Yosua: Melakukan Perkara Besar

Yosua adalah seorang pemimpin yang menggantikan Musa. Namanya cukup tenar dan disebut sebanyak 201 kali dalam Alkitab. Kehebatan kepemimpinannya tidak kalah dibanding dengan Musa. Tuhan pun meneguhkan, "Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau." (Yosua 1:5)

Yosua adalah tipe pemimpin yang bukan hanya optimis, tetapi memunyai cita-cita besar. Ide, gagasan, pemikiran, dan keinginan Yosua serba besar, tidak tanggung-tanggung.

WhatsAppTelegramFacebookTwitter

Yosua bin Nun meniti kariernya dari posisi sebagai abdi Musa ketika dia masih muda (Keluaran 33:11). Yosua juga menjadi pemimpin pasukan perang Israel yang dipercaya oleh Musa. Dengan dukungan doa Musa, Harun, dan Hur, Yosua berhasil memimpin pasukan Israel untuk memukul mundur orang-orang Amalek (Keluaran 17:9-13).

Pada waktu bangsa Israel mengintai tanah Kanaan, Yosua tampil sebagai "Pemimpin Masa Depan" yang gagah berani. Ketika semua orang menjadi pesimis dan takut karena ternyata tanah Kanaan dihuni oleh orang-orang kuat, Yosua dan Kaleb adalah orang-orang yang pemberani, tidak takut, dan tetap optimis (Bilangan 14:6-9).

Setelah Musa mati, Tuhan membangkitkan Yosua untuk menuntaskan perjalanan bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan. Sama seperti Musa, Yosua diberi otoritas supranatural untuk memimpin bangsanya. Kuasa Tuhan mengeringkan sungai Yordan sehingga rombongan rakyat Israel melewati dasar sungai yang kering itu, sama seperti dulu generasi sebelum mereka menyeberangi laut Teberau (Yosua 3:15-17).

Yosua memimpin Israel merebut dan menguasai tanah Kanaan. Mengenai hal ini Tuhan berjanji, "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu." (Yosua 1:3) Yosua memimpin peperangan dengan "bantuan militer" dari surga. Bahkan panglima bala tentara Tuhan pun menemuinya sendiri (Yosua 5:13-15).

Kemenangan demi kemenangan diperoleh. Yeriko diruntuhkan secara ajaib (Yosua 6), bangsa Ai pun dibinasakan (Yosua 8). Yosua kemudian memenangkan pertempuran di daerah selatan: persekutuan Yerusalem dikalahkan dan kota-kota ditaklukkan (Yosua 9:1-10:43). Setelah itu Yosua menguasai seluruh daerah utara (Yosua 11:1-23). Akhirnya, tanah Kanaan pun dikuasai (Yosua 12:1-24:33).

Gambar: Yosua

Pada masa klimaks kepemimpinannya, Yosua mengikat perjanjian antara bangsa Israel dengan Allah (Yosua 24:25). Yosua juga menunjukkan keteladanannya untuk tidak serakah akan kedudukan. Dia sengaja mengundurkan diri dari tampuk kekuasaannya, dan pindah ke daerahnya sendiri di Timnat-Serah. Yosua mati, pada usia 110 tahun.

Kehidupan Doanya

Yosua bangkit menjadi pemimpin dahsyat oleh karena doa "impartasi" yang dilakukan Musa atas dirinya -- "Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya." (Ulangan 34:9) Musa bukan hanya mempersiapkan, mendidik, dan melatih, tetapi juga mendoakan penerusnya itu.

Seorang pemimpin Kristen perlu menerima doa "impartasi" dari para pemimpin dan hamba-hamba Tuhan lain yang diurapi Roh Kudus. Dalam Alkitab kita melihat bagaimana Elia memberi "impartasi" urapan kepada Elisa, dan Paulus mengalirkan pengurapan kepemimpinannya kepada Timotius.

Tetapi, hal itu tidak berarti kita mengandalkan urapan orang lain. Pelayanan kita juga tidak akan secara otomatis meningkat hanya dengan didoakan orang lain. Meskipun nubuat dan doa dari hamba-hamba Tuhan itu perlu, kita sendiri harus proaktif, berdoa sendiri, dan bertumbuh mandiri.

Setelah Musa mati, Yosua banyak berdoa kepada Allah, maka Tuhan pun banyak berbicara kepadanya secara langsung (Yosua 1). Kadang ada pemimpin Kristen yang lari mencari hamba Tuhan ke sana kemari, minta dinubuatkan, memohon penglihatan. Seorang pemimpin harus mengembangkan kehidupan doa pribadinya dan menjadikan Roh Kudus penasihatnya.

Kehidupan doa pribadi Yosua juga diwarnai dengan perenungan (meditasi) firman Tuhan. Mengenai pola saat teduh ini Tuhan telah berfirman kepadanya, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam." (Yosua 1:8)

Mengapa banyak pemimpin Kristen menjadi lemah? Itu karena mereka kurang merenungkan firman Tuhan; "sebab iman timbul dari mendengar firman Tuhan." (Roma 10:17) Mengapa banyak pemimpin Kristen yang salah bertindak? Itu karena mereka kurang memelajari firman Tuhan yang merupakan pelita penerang perjalanan kita (Mazmur 119:105).

Yosua adalah seorang pemimpin yang memunyai komitmen untuk berdoa bersama keluarganya. Dia berkata dengan tegas, "Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yosua 24:15b) Mezbah doa keluarga rupanya merupakan salah satu pilar bagi keberhasilan hidup dan pelayanan Yosua. Tidak banyak pemimpin Kristen modern mengerti rahasia ini. Padahal doa bersama, meski hanya oleh dua orang -- suami-istri misalnya, sangat diperhitungkan Tuhan (Matius 18:19).

Doanya Menghentikan Matahari dan Bulan

Yosua pernah menaikkan sebuah doa permohonan yang sangat dahsyat. Alkitab menulis, "belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian." (Yosua 10:14) Yosua berdoa agar matahari dan bulan berhenti beredar, sehingga hari itu diperpanjang waktunya untuk memberi keleluasaan bagi bangsa Israel berperang dan mengalahkan musuhnya. "Terjadilah kemudian matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh." (Yosua 10:13)

Gambar: Yosua Memimpin Israel

Sejak semula, Yosua dan Kaleb memunyai jalan pikiran yang optimis. Alkitab mencatat bahwa Kaleb memunyai jiwa yang lain (Bilangan 14:24). Ketika bangsa Israel menjadi tawar hati, putus asa, dan tidak percaya, Yosua dan Kaleb tetap beriman secara positif.

Yosua adalah tipe pemimpin yang bukan hanya optimis, tetapi memunyai cita-cita besar. Ide, gagasan, pemikiran, dan keinginan Yosua serba besar, tidak tanggung-tanggung. Bayangkan, dia tidak minta supaya musuh kalah atau memohon agar Tuhan memberi kekuatan fisik bagi pasukannya, tetapi dia minta supaya matahari dan bulan berhenti. Bukankah itu permohonan gila-gilaan?

Tuhan senang dengan anak-Nya yang berpikiran serba besar. Tuhan adalah Allah Mahabesar, Dia sanggup melakukan perkara-perkara besar. Yesus juga ingin agar murid-murid-Nya melakukan pekerjaan besar bagi Allah. Dia berjanji, "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 14:12) Yesus senang jika kita berdoa memohon perkara-perkara besar dari Dia.

Doa Yosua juga menunjukkan imannya yang positif. Perhatikan, Yosua berkata, mengucapkan perkataan iman kepada Tuhan dan manusia (orang Israel), "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!" (Yosua 10:12) Iman bukan hanya percaya dalam hati, tetapi juga mengucapkan perkataan iman secara positif. Hal itu merupakan prinsip kerja iman Kristen (Markus 11:23).

Sebagai pemimpin, jangan berdoa dengan pesimis. Mintalah perkara-perkara besar bagi gereja, yayasan, atau perusahaan Anda.

Jangan pula hanya berhenti berdoa, tetapi selalu berkata-kata positif. Katakan terus pada karyawan Anda bahwa usaha kita akan berhasil. Ucapkan perkataan iman melalui khotbah dan pengajaran yang Anda sampaikan. Ingat, hidup mati dikuasai oleh lidah kita (Amsal 18:21).

Download Audio

Diambil dari
Judul buku : Mezbah Doa Para Pemimpin
Judul artikel : Yosua: Melakukan Perkara Besar
Penulis : Haryadi Baskoro
Penerbit : Yayasan ANDI Yogyakarta, 2004
Halaman : 15 -- 20



Komentar