Para Pendoa Syafaat 2
Berikut ini adalah tanda dari orang-orang yang memiliki karunia doa syafaat.
Berikut ini adalah tanda dari orang-orang yang memiliki karunia doa syafaat.
Edisi Maret 2012, Vol.04 No.51
Shalom,
Dalam edisi 50, kita telah menyimak mengenai karunia-karunia rohani yang dianugerahkan oleh Roh kepada manusia. Dalam edisi kali ini, kami rindu membawa Anda untuk semakin mendalami hal-hal yang perlu diketahui mengenai kegiatan doa syafaat. Selamat membaca dan menemukan hikmat yang akan membuat kita semakin rindu untuk menjadi pahlawan-pahlawan doa yang tangguh. Tuhan Yesus memberkati!
Redaksi Tamu e-Doa,
Yosua Setyo Yudo
Uilfredo Pareto, ekonom Italia, mendapatkan suatu penemuan yang mengherankan sehubungan dengan kecenderungan pada abad ini. Ia mendapatkan bahwa apa pun sistem perpajakan yang dipakai oleh suatu negara, sekitar 20 persen orang memegang kendali atas 80 persen uang yang beredar. Kemudian, "Prinsip Pareto" ini pun dicoba diterapkan dalam berbagai hal, contohnya:
Shalom,
Doa syafaat adalah jenis doa yang tidak egois, karena doa ini memusatkan berdoa untuk orang lain. Tapi apakah kemampuan untuk berdoa syafaat adalah sebuah karunia? Ataukah setiap orang percaya memang terpanggil untuk menjadi pendoa syafaat? Temukan jawabannya dengan membaca artikel doa di edisi ini dan di edisi yang mendatang. Kiranya artikel yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi Anda. Tuhan Yesus memberkati!
Redaksi Tamu e-Doa,
Yosua Setyo Yudo
Saat merayakan Paskah, kita mengingat bagaimana penderitaan Tuhan di kayu salib untuk umat manusia yang berdosa. Bagi banyak orang, penyaliban dan kebangkitan Kristus adalah sesuatu yang begitu sering didengar di gereja sehingga sudah menjadi hal yang biasa. Padahal ini merupakan peristiwa luar biasa yang menjadi pusat pemberitaan Kabar Baik dalam misi. Mari kita renungkan lagi apa yang terjadi di bukit Golgota.
Artikel berikut ini diambil dari bahan yang ditulis oleh Rev. Keith Garner di situs Wesley Mission. Di dalamnya Anda akan mendapatkan serangkaian pesan melalui pengungkapan tokoh-tokoh yang mendominasi kisah Paskah. Kerumunan massa, Pilatus, Yudas, Petrus, Maria, seorang komandan prajurit Romawi, dan Yesus Kristus. Nah, mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari keadaan tokoh-tokoh ini.
"Dan percayalah dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9b)
Jemaat Tuhan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus bukan saja pada hari yang kita sebut hari Paskah. Alasan ibadah raya diadakan pada hari Minggu adalah karena kita percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus. Yesus bangkit pada hari pertama. Jadi sesungguhnya, kebangkitan-Nya juga kita rayakan pada setiap ibadah raya di hari pertama setiap pekan, yaitu hari Minggu.
Yesus disalibkan dan dibangkitkan dari maut pada hari ketiga. Sulit dipercaya? Memang begitulah kenyataannya. Mayat Yesus yang dijaga oleh tentara Romawi dapat berjalan, berbicara, dan makan dengan murid-murid-Nya.
Kejadian ini terjadi dua ribu tahun yang lalu. Walaupun demikian, orang-orang yang hidup pada masa kini masih dapat merasakan hadirat-Nya. Bukankah Anda merasakan hadirat-Nya saat Anda menyembah-Nya?
Ketika seseorang mengenal Yesus dengan benar, maka hidupnya pasti akan terus-menerus berubah dan menjadi Kristen sejati. Artinya kalau dulunya hanya Kristen biasa-biasa saja, setelah mengalami kuasa kebangkitan Yesus, maka hidupnya menjadi luar biasa. Mengapa demikian? Jawabannya adalah "karena kuasa kebangkitan yang hebat itu telah mengerjakan sesuatu yang ajaib dalam dirinya" (Efesus 1:19). Kuasa itu sungguh hebat sehubungan dengan kuasa kebangkitan ini, maka minimal ada empat ciri gaya hidup orang yang telah mengalami kuasa kebangkitan.
Kebangkitan Kristus erat hubungannya dengan orang percaya, baik di dunia maupun di dalam kekekalan, bahkan kepercayaan dan pemberitaan iman Kristen sangat bergantung pada kebangkitan Kristus. Dengan demikian, kebangkitan Kristus tidak boleh hanya berupa ajaran saja, tetapi harus suatu fakta, suatu realitas, dan suatu sejarah. Apabila Kristus tidak bangkit dari kematian, maka pemberitaan iman Kristen tidak punya makna apa pun. Paulus menegaskan, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Korintus 15:14).