5 Cara Berdoa Secara Teratur Bagi Mereka yang Belum Terjangkau

Jika Anda seperti saya, Anda mungkin bergumul untuk dapat berdoa secara teratur bagi kelompok masyarakat yang belum terjangkau. Terlalu mudah untuk terjebak dalam kesibukan hidup dan menjalani hari kita tanpa memikirkan orang-orang yang berada di belahan dunia lainnya. Bahkan, sampai sekitar 1,5 tahun yang lalu, saya jarang mempertimbangkan kenyataan bahwa ada orang-orang yang belum pernah mendengar Injil.

Selama percakapan dengan seorang wanita yang telah melayani di tengah etnis yang belum terjangkau dan agama minoritas di Cina, hati saya terbeban dengan kerinduan untuk melihat para pria dan wanita itu percaya kepada Kristus. Walaupun mungkin suatu hari nanti Allah memanggil saya pergi kepada bangsa-bangsa, saat ini, Dia menempatkan saya di Birmingham, Alabama.

Selama Allah mengizinkan, saya ingin membuat prioritas untuk berdoa secara teratur bagi mereka yang belum terjangkau. Kecenderungan saya adalah melupakan betapa mendesaknya hal ini dan terjebak dalam kesibukan hidup, jadi saya membangun kebiasaan dalam hidup saya yang akan membantu saya mengingat pekerjaan pewartaan Injil yang belum selesai, tidak hanya di kota saya, tetapi di seluruh dunia.

Sendirian

doa penjangkauan

Salah satu cara terbaik yang saya temukan untuk mengingatkan diri saya tentang pekerjaan yang Allah lakukan di seluruh dunia adalah dengan mendengarkan podcast "Pray the Word" saat lari pagi. Dengan mengawali hari bukan hanya dengan firman Tuhan, tetapi juga dengan sebuah pengingat akan mereka yang belum pernah mendengar nama Yesus, jarang sekali saya melewatkan waktu untuk berdoa bagi suku-suku yang belum terjangkau.

Entah Anda mendengarkannya selama berolahraga pagi, dalam perjalanan ke tempat kerja, maupun dari rumah Anda, podcast harian lima menit oleh David Platt ini merupakan cara yang bagus untuk menjadikan kegiatan berdoa bagi mereka yang belum terjangkau sebagai bagian normal dari rutinitas harian Anda.

Di rumah Anda

Terlalu sering, rumah kita kekurangan semangat rohani dalam kebersamaan seperti yang Alkitab gambarkan. Hal ini dapat terjadi ketika kita masing-masing secara individu menghabiskan waktu dalam firman Tuhan, tetapi tidak membahasnya bersama-sama. Setelah "Secret Church" (program yang berlangsung berdasarkan ide dari David Platt, pendiri situs Radical, untuk berdoa bagi gereja-gereja Tuhan yang teraniaya - Red.) tahun ini, kami telah menyusun panduan doa berjudul Let All the Peoples Praise You: 30 Days of Praying for Urgent Needs Among the Nations ("Biarlah Segala Suku Bangsa Memuji Engkau: 30 Hari Berdoa untuk Kebutuhan Mendesak di Antara Bangsa-Bangsa" - Red.).

Entah Anda menikah dan memiliki empat anak atau masih lajang dan tinggal dengan teman sekamar, panduan ini adalah cara yang bagus untuk menyisihkan 1 bulan dan menghabiskan beberapa menit setiap hari bersama orang lain untuk mempelajari satu suku yang belum terjangkau, lalu berdoa agar Allah memanggil orang-orang ini kepada-Nya.

Bersama Kelompok Kecil Anda

Selama masa lockdown musim panas lalu, kelompok kecil saya menginginkan cara untuk mencari Allah bersama, bahkan ketika kami tidak dapat berkumpul secara fisik. Kami mulai mengadakan pertemuan doa lewat FaceTime setiap malam dan menemukan sumber bahan "Unreached of the Day" dari situs The Joshua Project. Laman situs sederhana ini memberikan informasi latar belakang, hambatan pelayanan, dan pokok-pokok doa bagi kelompok masyarakat belum terjangkau yang berbeda setiap harinya.

Ketika kelompok-kelompok kecil mulai bertemu kembali satu sama lain, pertimbangkanlah untuk berdoa bagi satu suku yang belum terjangkau setiap minggunya. Bahan "Unreached of the Day" adalah alat yang berguna untuk mengingatkan kita akan cakupan global dari Injil Allah.

Bersama Gereja Lokal Anda

Seperti yang diumumkan selama "Secret Church" tahun ini, Radical telah meluncurkan alat daring baru, yaitu "Stratus", yang kami yakini dapat mengubah cara orang Kristen mengusahakan Amanat Agung. Alat ini tidak hanya dirancang untuk memengaruhi cara gereja mengalokasikan dana misi, tetapi juga dapat membantu jemaat mengetahui bagaimana mereka dapat berdoa bagi kelompok masyarakat yang belum terjangkau.

Entah Anda adalah seorang pendeta yang ingin membagikan visi yang meyakinkan mengapa gereja Anda harus mendukung misionaris yang merintis gereja di antara suku yang belum terjangkau atau anggota jemaat yang ingin lebih memahami ke mana dana misi gereja Anda pergi, "Stratus" dapat membantu menyediakan informasi bagi Anda yang akan memungkinkan Anda membuat keputusan yang bijaksana dan strategis.

Bersama Gereja Global

Ketika kelompok-kelompok kecil mulai bertemu kembali satu sama lain, pertimbangkanlah untuk berdoa bagi satu suku yang belum terjangkau setiap minggunya.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Meski Alkitab memberikan penekanan luar biasa pada peran penting dan otoritas gereja lokal, Alkitab juga mengingatkan kita bahwa Injil melampaui semua hambatan etnis, bahasa, dan denominasi. Kelompok-kelompok seperti "Pray for the Unreached" menciptakan kesempatan bagi mahasiswa dan dewasa muda dari seluruh dunia untuk bertemu secara daring setiap bulan dan berdoa bagi kelompok masyarakat yang belum terjangkau.

Pemanfaatan teknologi untuk berdoa bersama-sama dengan orang percaya dari seluruh dunia memberi kita gambaran sekilas tentang indahnya keberagaman umat Allah yang akan kita alami dalam kekekalan dalam hadirat Allah. Pertemuan doa ini telah mengingatkan saya berulang kali bahwa Injil ini bukan hanya untuk orang-orang yang mirip dengan saya dan berbicara bahasa Inggris: ini adalah Kabar Baik bagi semua orang dari setiap etnis, bahasa, dan kewarganegaraan. Ini benar-benar kesempatan yang luar biasa untuk membangun hubungan dengan mahasiswa dari seluruh dunia saat kami berdoa agar Allah menyatakan diri-Nya kepada mereka yang belum pernah mendengar nama Kristus. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Radical
Alamat situs : https://radical.net/articles/5-ways-regularly-pray-for-unreached
Judul asli artikel : 5 Ways to Regularly Pray for the Unreached
Penulis artikel : Cole Shiflet

Komentar