Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
Sepanjang sejarah kekristenan, keadaan gereja tidak selalu cemerlang. Gambaran gereja mula-mula yang ideal (zaman para Rasul), menurun hingga mengalami "kematian" yang dikenal dengan zaman kegelapan atau "The Dark Ages". Saat itu, pujian dan penyembahan tidak terdengar lagi di gereja, karunia bahasa lidah hilang, dan konsep keselamatan oleh pengorbanan Yesus digantikan dengan konsep keselamatan yang dapat dibeli dengan uang.
Namun Allah tidak tinggal diam. Di akhir zaman ini, Allah sedang mengadakan pemulihan besar-besaran atas gereja-Nya melalui lawatan-lawatan yang dilakukan-Nya. Konsep keselamatan karena iman pada Tuhan Yesus kembali ke dalam gereja, setelah protes dari Martin Luther kepada gereja di Wuttenberg di Jerman. Pujian dan penyembahan kembali terdengar ketika terjadi lawatan Tuhan di Azusa Street, Amerika Serikat pada tahun 1905, yang memulihkan karunia Roh Kudus di gereja. Mulai dari lawatan di Azusa Street inilah tersebar gerakan pantekosta dan karismatik. Pada masa kini, lawatan besar-besaran sedang terjadi. Salah satu contohnya di awal tahun 1994, yang dikenal dengan nama "Toronto Blessing" (terjadi di gereja Toronto Airport Vineyard dan curahan Roh Kudus masih berlangsung setelah membawa berkat bagi 150.000 orang seluruh dunia). Lawatan demi lawatan dilakukan Allah untuk memulihkan gereja-Nya.
Kata "pemulihan" dalam bahasa Yunani adalah "Aposkathistemi", yang berarti:
Berulang kali Allah memberi janji pemulihan. Yeremia 33:1-13 mengatakan pemulihan ini akan membawa: kuasa doa -- jawaban doa.
Sejarah mencatat berulang kali tentang lawatan Allah, dari generasi ke generasi yang menimbulkan pro dan kontra, terutama fenomena tentang manifestasi Roh Kudus. Bagi banyak orang dan gereja, tumbang dan tertawa dalam Roh masih merupakan hal baru -- merupakan suatu hal yang normal jika mereka masih sangat berhati-hati menanggapi hal tersebut. 1 Korintus 1:27-30 menyatakan bahwa Allah sering memakai hal-hal yang bodoh, tidak terpandang bagi manusia untuk membawa kita pada kemuliaan-Nya. Alkitab harus menjadi "frame work" (kerangka acuan) dari segala karya Roh Kudus dalam hidup manusia.
Apa yang Terjadi Saat Anda Tumbang dalam Roh?
Sebagai seorang gembala yang bertanggung jawab atas jiwa domba-dombanya, saya selalu ingin mengetahui dasar teologi di balik semua peristiwa yang dialami oleh gereja kami. Apa benar hal tersebut berasal dari Alkitab? Apa yang harus saya/jemaat lakukan? Waktu itu, setelah kejadian tumbang dan tertawa dalam Roh yang pertama, saya berdoa meminta Tuhan menunjukkan saya di mana hal tersebut ditulis di Alkitab. Kemudian Tuhan memberikan inspirasi yang baru mengenai Mazmur 23. Biasanya, saya membacakan Mazmur 23 dalam kebaktian penghiburan untuk orang yang sudah meninggal. Namun kali ini, Tuhan membuka arti yang lebih dalam. Apa yang terjadi saat tumbang dalam Roh?
Mengenal Gembala yang Agung. Mazmur 23 dimulai dengan kata "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." Pernyataan Daud, bahwa "Tuhan adalah gembalaku" menyatakan bahwa Daud mengenali siapa gembalanya. Pernyataan ini mengajak kita untuk mengenal Gembala yang Agung.
Anda tak kekurangan. Dalam ayat itu juga dinyatakan jika Tuhan menjadi gembala kita, Ia akan mencukupkan kebutuhan kita, termasuk kebutuhan mental dan spiritual yang tidak dapat dipenuhi oleh manusia.
Allah membaringkan di rumput hijau. Saat kita tumbang dalam Roh, Allah sendiri yang menumbangkan kita, Ia membaringkan kita di rumput hijau bukan karena kekuatan magis atau manusia.
Allah membimbing ke air yang tenang. Anda ditenggelamkan dalam alam kedamaian Ilahi.
Allah menyegarkan jiwa Anda. Ia mengangkat setiap beban-beban Anda.
Allah menuntun di jalan yang benar. Anda memperoleh hikmat Ilahi dalam kehidupan Anda.
Allah menghancurkan ketakutan. Selama kita "tumbang dalam Roh", Allah seolah-olah mengadakan operasi di dalam jiwa kita. Ia mengangkat semua ketakutan dan menggantikannya dengan penghiburan.
Allah mengurapi Anda sampai penuh melimpah, sehingga Anda hidup dalam kebajikan dan kemurahan.
Allah sedang mengadakan pemulihan bagi gereja-Nya. Mari kita buka hati kita untuk mengalami lawatan Allah ini. Kemuliaan hanya bagi Tuhan!
Diambil dari:
Judul majalah | : | HARVESTER, Edisi November/Desember, Tahun 1994 |
Judul artikel | : | Fenomena dalam Lawatan Allah, Alkitabiahkah? |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Indonesian Harvest Outreach |
Halaman | : | b -- c |