Kunjungi Situs Natal
https://natal.sabda.org
"Aku berseru dari kedalaman dunia orang mati, Engkau mendengar suaraku."
Cerita tentang Yunus dan ikan besar (kita tidak tahu apakah itu seekor Paus) selalu saja menjadi bacaan yang luar biasa populer, terutama bagi anak-anak. Hal itu mudah dimengerti karena cerita Yunus memiliki semua elemen dari drama yang hebat. Pemberontakan, badai di laut, ditelan hidup-hidup oleh sebuah ikan besar, keberlangsungan hidup, urusan yang beresiko di tanah asing, yang tentu saja akan berhasil seperti sebuah buku petualangan komik modern saat ini. Hubungkan hal tersebut dengan fakta bahwa keseluruhan cerita dikemas dalam empat pasal yang padat sehingga Anda dapat melihat mengapa cerita tersebut selalu memiliki pesona universal.
Karena cerita ini begitu dikemas dengan aksi-aksi maka akan mudah untuk melihat lebih dalam fakta bahwa di dalam Kitab Yunus dikandung salah satu doa-doa agung dalam Alkitab. Terselip dalam pasal dua, sebuah doa mendalam yang dilakukan Yunus dari dalam perut ikan. Ini merupakan doa pengakuan akan kedaulatan Tuhan, sebuah kepasrahan akhir pada kehendak Tuhan, serta sebuah doa dari pernyataan iman. Mari kita ulas secara singkat mengapa Yunus berada dalam keadaan sulit ini pada tempat pertama.
Yunus merupakan seorang nabi yang hidup pada masa ketika Israel beberapa kali diusik oleh bangsa Asyria yang merupakan pemuja berhala, serta musuh lama dari Bangsa Israel. Allah memerintahkan Yunus untuk pergi ke Ibu Kota Asyria, Niniwe, dan berkhotbah menentang kejahatan mereka dan memanggil mereka untuk bertobat. Kenyataan bahwa Allah ingin menawarkan penduduk Niniwe sebuah kesempatan untuk bertobat, membuat Yunus marah. Ia tidak menginginkan pengampunan apa pun diberikan kepada musuh yang dibencinya. Jadi, ia pergi menaiki sebuah kapal menuju ke arah yang berlawanan, dengan maksud untuk menghilang dari hadapan Tuhan dan berharap agar dapat menjauh dari terlibat pada rencana Tuhan. Namun itu tidak berhasil.
Yunus di Kedalaman
Ketika berada di laut, Allah menyebabkan badai yang hebat sehingga menyebabkan awak kapal membuang undi untuk melihat siapa yang bertanggung jawab pada apa yang mereka anggap sebagai sebuah bencana yang berasal dari yang kuasa. Undi jatuh kepada Yunus dan ia mengakui bahwa ialah yang bersalah, dan menyuruh mereka untuk membuangnya ke laut sehingga laut akan menjadi tenang kembali. Mungkin tampak aneh bahwa Yunus mengusulkan hal semacam ini. Di satu sisi, Anda dapat melihat bahwa benar ia sungguh-sungguh tidak mau menuruti kehendak Tuhan padanya, sehingga ia lebih baik mati daripada melakukannya. Itulah pemberontakannya. Atau mungkin ia merasa tenggelam adalah hal yang patut ia dapatkan setelah ketidaktaatannya secara terang-terangan. Yunus adalah sejenis pria yang melankolis. Apa pun alasannya: "Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk." (Yunus 1:15)
Alkitab mengatakan: "Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya." (Yunus 1:17). Di dalam penderitaan inilah Yunus mengucapkan doa agungnya. Perhatikan bahwa Allah lah yang menyiapkan ikan besar itu dan dalam hal ini, Ia memperlihatkan kedaulatannya, serta belas kasih-Nya. Ia tidak membiarkan Yunus tenggelam karena Ia masih memiliki sebuah rencana pada hidupnya, dan Ia masih memiliki sebuah rencana bagi Niniwe.
Inilah isi dari doanya: "katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus. Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku. Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus."
Sebagian bercerita tentang apa yang terjadi padanya, dan sebagian lagi doa kepada Tuhan. Kita dapat merasakan suatu jalinan emosional sepekat dasar laut. Saya rasa ketika Yunus dibuang dari kapal ia sungguh-sungguh berharap untuk mati. Ia nampaknya berubah pikiran dan pada saat yang sama sebuah harapan muncul dari dalam dirinya karena ia berkata,"Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus.". Sesuatu dari dalam dirinya masih percaya, walaupun ia juga merasa bahwa ia telah dibuang dari pandangan Allah, jauh dari keinginan Tuhan.
Ia pasti telah merasa benar-benar dekat dengan kematian karena ia berkata, " Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya." Dan kemudian, dalam beberapa saat ia mengetahui bahwa Allah membawa hidupnya kembali dari dasar jurang. Saat terbaiknya adalah saat ia mengatakan bahwa ketika jiwanya letih lesu di dalamnya, ia mengingat Tuhan. Itu merupakan saat kepasrahan dari kehendaknya. Ia tidak akan kembali berbalik dan melarikan diri, ia tidak akan kembali melawan rencana Allah. Ia tidak akan memberontak kembali.
Akhirnya, Menyerah
Yunus sekarang siap untuk bekerja sama dengan Allah seperti yang ia nyatakan dalam ayat 9: "Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!". Setelah sekitar 72 jam berada di dalam perut ikan, ia bersumpah bahwa ia mulai dari sekarang akan melakukan apa pun yang Tuhan inginkan untuk ia lakukan. Itulah yang Tuhan nantikan. Ayat selanjutnya berkata kepada kita, "Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat." Ketika Allah mengatakan untuk kedua kalinya agar ia pergi ke Niniwe, Yunus pun pergi dan berkhotbah mengenai pesan Allah di kota besar itu.
Kitab Yunus adalah cerita tentang kedaulatan Allah. Kedaulatan berarti bahwa Allah pada akhirnya yang berkuasa, yah, atas segalanya. Sejarah, raja-raja dan pemerintah-pemerintah, lautan, daratan, cuaca, nasib atas kota-kota besar, jalan hidup seorang manusia. Kitab ini adalah juga cerita tentang belas kasih Allah. Mungkin Yunus tidak menginginkan Niniwe untuk bertobat, namun Tuhan sebaliknya. Ia ingin menunjukkan pengampunan-Nya kepada mereka walau pun kenyataannya mereka adalah penyembah berhala yang tidak menyembah-Nya atau mengikuti jalan-Nya.
Oke, mungkin Anda berkata, tapi apa yang membuat doa Yunus menjadi agung? Doa Yunus agung karena pada akhirnya ia menyerah. Cerita dimulai dengan hati yang dikeraskan dan seorang pria pemberontak, yang akhirnya menundukkan kehendaknya pada kedaulatan Allah dan menjadi taat. Yesus mengatakan cerita yang sama dalam Matius 21:28-32 di dalam Perjanjian Baru. Seorang ayah memiliki dua orang anak laki-laki dan ia mengatakan kepada masing-masing dari mereka untuk bekerja di kebun anggurnya. Anak yang pertama berkata, "Aku tidak mau.". Namun, ia kemudian menyesali keputusannya dan berangkat ke kebun untuk mengerjakannya. Anak yang kedua mengatakan bahwa ia akan pergi, namun akhirnya ia tidak jadi pergi. Yesus menanyakan, mana di antara dua orang itu yang melakukan kehendak bapanya, Jawabannya, tentu saja, anak pertama yang pada awalnya menolak.
Allah tidak menolak Yunus karena ketidaktaatannya, kenyataannya, Ia secara sabar mengikutinya dan melindunginya, hingga akhirnya ia memiliki perubahan hati. Ini merupakan kabar baik buat Anda jika Anda sedang berada dalam pemberontakan atau ketidaktaatan. Allah akan memberi Anda kesempatan lain. Mungkin Anda sedang berada dalam keadaan kacau saat ini karena pilihan-pilihan Anda sendiri, mungkin Anda sedang menuai apa yang telah Anda tabur. Karena itu semua Anda mungkin merasa bahwa Anda tidak dapat mengharap banyak pertolongan dari Allah, atau bahwa tidak ada jalan untuk kembali pada rencana Allah bagi hidup Anda. Doa ini seharusnya dapat menghibur Anda untuk memehami bahwa Allah tetap berdaulat dan Ia tetap berada dalam pengampunan dan usaha pemulihan.
Jika ini terjadi pada Anda, penyerahan diri adalah kuncinya. Akhirnya, sekali dan untuk selamanya, serahkan seluruh diri Anda pada kehendak Allah dan berikan penentuan bahwa Anda akan taat mulai dari sekarang, untuk apa pun yang Ia perintahkan untuk Anda lakukan. Lalu lihatlah apa yang terjadi. Anda mungkin akan memiliki kisah "Ikan Besar" Anda sendiri suatu hari nanti. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | hannahscupboard.com |
Alamat situs | : | http://hannahscupboard.com/jonah-prayer.html |
Judul asli artikel | : | Great Prayers of the Bible: Jonah - Out of the Depths |
Penulis | : | Barbara Lardinais |
Tanggal akses | : | 17 April 2013 |