Hari Doa Sedunia (bagi Gereja yang Teraniaya)

Shalom,

Kekristenan selalu mendapat tantangan zaman, kekristenan selalu mengalami tekanan. Kekristenan dinyatakan melalui keberadaan gereja di seluruh bangsa. Bukan suatu hal yang baru bila kita mendengar kabar di banyak tempat terdapat gereja yang teraniaya, baik oleh suatu kelompok masyarakat atau suatu kelompok ekstremis yang mengatasnamakan agama untuk menghancurkan gereja. Bumi ini penuh dengan kegelapan, Alkitab menyatakan bahwa gereja akan selalu mengalami penderitaan dan aniaya karena Kristus (Matius 5:11).

Tekanan yang dialami gereja, mulai dari tekanan mental hingga kepada tekanan fisik, telah menimpa mereka dari zaman ke zaman. Beberapa gereja hancur dengan tak menyisakan suatu apa pun meski yang lainnya justru semakin menjadi dewasa di dalam iman dan semakin berapi-api dalam pemberitaan Injil. Saya setuju dengan perkataan ini: "Tekanan yang diberikan akan membawa dua hal. Yang pertama, tekanan itu akan membunuhmu. Namun, di sisi lain, tekanan itu akan membuatmu bangkit dan maju." Gereja pun memiliki potensi untuk mengalami kedua hal tersebut. Memang, tidak semua gereja akan mengalami aniaya, tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa tidak sedikit gereja yang mengalami siksaan saat ini. Gereja saat ini harus saling bersatu untuk menolong gereja-gereja teraniaya melalui doa dan segala upaya yang bisa dikerjakan.

Bertepatan dengan IDOP (International Day of Prayer for persecuted churchs) pada tanggal 6 November ini maka redaksi e-Doa menyajikan sebuah artikel yang mengajak kita memikirkan kembali alasan mengapa kita harus berdoa untuk gereja yang teraniaya. Apakah kita melakukannya? Saya yakin, kebanyakan dari kita tidak melakukannya. Dalam akhir edisi kita juga akan bersama-sama mendoakan beberapa pokok doa bagi gereja. Kiranya kita boleh semakin melihat pekerjaan Tuhan yang harus kita doakan. Selamat membaca. Tuhan memberkati.


Ayub A. Tanjung

Pemimpin Redaksi e-Doa,
Ayub A. Tanjung

 

Komentar