Merayakan 30 tahun
melayani bersama
Saul telah diurapi menjadi raja Israel dan ia mula-mula melakukan tugasnya dengan baik. Ia memiliki sifat-sifat agung dan ia kelihatannya benar-benar rendah hati. Ia memenangkan banyak peperangan bagi Israel. Anaknya, Yonathan, merupakan salah satu karakter yang paling baik dalam Alkitab. Tetapi kemudian Saul menjadi sombong, iri hati dan tidak taat kepada perintah Tuhan dan Samuel. Akhirnya setelah gagal dalam dua ujian, ia ditolak oleh Allah. Ia dan Yonathan mati di medan pertempuran. Bahkan sebelum Saul mati, Allah menyuruh Samuel untuk mengurapi Daud menjadi raja Israel. Saul adalah seorang yang mementingkan diri sendiri dan ia menghancurkan dirinya sendiri.
Samuel sudah mati dan "Saul bertanya kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantauan para nabi" (1 Samuel 28:6). Saul berdoa untuk meminta pertolongan Allah untuk mengalahkan orang Filistin seperti yang telah dilakukannya sebelumnya, tetapi Allah tetap tidak mau memberikan jawaban. Jadi ia mencari seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah, seorang medium yang dapat berbicara dengan arwah orang yang sudah mati. Sebelumnya Saul telah mengusir sebagian besar orang-orang yang menjadi medium ini dari Israel, tetapi sekarang setelah ia ditinggalkan oleh Allah, ia menyerahkan dirinya kepada Iblis.
Daud yang meratapi kematian Saul dan Yonathan dengan berkata: "Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan" (2 Samuel 1:19). Apakah kita akan berjiwa besar seperti Daud? Dengan cara bagaimana para pahlawan itu gugur? Karena ketidaktaatan!