Elia – Kuasa Doa

Yakobus 5:17-18, "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya."

Apa yang membuat orang biasa yang tidak terkenal menjadi senjata ampuh di tangan Tuhan? Doa.

Elia bergairah di dalam doa; dia memperkatakan firman Allah ke dalam realitas yang alami, dia berdoa dengan iman. Elia memberi dampak kepada sebuah bangsa melalui doa.

J.G. Ryle menulis: "Doa merupakan tindakan yang paling sederhana. Doa hanyalah berbicara kepada Tuhan. Tidak memerlukan pembelajaran, hikmat, atau buku pengetahuan untuk memulainya. Doa tidak membutuhkan apa-apa selain hati dan kehendak. Bayi yang paling lemah dapat menangis jika ia merasa lapar. Pengemis yang paling miskin dapat menadahkan tangannya dan tidak perlu berkata-kata. Orang yang paling diabaikan akan menemukan sesuatu untuk dikatakan kepada Allah jika pikirannya masih sehat."

Andrew Murray: "Kekuasaan dunia kekal telah diletakkan dalam urusan doa. Ini merupakan esensi inti dari agama yang sejati, saluran berkat, rahasia kekuatan dan kehidupan."

Charles Spurgeon: "Doa merupakan senjata perang orang percaya. Ketika peperangan menjadi terlalu berat bagi kita, kita memanggil sekutu kita yang hebat, yang bersiap untuk menyergap, sampai iman memberi tanda dengan berseru, 'BANGKITLAH OH TUHAN!'"

Dr. Paul E. Billheimer: "Doa bukanlah memohon kepada Tuhan untuk melakukan sesuatu yang Ia tidak mau melakukannya. Doa bukanlah mengatasi keengganan Tuhan. Doa adalah melaksanakan kekuatan kemenangan Kristus atas setan. Doa adalah melaksanakan keputusan surga mengenai urusan-urusan di atas bumi. Kalvari secara sah mengalahkan setan dan membatalkan semua tuntutannya. Tuhan menempatkan kekuatan kemenangan Kalvari di tangan gereja."

Matius 21:22, "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Minta - Percaya - Menerima -- Iman dan Doa Tidak Dapat Dipisahkan

Satu Yohanes 5:14-15, "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya."

Elia Sang Penagih Janji

Elia tahu hujan akan turun. Telinga iman mendengar apa yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani! Ketika seseorang sampai ke tempat yang dunia tertutup baginya, dia bisa mendengar Allah. Berbahagialah orang yang tidak perlu melihat untuk percaya (Yohanes 20:29). Yesus berkata kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Elia adalah orang yang percaya pada janji-janji Tuhan. Ia begitu memercayainya sehingga ia mau menagih janji-janji itu dan hidup di dalamnya.

Ada janji-janji di Alkitab yang bersyarat maupun tidak bersyarat. Jika saya hendak menagih janji yang bersyarat, saya harus memenuhi semua syaratnya terlebih dahulu. Matius 21:22 berkata, "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." Agar janji itu berlaku atas saya, saya harus berdoa dengan iman yang sungguh. Itu bersyarat. Namun, Mazmur 119:105 berkata, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Ini merupakan janji yang tak bersyarat dan diberikan tanpa disertai persyaratan.

Dalam ayat-ayat ini, kita melihat bagaimana cara menagih sebuah janji yang bersifat pribadi dan bersyarat, 1 Raja-Raja 18:1. Dengan sedikit pengetahuan dasar tentang janji-janji dalam pikiran, mari kita lihat bagaimana kita bisa menjadi seorang penagih janji yang aktif.

Keyakinan Elia didasarkan pada:

Firman Tuhan

Dalam 1 Raja-raja 18:1, Tuhan memberi tahu Elia untuk menghadap Ahab dan Dia akan mendatangkan hujan. Elia melakukan sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya, dan ia tahu hujan akan turun. Elia percaya kepada Tuhan ketika Tuhan mengatakan sesuatu.

Kehendak Tuhan

Dalam 1 Raja-raja 17:1, Elia telah menjadi alat Tuhan untuk mendatangkan musim kering di negeri itu. Elia tahu bahwa musim kering didatangkan karena penyembahan berhala yang dilakukan bangsanya. Hujan berhenti karena orang-orang menyembah Baal, bukannya Yehova. Sekarang, nabi-nabi Baal sudah mati, orang-orang bertobat dan telah kembali menyembah Tuhan Allah. Elia tahu inilah waktunya hujan kembali turun. Elia mendoakan perkataan Tuhan dalam Ulangan 11:13-17, "Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang. Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu."

Ketika kehendak Tuhan dinyatakan tentang sesuatu hal, itu sudah tetap. Itu akan terjadi! Beberapa orang mungkin bertanya, "Mengapa repot-repot berdoa untuk hal itu?" Sebab, janji-janji Tuhan tidak diberikan untuk membatasi kehidupan doa kita, tetapi untuk memberikan semangat! Ketika Tuhan menyatakan kehendak-Nya atas suatu, kita mendapatkan arahan, tujuan, dan kuasa di dalam doa. Kita bisa berdoa secara khusus tentang suatu keadaan dengan yakin bahwa Tuhan akan melakukannya seperti yang telah Ia maksudkan dan kehendaki.

Bukti dari Doa yang Dijawab

Elia tahu bahwa dia bisa memercayai Tuhan untuk mendatangkan hujan karena semua perbuatan Tuhan yang telah dilihatnya. Ingat, dia telah menyaksikan kesetiaan Tuhan di sungai, buli-buli, dengan anak, lembu, dan terhadap Baal. Ia telah melihat Tuhan melakukan banyak mukjizat sebelumnya dan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Tuhan tidak bisa terus bergerak dalam kuasa dan kemuliaan.

Elia Sang Prajurit Doa

Elia Menghadap ke Bapanya

Elia naik ke puncak gunung Karmel untuk menghadap Bapa. Meskipun para nabi Baal sudah mati dan lenyap, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Inilah saatnya bagi orang yang percaya kepada Tuhan untuk memanggil nama-Nya dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepadanya. Saya ingin menyelidiki doa Elia sehingga kita dapat lebih banyak belajar tentang doa iman yang sejati. Mengapa Elia naik ke puncak gunung? Sebab, orang yang rohani harus memisahkan diri mereka dari orang yang dingin rohani! Jika Anda membiarkan diri Anda dipengaruhi oleh orang-orang yang dingin dalam perjalanan hidupnya bersama Tuhan, mereka akan menurunkan suhu rohani Anda.

Dia Rendah Hati

Ayat 42b, Dia menundukkan dirinya di hadapan hadirat Tuhan sebagai pendoa syafaat! Tuhan akan menghormati orang yang datang ke hadirat-Nya dengan rendah hati, 1 Petrus 5:5-6; Yakobus 4:6,10.

Dia Spesifik

Ayat 43, Yakobus 5:17-18 mengatakan kepada kita bahwa Elia sangat spesifik dalam kehidupan doanya. Dia tidak menyia-nyiakan waktu hanya untuk hal-hal yang umum, tetapi dia berdoa dengan iman, secara khusus menyebut hal-hal yang perlu untuk dilakukan. Tuhan menghargai jenis doa yang demikian.

Dia Bersungguh-sungguh

Elia bersungguh-sungguh dengan doanya, Yakobus memberi tahu kita, "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan." (Yakobus 5:17) "Ia telah berdoa dengan sungguh-sungguh" -– terjemahan yang tepat -– "Dia berdoa di dalam doa". Ini adalah doa air mata, bisikan dan teriakan, berjalan naik turun dengan badan ditekan ke tanah, doa tulus yang mengepalkan tangan itu memiliki kuasa. Itu merupakan penghubung antara kepentingan dan keterlibatan -– itu adalah papan loncatan, pemicu yang muncul dengan peringatan "Doa itu berisiko dan mungkin memberikan dampak yang serius terhadap kemampuan Anda untuk tenang, nyaman, dan sederhana". Elia tidak memiliki sikap loyo dalam kehidupan doanya, tetapi dia berdoa dengan berkobar-kobar. Hatinya tergerak oleh kebutuhan orang-orang. Ia merasakan desakan atas hal-hal yang ia doakan! Kiranya gereja memperoleh kembali kerinduan untuk doa yang bermanfaat dan menyala-nyala! Tujuan doa: membawa kita ke tempat yang Tuhan sudah berada di sana berkenaan dengan permohonan kita!

Dia Gigih

Ayat 43, delapan kali hamba itu disuruh untuk pergi dan melihat ke laut. Tujuh kali tidak ada apa-apa di sana. Namun, Elia terus berdoa dan tetap percaya. Ia tidak membiarkan keadaan di luar memengaruhi keyakinan batinnya bahwa jawaban doa sedang datang. Dia gigih! Kadang-kadang, seperti Elia, kita akan mengalami penundaan jawaban atas doa-doa kita. Mengapa demikian? Seorang penulis mengatakan seperti ini, "Bukannya Tuhan sulit dibujuk; tetapi Ia ingin kita bersungguh-sungguh dengan apa yang kita katakan." Ada kalanya, Tuhan langsung menjawab doa. Namun, ada kalanya jawaban doa itu ditunda. Jika saat itu terjadi, Tuhan ingin kita setia dalam doa, menantikan jawaban-Nya. Mari kita belajar untuk bersabar! Dalam ketekunan doalah, kedagingan melemah dan iman membubung ke tempat yang tertinggi! Tuhan meminta kita untuk tidak pernah menyerah! Jika Ia telah menaruh sesuatu di dalam hati Anda, berdoalah sampai itu menjadi kenyataan!

Dia Berharap

Ayat 41, 43, Elia terus berdoa dan terus menyuruh hambanya untuk melihat ke laut. Mengapa? Karena ia sedang bertindak dengan iman dalam janji Tuhan. Ia tahu hujan akan turun. Ia mengharapkan hal besar dari Tuhan! (Perhatikan: kata "hujan" di ayat 41 mengacu pada hujan yang lebat. Elia mengharapkan hal-hal besar dari Allah yang besar!)

Jika kita mau melihat keberhasilan yang sesungguhnya dalam kehidupan doa kita, kita harus belajar berdoa dengan berharap! Kita harus berdoa dan percaya bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah Ia janjikan. "Karena itu aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24)

Harapan berarti menantikan sesuatu dalam ketegangan, menanti dalam pengharapan. Artinya, terus-menerus tinggal di satu tempat -– mungkin secara permanen -– untuk menerima sesuatu, Anda punya iman bahwa hal itu akan datang. "Pada suatu hari, ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- 'telah kamu dengar dari pada-Ku.'" (Kisah Para Rasul 1:4) Kelahiran gereja dalam Kisah Para Rasul 1:13-14, "Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus."

Janji-Janji yang Didoakan

Menunggu berarti berdoa dalam pengharapan.
Lima akar kata Yunani yang berarti menunggu:

  • Mengantisipasi
  • Menunggu dengan tidak sabar
  • Menantikan
  • Menerima atau menyambut
  • Mencari

Yesaya 64:1-4, "Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu--seperti api membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih--untuk membuat nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapan-Mu, karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala! Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian."

Dia Dijawab

Ayat 44, Pada kali kedelapan, hamba itu melihat awan kecil timbul dari laut. Ketika berita ini disampaikan kepada Elia, nabi itu tahu bahwa jawaban Allah telah datang. Doa-doanya telah dikabulkan dan Tuhan mengirimkan hujan!

Kita melayani Tuhan yang masih menjawab doa-doa anak-anak-Nya, Ia ingin kita tahu bahwa doa dalam iman yang sejati tidak membuang-buang waktu! Allah menghormati doa umat-Nya karena doa-doa umat-Nya menghormati Dia!

Dia membawa hal-hal yang di alam roh itu, yang tidak kelihatan, menjadi kenyataan di dalam alam nyata.

Matius 18:18-19, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga." Doa membuka surga, 2 Tawarikh 7:14, "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."

Gereja Elia harus menjadi gereja yang berdoa jika ingin melihat kuasa Allah dinyatakan. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Nama situs : Sermon Central
Alamat URL : http://www.sermoncentral.com/sermons/elijah--the-power-of-prayer-part-2
Judul asli artikel : Elijah, The Power of Prayer
Penulis artikel : Mike Hullah
Tanggal akses : 23 Oktober 2013

Komentar