Bersukacita, Berdoa, dan Mengucap Syukur (1 Tesalonika 5:16-18)

Kita dianjurkan untuk selalu bersukacita. Dapatkah itu menjadi kenyataan? Ya, apabila Yesus Kristus tinggal di dalam hati kita dan mengusai seluruh hidup kita. Kehadiran Kristus memberi kita sukacita Tuhan.

Orang-orang Kristen di Tesalonika "memikirkan Tuhan mereka lebih daripada memikirkan kesukaran-kesukaran mereka; memikirkan kekayaan rohani mereka di dalam Kristus lebih daripada memikirkan kemiskinan mereka di dunia; memikirkan kemuliaan mereka yang akan datang apabila Tuhan mereka datang kembali lebih daripada memikirkan keadaan masa lalu mereka yang tidak bahagia" (Leon Morris).

"Tetaplah berdoa." Jika kita selalu bersukacita, lebih mudahlah bagi kita untuk tetap berdoa. Dengan Kristus yang tinggal di dalam hati kita, setiap saat akan ada suatu persekutuan dengan Dia. Kita yang mengasihi Tuhan kita dapat berada dalam sikap doa setiap saat. Selalu ada waktu untuk dapat berbicara dengan Tuhan yang kita kasihi.

Kehidupan Kristen merupakan ketergantungan terus-menerus kepada Allah. Kita dapat memanjatkan doa kita kepada Allah setiap saat dan dalam segala keadaan.

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu!" Orang duniawi mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin dan memang itu tidak mungkin bagi dia. Akan tetapi, apabila seseorang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus dan dipenuhi dengan Roh Kudus-Nya, maka seluruh kehidupannya telah diubahkan. Pencobaan dan kesangsaraan akan datang, tetapi kita tahu bahwa Allah menguasai dan mengerjakan kehendak-Nya di dalam hidup kita. Kehendak Allah itu sempurna, apa yang Ia izinkan kita alami, Ia akan mengaruniakan anugerah untuk memikulnya dengan ucapan syukur. Mungkin kita tidak dapat mengucap syukur kepada Allah dalam segala hal, namun kita dapat bersyukur kepada Dia langsung dalam segala hal yang diizinkan Allah kita alami karena Kristus Yesus hidup di dalam hati, maka kita dimungkinkan untuk hidup menurut kehendak Allah.

Komentar