Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
"Gereja saat ini membutuhkan orang-orang yang berdoa untuk membantu krisis menakutkan yang dihadapi gereja. Kebutuhan untuk berseru ini adalah bagi orang-orang yang takut akan Allah, orang-orang yang berdoa, orang-orang yang dipenuhi Roh Kudus, dan orang-orang yang dapat menanggung penderitaan. Kita membutuhkan orang-orang yang tidak akan menilai kehidupan mereka sebagai kepentingan untuk diri mereka sendiri (lihat Kisah Para Rasul 20:24), tetapi yang menilai segala sesuatu sebagai kerugian dibandingkan kemuliaan akan pengetahuan tentang Yesus Kristus. Orang-orang yang sangat dibutuhkan, yaitu mereka yang telah belajar tentang hal berdoa -- mempelajarinya saat mereka berlutut, mempelajarinya dalam kebutuhan dan penderitaan dari hati mereka sendiri" -- E.M. Bounds
Allah telah memanggil gereja untuk hidup dalam percakapan konstan yang mencari Dia dalam segala hal di setiap waktu.
Ini adalah contoh dari gereja mula-mula (Kisah Para Rasul 2:42), tetapi seringnya, orang-orang di dalam gereja hari ini tampaknya bergumul dengan bagaimana cara untuk berdoa. Untuk alasan ini, adalah tepat untuk melihat isi dalam doa-doa gereja mula-mula dan menjadikan itu sebagai contoh yang membantu membentuk, sebagian dari pola kita untuk berdoa.
Dalam Kisah Para Rasul 4, Petrus dan Yohanes ditangkap karena memberitakan kebangkitan Yesus. Oleh karena itu, mereka ditangkap dan kemudian dibebaskan. Setelah menceritakan peristiwa ini kepada sekelompok orang percaya (Kisah Para Rasul 4:23), mereka berdoa, dan isi doa tersebut dicatat dalam Kisah Para Rasul 4:24-30.
Jadi, mari kita memeriksa sorotan doa mereka dalam rangka untuk menemukan beberapa wawasan bermanfaat yang mungkin berperan dalam membentuk doa-doa kita.
1. Mereka menujukannya kepada Tuhan karena Ia telah menyatakan diri kepada mereka.
"Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya," (Kisah Para Rasul 4:24)
Doa yang ditujukan kepada Tuhan yang berdaulat dan Allah Pencipta ini adalah rancangan yang diambil dari penyataan Perjanjian Lama.
Suatu godaan ada saat ini untuk mengerahkan imajinasi dan kecenderungan budaya kita dalam doa. Pendekatan ini tidak salah secara inheren, tetapi jika dibiarkan ditambatkan pada penyataan dasar yang diberikan dalam Kitab Suci, itu dapat menyebabkan kita untuk berdoa kepada Allah dengan cara yang lain daripada cara pengungkapan-Nya kepada kita. Misalnya, alasan kita harus berdoa kepada Allah sebagai Bapa bukannya Ibu tidak terkait dengan bagian-bagian materi dari anatomi Allah. Lagi pula, Allah adalah Roh. Namun, dalam kedaulatan Allah, Ia telah memilih untuk mengungkapkan diri-Nya sebagai Bapa kita; dengan demikian, pernyataan-Nya harus membentuk dan mengatur doa-doa kita.
Berdasarkan poin terakhir ini, perhatikan bahwa
2. Mereka berdoa dari Alkitab.
"... Dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya, sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi." (Kisah Para Rasul 4:25-27)
Mengutip Mazmur 2:1-2, mereka mengakui bahwa ini adalah firman Allah yang diberikan melalui Daud. Mereka menegaskan inspirasi dari Kitab dengan berdoa dari Kitab Suci kepada Allah.
Mereka mengakui konteks bagian ini, yang mengungkapkan bahwa umat Allah selalu dianiaya. Teks ini mengarahkan mereka kepada Yesus, yang sebagai Juru Selamat mereka telah menderita dan mati bagi dosa mereka. Pernyataan ini berfungsi sebagai katalis dan panduan bagi doa mereka dalam mengakui kedaulatan Allah dalam mewujudkan rencana penebusan-Nya.
3. Mereka tunduk pada kedaulatan Allah.
"... Untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu." (Kisah Para Rasul 4:28).
Mereka tidak hanya mengakui kedaulatan Allah, tetapi ada suatu catatan tentang ketaatan dalam doa mereka saat mereka memandang Kitab Suci dan salib dari masa lalu dan digunakan sebagai lensa untuk memeriksa keadaan mereka saat ini.
Mereka menggunakannya untuk membantu mereka percaya akan waktu Allah yang sempurna. Allah memiliki suatu rencana penebusan yang misterius di tengah-tengah kejahatan ini.
Perspektif ini mengarahkan mereka dalam permintaan mereka.
4. Mereka meminta ketaatan yang disertai dengan keberanian, dan bahwa Allah akan terus mengungkapkan diri-Nya kepada yang terhilang.
"Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh nama Yesus, hamba-Mu yang kudus." (Kisah Para Rasul 4:29-30)
Mereka ingin setia dan melihat Injil terus maju!
Mereka meminta ketabahan dan agar tanda-tanda dan mukjizat ditunjukkan. Mengapa mereka berdoa untuk tanda dan mukjizat? Karena, mereka ingin agar dunia melihat penegasan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat pada masa permulaan gereja ini. Sepanjang Kisah Para Rasul, tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dibuktikan di hadapan dunia bahwa pesan mereka tentang Yesus sebagai Mesias yang dibangkitkan adalah benar. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | For The Church |
Alamat URL | : | http://ftc.co/resource-library/blog-entries/a-praying-church |
Judul asli artikel | : | A Praying Church |
Penulis artikel | : | Adam McClendon |
Tanggal akses | : | 12 Januari 2017 |