Saat Susah untuk Berdoa, Berdoalah dengan Susah Payah!

Yesus mengatakan sebuah perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Lukas 18:1)

Unsur doa manakah yang paling menyulitkan Anda? Mengucap syukur? Alkitab menetapkan bahwa kalau kita harus "mengucap syukur dalam segala hal", itu merupakan kehendak Bapa. Tuhan memerintahkan kita untuk mengucap syukur.

Pasti, Tuhan tidak menghendaki kepalsuan dari mereka yang keadaannya tidak mencerminkan rasa syukur. Maksudnya, mereka mengucap syukur hanya di bibir dan tidak tercermin dalam cara hidup mereka. Tuhan tidak menghendaki kepalsuan. Namun demikian, saya merasa tidak seorang pun yang ingin bertukar tempat atau bertukar keadaan dengan orang-orang yang berkata demikian: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Rasul Paulus mengalami penderitaan dengan cara yang bagi sebagian besar kita tidak pernah terbayangkan.

Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali 40 kurang 1 pukulan, 3 kali aku didera, 1 kali aku dilempari dengan batu, 3 kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku, aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan, dan tanpa pakaian.

Jika Rasul Paulus bisa berkata, "Bersukacitalah senantiasa; berdoa senantiasa; mengucap syukurlah dalam segala perkara...", kita juga bisa mengucap syukur dalam keadaan apa pun.

Anda mungkin seorang yang penuh rasa syukur, tetapi sulit bersikap jujur kepada Tuhan saat tiba pada kalimat pengakuan. Kita semua mengetahui bahwa kita masih bisa menjadi lebih baik, tetapi beberapa orang tetap bergeming bahwa mereka harus mengusahakan kasih Allah. Begitu kita percaya bahwa kita harus berusaha mendapatkan kasih Allah, kita akan sukar bersikap jujur kepada-Nya tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam hidup kita. Alih-alih mengakui dosa, kita berusaha mencari pembenaran terhadap dosa. Lagipula, Tuhan tidak mengampuni alasan-alasan; Tuhan mengampuni dosa. Membuat alasan-alasan hanya membuat kita tetap terperangkap di dalam dosa dan kesalahan.

Beberapa orang dikenal ahli mengingkari ketika yang dibutuhkan adalah pengakuan. Contoh sederhana pengingkaran yang dilakukan oleh banyak orang-orang Kristen adalah kalimat: "Saya tidak marah. Saya hanya terluka." Ini terjadi karena orang-orang ini percaya bahwa marah adalah sesuatu yang salah, tetapi tidak ada salahnya untuk merasa terluka. Kemarahan tidak selalu berarti dosa. Berbohong selalu dikaitkan dengan dosa. Tuhan mengetahui kapan saatnya kita benar-benar marah. Kita tidak bisa membodohi Tuhan dan kita harus berhenti membodohi diri kita sendiri. Kita perlu mengakui perasaan kita dengan jujur dan mencari penyelesaian.

Walaupun Tuhan sudah mengetahui setiap detail kehidupan kita, kita masih perlu menjelaskan pengakuan dosa secara spesifik, bukannya menggunakan pengakuan-pengakuan umum yang membuat kita menghindari pertobatan sesungguhnya. Jauh sangat mudah bagi kita untuk mengakhiri hari dengan mempersembahkan "selimut" pengakuan, "... Ampuni kami terhadap begitu banyak dosa-dosa kami." Mungkin kedengarannya rendah hati, tetapi ini sebuah alasan yang sangat umum.

Saya dengar orang berkata, "Kita semua berdosa ratusan kali dalam sehari." Benarkah? Saya tahu ada dosa-dosa yang tidak disengaja dan dengan sengaja dilakukan. Saya tahu bahwa kita dapat memanjakan pikiran yang berdosa dan menyambut sikap serta keinginan yang berdosa, sebagaimana melakukan dosa melalui perkataan. Namun, saya curiga kalau pengakuan yang demikian hanya akan mengurangi ketakutan terhadap dosa kita daripada menghasilkan kepuasan yang kita bisa bayangkan mengenai anugerah Allah. Dan, saat kita berbicara mengenai diri sendiri, kita seolah-olah ingin supaya Tuhan melihat kita dalam perbandingan dengan para pendosa lain secara lebih luas. Sepertinya kita mengharap Tuhan akan membuat kurva penilaian dan mempertimbangkan lagi beberapa dosa-dosa kita, yang setelah ditimbang-timbang, dosa kita tidaklah separah pendosa-pendosa lainnya. Kita harus membandingkan diri kita dengan Yesus jika ingin melihat seluruh kebenaran tentang diri kita sendiri. Tuhan tidak membuat kurva penilaian. Yesuslah standarnya. Yesuslah satu-satunya harapan kita.

Kapan saat terakhir Anda berlutut di dalam doa dan meminta Tuhan menunjukkan di bagian mana Anda telah mendukakan Tuhan secara pribadi? Doa dimulai dari sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan. Saat kita menyatu dengan pemazmur dalam memohon Roh Allah, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" Dia menjawab doa kita. Dia akan menunjukkan kepada kita bagian-bagian tertentu yang bermasalah tempat kita tidak saja memerlukan pengampunan-Nya; bahkan, kita perlu memohon pengampunan bagi orang lain.

Tujuan pengakuan kita bukanlah untuk menarik Tuhan agar berpihak kepada kita lagi. Tuhan memang bagi kita. Namun, kita perlu jujur mengenai apa yang terjadi dalam hidup kita sehingga kita bisa menerima anugerah Tuhan dengan iman. Mengenali kenyataan dari kegagalan-kegagalan kita dan mengetahui bahwa kita sudah diampuni akan menghasilkan ucapan syukur yang lebih dalam kepada Tuhan dan kesabaran yang lebih terhadap yang lainnya.

Saat kita mengenal Tuhan lebih baik, kita akan mengagumi-Nya lebih dan lebih lagi. Saat kita mulai berjalan dengan Tuhan. Kita harus memusatkan perhatian kita pada pribadi Yesus Kristus yang diungkapkan dalam Alkitab. "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah ...""Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan ..." Yesus berkata, "... Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa."

Mungkin akan membantu dengan memusatkan perhatian pada arti bermacam-macam nama Tuhan yang kita temukan di Alkitab. Saat belajar memuja Tuhan, saya telah memakai teknik sederhana dengan menyusun karakter Allah secara alfabet dan menaikkan pujian. "God is Almighty" (Tuhan Maha Besar), "Benevolent" (sangat baik), "Compassionate" (penuh belas kasihan), "Deliverer" (pembebas), "Eternal" (kekal), "Faithful" (setia), "Gracious" (penuh anugerah), "Holy" (kudus), "Interested" (tertarik), "Justly" (adil), "King of kings" (Raja di atas segala raja), "Lord of lords" (Tuan di atas segala tuan), "Majestic" (penuh kemuliaan).... Jangan khawatir jika Anda menemui kesulitan saat tiba pada huruf X atau Z. Tujuannya adalah penyembahan bukan menyelesaikan teka-teki silang.

Pakailah pola atau cara yang paling cocok bagi Anda dan gunakanlah secara berkala untuk memeriksa kehidupan kerohanian Anda. Jangan biarkan rumusan itu menjadi pengganti keintiman hubungan Anda dengan Tuhan. Jika Anda mengikuti sebuah pola doa tertentu, ingatlah bahwa doa tidak seharusnya menjadi beban/kerja keras. Persamaan doa, rumusan-rumusan, dan cara-cara doa ditujukan untuk membantu kita agar hubungan dengan Bapa di surga semakin dalam. Demi kesehatan rohani, Anda harus mengetahui caranya memeriksa kehidupan rohani.

Mengetahui cara berdoa dan berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan itu penting. Tujuan doa bukannya membuat Tuhan melakukan kehendak kita, tetapi bagi kita agar bisa sejalan dengan kehendak Bapa. Tujuan berdoa bukan untuk mendekat kepada Tuhan, bukan membuat pidato, tetapi lebih pada memiliki komunikasi yang akrab dengan-Nya.

Doa merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memperdalam hubungan kita dengan Allah yang hidup. Allah yang menciptakan segalanya, Allah yang memerintah alam semesta, Allah yang akan menghakimi mereka yang hidup dan mati, Allah ini mengasihi kita dan mau agar kita mengenal-Nya, mengasihi-Nya, melayani-Nya, dan mendekat kepada-Nya. Doa mutlak sangat penting dan dahsyat.

Apa yang harus dikerjakan jika Anda memeriksa kehidupan doa dan Anda tidak menemukan tanda-tanda kehidupan? Berteriaklah kepada Tuhan! Dia mengasihimu. Mintalah agar Dia mengampuni dosa-dosa Anda dan memberikan suatu permulaan yang baru. Undanglah Dia untuk menjadi penguasa dalam hati dan hidup Anda. Inginkah Anda disembuhkan? Inginkah Anda hidup baru? Sudah siapkah Anda?

Diambil dari:

Judul buku : Rancangan-Nya Sempurna
Judul buku asli : Embracing His Will
Judul artikel : Saat Susah untuk Berdoa, Berdoalah dengan SusahPayah!
Penulis : Jim Wood
Penerjemah : Ida Tjempaka Juwono
Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman : 35 -- 40

Komentar