Mengapa Kita Berdoa Agar Kita Tidak Menjadi Orang Jahat?
Pertanyaan:
Mengapa kita memohon kepada Allah untuk menolong kita agar kita tidak menjadi orang jahat?
Selamat datang di situs e-Doa, ruang online yang terbuka bagi siapa pun yang rindu bertumbuh dalam kehidupan doa. Di sini Anda dapat menjelajahi artikel, renungan, kesaksian, tokoh, dan bahan inspiratif lainnya yang dirancang untuk memperkaya perjalanan iman, memperkuat relasi dengan Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama di mana pun Anda berada.
Kumpulan artikel rohani yang memperdalam kehidupan doa.
Bacaan renungan yang menguatkan kehidupan iman.
Kisah nyata tentang Allah yang bekerja dalam hidup orang percaya.
Tulisan dan opini seputar kehidupan doa dan kerohanian.
Profil tokoh-tokoh inspiratif dalam pelayanan doa.
Ilustrasi yang menolong menjelaskan makna doa dengan sederhana.
Pertanyaan:
Mengapa kita memohon kepada Allah untuk menolong kita agar kita tidak menjadi orang jahat?
Sebagai murid-murid Yesus, haruskah kita secara teratur berdoa bagi bangsa kita? Dalam 1 Timotius 2:1-4, Rasul Paulus menganjurkan doa bersama di gereja bagi para pemimpin negara.
Doa bersifat pribadi. Yesus mengatakan kepada kita untuk "tutuplah pintunya, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi" (Mat. 6:6, AYT). Akan tetapi, doa juga bersifat komunal. Mazmur, misalnya, adalah himne dan panduan doa bagi umat Allah yang berkumpul. Jadi, bagaimana seharusnya kita memikirkan tentang doa bersama, dan mengapa itu penting?
Pada saat Yesus selesai berdoa, murid-murid-Nya berkata kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." (
Biasanya pendoa-pendoa syafaat sering dilupakan oleh orang dalam suatu kegiatan kerohanian, karena perannya dibelakang layar dan sering tugas yang satu ini dilupakan orang, padahal pendoa syafaat memegang andil besar dalam keberhasilan suatu kegerakan atau misi yang akan dijalankan, misalkan dalam suatu penginjilan daerah baru, pendoa syafaat diumpamakan dalam medan perang adalah spion-spion yang diterjunkan ke daerah musuh untuk lebih dahulu menguasai permedanan lawannya, dia menguasai dan menyerang daerah lawan, berada di tengah-tengah musuh, penghubung dengan Panglimanya untuk menguasai daerah musuh dan sekaligus menjadi pendamai.