Kuasa Puasa?

Hari- hari ini banyak kesalahapahaman mengenai puasa. Beberapa orang berpikir hal itu berkaitan dengan diet dan tubuh. Pemikiran yang lain bahwa itu bertujuan untuk mempengaruhi Allah dengan intensitas kerinduan mereka. Yang lain berharap penyangkalan diri akan mempercepat jawaban Allah. Semuanya itu tidaklah benar.

Puasa adalah pekerjaan rohani di mana kita secara sementara menyingkirkan berbagai gangguan sehingga kita dapat memberi perhatian penuh kepada Bapa Sorgawi kita. Itu merupakan waktu persiapan rohani melalui pengecualian dari gangguan di bumi. Ketika kita berpuasa, hal-hal lain mulai kehilangan rasa pentingnya; sebagai penggantinya adalah kesadaran yang tinggi akan hadirat Allah dan prioritas-Nya untuk kehidupan kita. Tujuan kita digantikan oleh (tujuan)-Nya sebagaimana kita terhubung dengan-Nya dalam keintiman yang dalam dan menerima semua yang harus disampaikan-Nya kepada kita. Itu dapat menjadi salah satu pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan kekristenan.

Puasa dapat dilakukan dengan beberapa cara: tidak makan, mengurangi aktivitas, atau tidak tidur untuk mencari Dia. Anda juga dapat mengesampingkan keintiman hubungan seksual antara suami dan istri untuk beberapa waktu. Maksudnya agar selalu berada dalam hadirat Tuhan tanpa gangguan sehingga suara-Nya dapat terdengar.

Apakah Anda menghindari puasa karena hal itu tampak terlalu sulit, atau terlalu membingungkan? Sebaliknya, pikirkan sukacita yang akan Anda alami dari persekutuan mendalam dengan Allah Anda yang penuh kasih, dan melangkahlah dengan iman. Memberikan perhatian Anda tanpa halangan kepada Tuhan dalam waktu tertentu merupakan salah satu hal yang bijak yang dapat Anda lakukan. (t/Rode)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Jesus.org
URL : http://www.jesus.org/following-jesus/discipleship/the-power-of-fasting.html
Judul asli artikel : The Power of Fasting?
Penulis artikel : Charles Stanley
Tanggal akses : 12 September 2017

Komentar