Selamat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
https://natal.sabda.org
"Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" - Kejadian 18:17
Apakah Anda seorang negosiator yang ulung? Tawar-menawar dalam penjualan barang bekas, menyelesaikan perselisihan perburuhan, atau memenangkan negosiasi kontrak? Angkat topi untuk Anda jika Anda berbakat dalam hal itu, karena itu adalah salah satu bentuk seni, yang dalam hal ini tidak saya miliki. Tetapi, ada seorang pria di Alkitab yang merupakan seorang negosiator ulung dalam doa, dan namanya adalah Abraham. Selain menjadi bapa dari iman kita, ia adalah seorang diplomat besar dan juru damai.
Allah sendiri yang mengundang Abraham untuk ikut di dalam meja perundingan. Tuhan telah memperhatikan kejahatan luar biasa dari Sodom dan Gomora, dan siap untuk menghukum kedua kota itu. Tetapi, sebelum Ia melakukannya, Allah berkata, "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?" (Kejadian 18:17)
Apa yang membuat Allah mengira Abraham akan memberikan persetujuan bahwa penghakiman ini adalah layak dan siap untuk dijatuhkan? Bahkan, apakah Abraham akan memuji keputusan Allah daripada ingin untuk mengubahnya? Tentu saja, demi satu hal, Lot, keponakan Abraham tinggal di salah satu kota, yaitu Sodom. Tentu saja Abraham ingin agar Lot dan keluarganya dilindungi dan dibebaskan dari murka yang berapi-api.
Abraham bisa saja meminta keselamatan untuk keponakannya, tetapi ia tidak pernah menyebutkannya kepada Tuhan. Sebaliknya, hatinya yang penuh kasih sayang berteriak untuk SIAPAPUN yang benar di kota itu dan siapa yang akan binasa bersama dengan orang fasik. Negosiasi dalam doa syafaat Abraham untuk Sodom dan Gomora memenuhi syarat sebagai salah satu doa agung dalam Alkitab. Hal ini tidak biasa, karena sifatnya yang interaktif dan kita bisa mendengar percakapan 2 arah antara Abraham dengan Allah. Hal ini layak untuk kita pelajari dan tiru.
Mengenal Karakter Allah
Untuk memulai, Abraham memohon kepada Tuhan dengan mengakui bahwa ia adalah Allah yang adil. Ia mengatakan, "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama dengan orang fasik?" (Ayat 23) Ini adalah pelajaran pertama kita jika kita juga bercita-cita untuk melakukan negosiasi dengan Tuhan. Abraham tahu Allah seperti apa yang dilayaninya. Apakah Anda juga mengenal Allah dengan cara ini? Semakin banyak kita memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan, semakin kita mengenal kualitas, karakter dan sifat dari Allah.
Ketika kita berdoa syafaat untuk diri kita sendiri, keluarga kita atau bangsa kita, kita juga harus mendapatkan perhatian Tuhan dengan menyatakan semua yang kita ketahui tentang Dia untuk menjadi kenyataan. Pernyataan kita memiliki keuntungan besar. Seluruh surga mendengar dan setuju dengan kita, sementara kerajaan kegelapan gemetar dalam ketakutan bahwa mereka akan kalah dalam pertempuran.
Kita harus meminta kemurahan Tuhan, kesabaran-Nya, kasih setia-Nya, kebesaran-Nya, kesetiaan-Nya, dll. Kita bisa terus menerus melakukannya. Sewaktu kita melakukannya, Allah dihormati karena posisi-Nya, dan tingkat iman kita sendiri dinaikkan, hingga kita mulai mengharapkan tidak kurang dari yang terbaik dari Allah untuk situasi kita. Raja segala raja dan Tuhan segala tuan ini mampu melakukan "lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan." (Efesus 3:20)
Terus Menekan
Strategi kedua Abraham adalah untuk terus menekan. Dia mulai meminta Tuhan untuk menyelamatkan kota itu jika sedikitnya terdapat lima puluh orang benar yang ditemukan. Ya, Tuhan setuju, "Jika Aku menemukan lima puluh orang benar dalam kota itu, Aku akan mengampuni seluruh kota demi mereka." (Ayat 26)
Tetapi Abraham tidak berhenti di situ. Bagaimana dengan empat puluh lima? Empat puluh? Tiga puluh? Dua puluh? Dan akhirnya - sepuluh. Tuhan menjawab, "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (Ayat 32) Pertukaran dialog ini menunjukkan banyak tentang hati Abraham seperti yang halnya hati Tuhan. Sejauh mana kita akan menekan Allah untuk sesuatu yang juga mengungkapkan hati kita sendiri. Seberapa besar yang kita inginkan? Seberapa besar kita ingin kehendak Tuhan terjadi di atas bumi?
Ingatlah, bahwa kenyataannya adalah bahwa Allah ingin Abraham untuk bernegosiasi untuk kota tersebut. Ia mendorong pembelaan Abraham dengan mengungkapkan kepadanya apa yang akan ia lakukan tanpa mereka. Demikian juga, jika Anda pernah merasakan "terbeban" untuk berdoa bagi seseorang atau sesuatu, Allah mendorong ANDA untuk bernegosiasi dengan dia.
Kita sering berpikir bahwa ketika kita berjuang mati-matian dalam doa, kita berjuang melawan Tuhan agar Ia berbelas kasihan dan mengabulkan permohonan kita. Itu tidak tepat. Tuhan mengirimkan beban sehingga kita akan berjuang dalam penekanan bahwa kerajaan-Nya datang, dan kehendak-Nya akan dilakukan di bumi seperti halnya di sorga. Allah meminta doa kita, mendengar doa kita, dan kemudian menjawab doa kita. Itu adalah kesenangan bagi Allah untuk melakukannya.
Berdirilah di Antara Celah
Abraham rela dipakai Tuhan untuk mencegah penghakiman atas kota di masanya. Kemudian dalam sejarah Israel, Tuhan sekali lagi mencari satu seperti orang seperti bapa Abraham tetapi pencarian-Nya berakhir sia-sia.
"Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya."
Kalimat yang menyedihkan, "tetapi Aku tidak menemukannya."
Apakah Tuhan sekali lagi mencari beberapa negosiator hebat dalam sejarah saat ini? Bayangkan seberapa tepat penghakiman yang layak dilakukan saat ini bagi banyak kota di seluruh dunia. Pantas, ya, tapi apakah hal itu yang benar-benar ingin dilakukan Tuhan? Sebelum ia mencurahkan murka-Nya, bagaimana jika Ia memutuskan untuk memberitahu ANDA? Apakah Anda akan menanggapi seperti Abraham dan mulai bernegosiasi? Apakah Anda mau memberitakan keadilan Tuhan dan memohon rahmat-Nya? Apakah Anda akan menekan sampai Anda telah mendapatkan jawabannya?
Benarkah? Mungkin kita memiliki beberapa negosiator hebat di antara kita!
(t/ N. Risanti)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Hannah's Cupboard
URL: http://hannahscupboard.com/abraham-prayer.html
Judul asli artikel: Great Prayers of the Bible - Abraham
enulis artikel: Barbara Lardinais