar kata-kata itu, melainkan ia memanfaatkan perkataan itu dengan kecerdasannya dan imannya.
Yesus berkata, "Tidak patut mengembil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing" (anjing-anjing kecil). Perempuan itu menjawab, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Jawaban perempuan itu dapat di terjemahkan, "Ya, Tuhan, tetapi anjing-anjing kecil pun makan remah-remah tuannya, yaitu anak-anak, yang dibiarkan jatuh untuk anjing-anjing kecil di bawah meja." Jawaban itu menunjukkan imannya yang sejati kepada Yesus Kristus. Yesus tidak dapat melakukan apa-apa, selain menjawab doanya. Yesus tidak memberikan remah-remah itu, melainkan Ia memberikan roti anak-anak kepadanya.
Yesus tidak berbicara kasar kepadanya. Ia tidak pernah melakukan hal itu, kecuali kepada orang-orang Farisi. Yesus sedang menguji imannya. Ia ingin agar iman perempuan itu kepada Dia berdasarkan pertimbangannya sendiri kepada Dia dan bukan berdasarkan sesuatu yang didengarnya dari orang lain. Yesus menjawab perkataannya, "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki." Yesus tidak sering membuka gudang-Nya dan berkata, "Ambillah apasaja yang kaukehendaki," tetapi itulah yang dilakukan-Nya untuk perempuan yang beriman ini. Hal ini mengingatkan kita akan kata-kata Tuhan yang mengatakan, "Kamukah yang memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat tangan-Ku?" (Yesaya 45:11).
Jika kita dapat menerima kehendak Allah bagi kita secara sempurna lebih daripada kehendak kita sendiri dan menempatkan diri kita di bawah kehendak Allah seperti anjing di bawah meja, maka doa-doa kita pasti akan dijawab.